Mohon tunggu...
Brian Rivan Assa
Brian Rivan Assa Mohon Tunggu... Guru - Elementary School Teacher | Job 42:2

Menulis sebagai Katarsis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Di Balik Asap Kretek: "Terselip Impian dan Perjuangan Menantang Norma Sosial"

7 Desember 2023   07:45 Diperbarui: 7 Desember 2023   07:58 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak pertama kali melihat trailernya, saya sudah penasaran dengan cerita yang diusung oleh series ini. Apalagi ketika melihat deretan nama aktor dan aktris yang terlibat, ditambah lagi dengan prestasinya yang berhasil meraih peringkat pertama di Top 10 TV Shows di Indonesia dan masuk dalam Top 10 Netflix Series di enam negara.

Cerita ini merupakan adaptasi dari novel fiksi sejarah karya Ratih Kumala yang diberi judul sama, yang disutradarai oleh Kamila Andini dan Ifa Isfansyah.

Film ini membagi ceritanya menjadi dua latar waktu, yakni tahun 1960-an dan masa sekarang (meski di serial ini terlihat seperti awal 2000-an), dengan alur maju mundur yang disajikan dengan begitu apik.

Pembukaan series ini menampilkan seorang pria tua yang sakit-sakitan, memanggil nama Jeng Yah (Dasiyah) yang diperankan oleh Dian Sastro. Kisah berlanjut ketika anaknya, Lebas (Arya Saloka) diminta mencari Jeng Yah. Alur cerita mulai bergerak mundur ketika Lebas menemukan surat yang ditulis oleh Dasiyah.

Melalui adegan flashback, kita dibawa ke tahun 1960-an di kota M, di mana Dasiyah, anak sulung dari Idroes Moeria (Rukman Rosadi), pemilik Kretek Merdeka, memiliki impian uniknya sendiri: meracik saus kretek! Selain paham bahwa racikan saus adalah kunci dari cita rasa kretek, ia tahu, itu adalah cara mempertahankan keunggulan Kretek Merdeka dari pesaingnya, Kretek Proklamasi milik Soedjagad (Verdi Solaiman). Namun, keinginannya terhalang oleh norma-norma sosial di masyarakat saat itu.

Dasiyah dan Soeraja di dalam ruang pembuatan saus | Netflix
Dasiyah dan Soeraja di dalam ruang pembuatan saus | Netflix

Pekerja di pabrik Kretek Merdeka percaya, keterlibatan perempuan dalam pembuatan saus akan mengubah rasa kretek jadi asam. Perempuan hanya boleh menjadi pelinting saja.

Belum lagi sistem Patriarkal yang dianut pada masa itu mengatur perempuan hanya untuk peran-peran tradisional: masak, dandan, dan menjahit.

“Mimpi saya adalah menciptakan kretek terbaik. Tapi di dunia kretek, perempuan hanya boleh menjadi pelinting saja,” – Dasiyah (Gadis Kretek, 2023)

Aktris Dian Sastrowardoyo memainkan peran Dasiyah di serial Gadis Kretek yang tayang di platform Netflix mulai 2 November 2023 | Netflix
Aktris Dian Sastrowardoyo memainkan peran Dasiyah di serial Gadis Kretek yang tayang di platform Netflix mulai 2 November 2023 | Netflix

Namum, keinginannya untuk masuk ke ruangan dengan pintu biru, yang merupakan ruangan khusus yang hanya boleh dimasuki oleh Pak Dibjo, peracik kretek Merdeka tidak bisa diganggu gugat lagi.

Dasiyah dipresentasikan sebagai sosok wanita progresif pada masanya. Ia begitu independen, tak ingin melayani laki-laki dan terjebak dalam peran gender tradisional lainnya. Yang ada di pikiran Dasiyah hanya satu: Kretek!

Dasiyah adalah seorang wanita yang unik. Ia memilih menekuni dunia kretek alih-alih tunduk pada norma-norma sosial. Setiap kalimat yang dilontarkan para pria yang merendahkannya, tidak digubris.

Foto keluarga besar Kretek Merdeka | Netflix
Foto keluarga besar Kretek Merdeka | Netflix
Di saat tak ada orang-orang di sekelilingnya yang memahami, kehadiran Soeraja (Ario Bayu) memberikan angin segar. Soeraja membantu Dasiyah merealisasikan mimpi, sebagai dukungan untuk perempuan yang dicintai, sekaligus membalas utang budi lantaran hidupnya diselamatkan keluarga Idroes. Meski ini seketika sirna, begitu tuduhan keterlibatan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), mengubah jalan hidup keduanya.

Sementara itu di masa kini, Lebas masih mencari Jeng Yah. Pencariannya sampai ke Museum Kretek di Kudus, Jawa Tengah. Di mana ia bertemu dokter Arum (Putri Marino) yang mengetahui bahwa foto tersebut adalah foto keluarganya, dan Dasiyah merupakan kakak dari ibunya.

Mereka menghadapi ketidakmengertian dan trauma keluarga oleh sebab peristiwa 1965, yang masih membayangi kehidupan Dasiyah dan Rukayah.

Keduanya pun saling bekerja sama untuk mencari Jeng Yah sebelum Seoraja mengembuskan napas terakhirnya.

Saat bersama Lebas, Arum mengaku tak pernah bertemu Dasiyah, budenya. Arum tidak pernah mendapatkan informasi tentang Dasiyah dari sang ibu, Rukayah, yang selalu menangis setiap nama Dasiyah disebut. Karena itu, Arum urung bertanya lebih lanjut.

Arum dan Lebas di museum Kretek | Netflix
Arum dan Lebas di museum Kretek | Netflix

Respons Rukayah nampaknya mengarah pada trauma karena tragedi 1965, peristiwa yang membuatnya kehilangan Dasiyah dan Idroes, ayahnya, yang ditangkap aparat militer karena diduga terlibat dengan kelompok komunis. Wajar ia trauma. Sebab Rukayah di usia senjanya hidup miskin sambil dibayang-bayang cap “keluarga eks tahanan politik (tapol)”.

Hidup kedua kakak beradik ini tak kunjung mudah. Dasiyah dan Rukayah harus “merunduk”, saling menjaga, dan mengandalkan bantuan aparat keamanan untuk menjamin keselamatan mereka. Sebab, masyarakat mengucilkan orang-orang yang dicurigai sebagai PKI, lantaran dinilai mau merebut kekuasaan dan mengubah ideologi bangsa menjadi komunisme.

Dalam serial Gadis Kretek, konflik tidak tercipta oleh tokoh mana pun. Melainkan sebuah tragedi sejarah yang menjadi akar konflik, kemudian datang bersamaan dengan keputusan-keputusan tiap tokoh yang menjadikannya dramatis.

Rukayah tentu trauma dengan apa yang dialami oleh keluarganya dan ingin menutupinya, Rukayah juga ketakutan Arum akan mengalami stigma dan diskriminasi apabila identitasnya diketahui oleh publik.

Akhir cerita mengungkapkan pahitnya nasib Dasiyah dan keluarganya sebagai korban manipulasi dari Soedjagad yang menitipkan nama Idroes kepada aparat agar ditangkap sebagai simpatisan PKI.

Soedjagad menggunakan taktik licik untuk merusak reputasi dan kehidupan satu generasi demi merebut kepopuleran merk kretek.

Serial ini tidak hanya menciptakan drama dari tokoh-tokohnya, tetapi juga membahas stigma dan diskriminasi yang dialami oleh keturunan keluarga karena dampak peristiwa sejarah.

Begitu banyak rasa dan emosi yang dituangkan dalam series ini. Ceritanya bahkan masih sangat membekas hingga saat ini. Cinta, cita-cita, kesedihan, senyuman, dan saat dunianya terasa runtuh menjadi klimaks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun