Identitas BukuÂ
Judul             : TelegramÂ
Jenis              : novel fiksi
Penulis           : Putu Wijaya
Penerbit          : BASABASI
Tahun terbit      : 2018
Cetakan           : ke-1
Jumlah halaman  : 192 halaman                        Â
Muda ini, perkembangan zaman yang kian pesat bukanlah suatu hal yang baru mengiringi peradaban manusia. Tak hanya berdampak pada teknologi dan sistem-sistem yang semakin canggih, tentunya kini permasalahan-permasalahan yang timbul di tengah masyarakat kian kompleks dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah dalam aspek pola pikir manusia atau masyarakat. Banyak dari kita yang tentunya pernah berpikir akan bagaimana kita dapat beradaptasi di tengah perkembangan atau pola masyarakat yang ada? Bagaimana jikalau kita menginginkan hal yang berbeda, dan bagaimana apabila kita tidak ingin melakukan apa yang menjadi kehendak sosial? Hal ini menjadi gejolak dan akar dari banyak permasalahan-permasalahan yang kini terjadi terutama bagi para dewasa di zaman ini. Sama seperti yang dialami oleh tokoh dalam buku "Telegram" ini, buku ini mengandung perjalanan tokoh dalam menghadapi gejolak dalam dirinya dan permasalahan-permasalahan yang mengikutinya pada zamannya.Â
Seperti yang disinggung sebelumnya, buku ini menceritakan tentang seorang tokoh "Aku" dengan dunia khayalnya yang cukup kompleks dibayang-bayangi oleh berbagai macam masalah yang ada pada dunia nyatanya. Tokoh "Aku" adalah seorang wartawan suatu majalah yang hidup sederhana bersama dengan putri angkatnya Sinta. Di dalam khayalnya, tokoh "Aku" memiliki Rosa yang berperan sebagai kekasihnya yang siap kapan saja tokoh "Aku" inginkan hadir, walaupun dalam khayalnya pula ia tidak memiliki keinginan untuk menikahi Rosa karena pemikirannya yang menolak pernikahan dan menganggapnya bak penjara kehidupan. Tokoh "Aku" juga kerap melamunkan atau membayangkan dalam halnya berbagai macam kemungkinan yang dapat terjadi dalam hidupnya. "Aku" memiliki ketakutan yang luar biasa dalam menghadapi kedatangan surat-surat terutama telegram terlebih lagi yang datang dari keluarganya di Bali. Tokoh "Aku" merupakan sosok yang sangat tidak suka akan melakukan kebiasaan-kebiasaan adat istiadat lama yang menurutnya hanya buang-buang waktu dan menyusahkan atau menjadi beban bagi manusia seperti dirinya.Â