Mohon tunggu...
Brian Rivan Assa
Brian Rivan Assa Mohon Tunggu... Guru - Elementary School Teacher | Job 42:2

Menulis sebagai Katarsis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "The Flash" (2023): Menerobos Batas Waktu Dalam Sebuah Film Aksi yang Spektakuler

25 Juni 2023   12:55 Diperbarui: 25 Juni 2023   13:05 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film The Flash sudah dinantikan dengan antusias oleh para penikmat film sejak tahun lalu. Makanya, begitu film ini rilis di Indonesia pada hari Rabu (14/6), penggemar sangat bersemangat menyambutnya. 

Mereka (termasuk saya) ingin membuktikan kehebohan yang telah dibangun seputar film ini. Dari cerita teman-teman yang telah menonton film ini lebih dahulu, dapat saya simpulkan bahwa film ini menarik dan layak untuk ditonton. Minimal dapat mengobati rasa kecewa para penggemar akan kualitas film-film DCEU sebelumnya, semisal: Batman, Aquaman, The Suicide Squad dan Justice League, yang oleh para penggemar DCEU dianggap kurang memuaskan, baik dari penyutradaraan, alur cerita sampai aksi peran para aktor dan aktris yang terlibat.

Hanya film Wonder Woman yang mendapat pengecualian karena dari segi pendapatan masih memberikan keuntungan serta masih dinilai baik oleh para kritikus film.

The Flash menjadi film terbaru dan penutup DCEU. Film ini mendapat banyak ulasan positif terkait dengan cerita dan karakternya, meskipun juga ada banyak ulasan negatif yang mengkritik CGI-nya yang terlihat murahan dan belum sempurna. Tapi bagi saya "termaafkan" dengan keseluruhan filmnya yang dari awal hingga akhir tetap konsisten.

The Flash menghadirkan pesan bahwa kita harus berhati-hati dengan waktu dan tidak boleh bermain-main dengan waktu.

Film ini mengisahkan tentang Barry Allen, seorang manusia yang dijuluki "The Flash" karena memiliki kecepatan lari yang luar biasa kencang, yang ingin mengubah masa lalunya. Masa lalu yang ingin diubah oleh Barry Allen adalah saat ibunya dibunuh dan ayahnya dituduh sebagai pelakunya.

Akibat tragedi itu, ayah Barry ditangkap dan dipenjara. Untuk membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah, Barry berkarir sebagai anggota forensik polisi. Dalam film ini, Barry berusaha mengubah tragedi masa lalunya dengan menyelamatkan ibunya dari peristiwa pembunuhan tersebut dengan melakukan perjalanan waktu.

Setelah Barry menyelamatkan ibunya, kenyataan berubah di mana ibunya selamat dan ayahnya tidak dipenjara. Tidak hanya itu, banyak hal lain yang juga berubah, seperti Batman versi Ben Affleck menjadi Batman versi Michael Keaton, Superman menjadi Supergirl, dan lain-lain.

Film The Flash ini mendapat ulasan positif baik dalam hal cerita maupun karakternya. Secara cerita, film ini konsisten dari awal hingga akhir, meskipun menurut saya, ada bagian kecil di akhir film yang terasa sedikit terburu-buru.

Pemeran utama, Ezra Miller, berhasil memainkan peran Barry Allen/The Flash dengan baik, menggambarkan sifat lucu dan emosionalnya dengan sangat baik. Bahkan di film ini, Ezra Miller berperan sebagai dua versi Barry Allen, yaitu Barry Allen dalam timeline utama dan Barry Allen dalam timeline alternatif. Keren sih!!!

Ben Affleck dan Michael Keaton juga berhasil memerankan tokoh Batman dengan baik, sebagai sosok mentor bagi The Flash. Kembalinya Michael Keaton sebagai Batman memberikan nuansa nostalgia bagi yang mengikuti film Batman tahun 1989 dan 1992.

Sasha Calle juga berhasil memerankan peran Supergirl dengan baik, terutama saat adegan marahnya terhadap Zod dan pasukannya.

Selain itu, film ini juga menyajikan komedi yang lucu tanpa terkesan memaksa.

Film The Flash juga memiliki sinematografi yang bagus dan menakjubkan yang membuat penonton terpesona. Namun memang, kelemahan terbesar dari The Flash adalah CGI-nya yang (menurut saya) masih kurang baik. Banyak adegan yang terlihat menggunakan efek CGI yang terlihat kurang nyaman bagi penonton.

Meskipun demikian, kekurangan tersebut dapat diatasi dengan cerita yang menarik, karakter yang kuat, dan sinematografi yang mengagumkan.

Moral cerita dari film The Flash seperti yang sudah saya singgung di awal ulasan adalah "jangan main-main dengan waktu dan manfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di kemudian hari."

Secara personal, saya memberikan rating 8,5/10 untuk film ini, yang berarti film ini bagus dan layak untuk ditonton karena tidak membuat penonton menyesal (kecuali dalam hal CGI-nya).

Jangan lewatkan kesempatan untuk menonton The Flash di bioskop favorit Anda bersama teman, pasangan, atau keluarga. Mumpung masih tayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun