Demi sensus, keluarga Sang Raja harus melakukan perjalanan sejauh seratus tiga puluh tujuh kilometer. Yusuf berjalan kaki, sementara Maria, yang sedang mengandung sembilan bulan, duduk menyamping pada punggung keledai, merasakan setiap sentakan, setiap alur jalan, dan setiap batu-batuan.
Pada saat mereka tiba, dusun kecil Betlehem sedang membludak karena arus masuk para pengunjung. Penginapan-penginapan penuh, orang-orang merasa beruntung bila mereka bisa bernegosiasi suntuk sekadar mendapatkan ruang sempit di atas lantai. Sekarang sudah terlambat, semua orang sudah tertidur, dan tidak ada kamar.
Untungnya, pemilik penginapan tidak meminta bayaran. Benar kandangnya dipenuhi dengan hewan-hewan milik tamunya, tetapi jika mereka bisa sedikit berdesakan dan menyisakan sedikit privasi di sana, maka mereka boleh menginap di sana.
Yusuf melihat Maria, yang perhatiannya sedang berkonsentrasi pada perjuangan mengalami kontraksi.
"Kami terima!" kata Yusuf kepada pemilik penginapan tanpa ragu-ragu.
Malam sunyi senyap ketika Yusuf membuka pintu kandang. Saat ia membukanya, paduan suara dari binatang-binatang dalam kandang mengeluarkan nada-nada sumbang karena mendengar suara gangguan itu. Bau busuk dan lembab sangat menyengat. Lentera minyak kecil, yang dipinjamkan oleh pemilik penginapan, berkelap-kelip memantulkan bayangan yang menari-nari di dinding. Tempat yang meresahkan bagi seorang wanita yang sedang berada dalam kondisi kesakitan menjelang persalinan. Jauh dari rumah. Jauh dari keluarga. Jauh dari apa yang ia harapkan tentang kelahiran anaknya.
Akan tetapi Maria tidak mengeluh. Melegakan saat akhirnya bisa turun dari keledai. Ia bersandar ke dinding, kakinya bengkak, punggungnya sakit, kontraksi menjadi semakin kuat dan sering.
Mata Yusuf melintas ke seberang kandang. Tidak semenit pun berlalu Seketika. Sebuah palungan akan bisa dipergunakan sebagai ranjang bayi. Jerami bisa menjadi ranjang.
Selimut? Selimut? Ah, jubahnya. Itu bisa dipakai. Dan kain-kain yang tergantung di luar itu akan membantu. Kontraksi semakin kuat mencengkeram Maria dan membuat Yusuf berlari-lari mengambil seember air.
Kelahiran itu tidak akan mudah, baik untuk sang ibu maupun sang bayi.