Mohon tunggu...
briggita christie
briggita christie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi STIE Trisakti / 201950114

Halo Semua 🙋🏻‍♀️

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Motivasi Positif dan Negatif, Manakah yang Lebih Baik?

30 Juli 2021   22:35 Diperbarui: 30 Juli 2021   23:09 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Motivasi negatif adalah tentang hukuman dan ketakutan. Ini adalah jenis motivasi yang membuat kita berhenti merokok karena kita telah menyaksikan seseorang berjuang melawan kanker. Tentu saja, tidak setiap motivasi harus dramatis atau mengerikan. Kita dapat termotivasi untuk tetap bekerja karena tidak ingin kehilangan rumah, atau dapat membayar tagihan tepat waktu karena ingin menghindari hukuman.

Motivasi negatif cenderung bekerja sama baiknya dengan motivasi positif, tetapi bagi sebagian orang itu jauh lebih efektif. Orang-orang tertentu didorong oleh ketakutan dan kecemasan. Ancaman kerugian yang terlalu berat untuk ditanggung oleh beberapa individu dan mereka cenderung mengambil tindakan lebih cepat dalam kondisi seperti itu.

Kita dapat menerapkan motivasi negatif dengan mengingatkan diri sendiri tentang konsekuensi dari tidak melakukan sesuatu. Kita juga dapat menerapkan motivasi semacam ini dengan menetapkan hukuman karena tidak menyelesaikan beberapa tugas. Bekerja selama akhir pekan karena Kita tidak menyelesaikan tugas selama seminggu atau mencari kritik dari teman untuk membantu Kita dalam meningkatkan kinerja bekerja kita adalah contoh motivasi negatif yang mendorong tindakan.

"Success is not built on success. It's built on failure. It's built on frustration. Sometimes, it's built on catastrophe." -- Summer Redtsone

Jadi yang mana yang lebih baik ? Motivasi Positif atau Negatif ? 

Menurut studi di bidang Psikologi sekitar tahun 1940, B.F. Skinner menerbitkan sejumlah studi akademis yang menunjukkan efek dari apa yang disebutnya "Penguatan Positif dan Negatif." Studi Skinner tersebut didasarkan pada eksperimen pada tikus laboratorium yang menunjukkan bagaimana manusia merespons penguatan.

Penelitian ini menemukan bahwa kedua jenis penguatan dalam sistem yang dibuat untuk mengetahui yang mana yang lebih memicu kinerja lebih baik. Beberapa orang merespon lebih baik penguatan positif seperti hadiah, sementara yang lain merespon lebih baik penguatan negatif seperti hukuman. Peneliti Kelly J Bouxsein, Henry S Roane, dan Tara Harper memperluas penelitian ini dan menemukan bahwa kombinasi dari dua jenis bekerja paling baik. Tampaknya rata-rata orang paling termotivasi ketika ada sedikit hadiah dan hukuman yang dibenarkan untuk menyelesaikan atau tidak menyelesaikan tugas yang ada.


Kita dapat menerapkan pengetahuan ini untuk memotivasi diri Kita lebih baik di masa depan mau itu di tempat kerja dan dalam kehidupan pribadi kita. Tetapi kita perlu melampaui ini dan menciptakan rasa motivasi pribadi. Luangkan waktu untuk memahami diri sendiri dan buat sistem penghargaan dan hukuman yang akan mendorong kita untuk mencapai kinerja yang lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun