Calon Walikota dan wakil walikota Surabaya nomor urut dua, MAJU (Machfud-Mujiaman) dinilai masyarakat sebagai figur yang cerdas dan visioner terhadap sektor pembangunan Kota Pahlawan di masa mendatang. Sektor pembangunan ini mencakup pembangunan infrastrutur dan ekonomi.
Ketika melihat masalalu dan latar belakang dari pasangan MAJU ini, keduanya memiliki integritas dan kapabilitas yang luar biasa. Pak Machfud Arifin adalah seorang purnawirawan Kepolisisan RI kelahiran asli Surabaya. Cak Machfud dijulukin Bapak Pembangunan, karena selalu berhasil memberikan dampak signifikan terhadap pembangunan baik infrastruktur maupun sistem selama masa melaksanakan tugas di Korps Bhayangkara. Â Beliau telah di amanahi menjadi pemimpin di berbagai kepemimpinan di berbagai daerah di Indonesia, baik tingkat provinsi maupun Nasional.
Pada tahun 2013 Cak Machfud menjadi Kapolda Maluku Utara, pada tahun 2013-2015 menjadi Kapolda Kalimantan Selatan , pada 2016-2018 menjadi Kapolda Jatim. Tentunya ketika saya sebutkan satu per satu tidak akan ada habisnya. Pada initinya, setalah berkelana menjadi pemimpin di berbagai daerah di penjuru Indonesia, kini pak Machfud diberikan kepercayaan untuk kembali ke tanah kelahiran dan saatnya mewujudkan segala harapan dan merekonstruksi strustur sosial yang lebih baik lagi.
Pak Mujiaman yang pernah menjadi birokrat yang dikenal sebagai birokrat berani perangi korupsi dan juga berhasil benahi sistem manajemen. Pada saat menjadi Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya, pak Mujiaman berhasil membuat terobosan inovatif untuk layanan PDAM Surabaya. Hal ini dapat dibuktikan ketika pak Mujiaman membuat dan menerapkan standart sistem internasional untuk membenahi pelayanan publik dan kualitas air.
Dari berbagai serifikat yang telah diterima oleh mantan Dirut PDAM pak Mujiaman adalah Serifikat ISO 37001. Karena Pak Mujiaman menilai bahwa sebagai birokrat yang mengabdi untuk kepentingan rakyat harus memiliki integritas yang baik dan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Dalam penerimaan serfikat tersebut pak mujiaman menilai bahwa dalam pelayanan PDAM harus tetap bersih dari korupsi.
Tentunya dalam setiap pekerjaan pasti ada potensi untuk melakukan korupsi, misalkan dalam pemasangan meteran yang dilayani oleh PDAM. Dalam mengatasi hal-hal kecil yang potensi korupsinya sangat besar tentunya pak Mujiaman memiliki prosedur dan tahapan yang efektif untuk menghilangkan potensi tersebut. Adapun tahapannya yaitu proses analisa, pemetaan prosesnya dan risiko.
Dari berbagai inovasi dari pak Mujiaman aebagai birokrat yang bersi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H