Apa yang Anda rasakan ketika dikhianati?
Maukah Anda mengasihi orang yang telah mengkhianatimu?
Apapun jawabannya, sesunguhnya tidak ada seorang pun yang mau dikhianati. Apa Sebab? Â Karena pengkhianatan begitu menyakitkan dan melukai hati. Namun, disinilah kasih itu diuji.
Orang Kristen belum tentu hidup dan memiliki kasih seperti tuntutan Tuhan. Maka perintah kasih sangat berarti karena anak Tuhan belum secara sempurna menjalankan kasih sejati serta masih perlu berproses dan diubah. Tuhan menuntut setiap anakNya untuk mengintrospeksi dan menguji diri.Â
Melalui hal ini dapat dilihat bahwa sebenarnya "kasih" yang katanya menjadi ciri khas orang Kristen, ternyata bukan sesuatu yang mudah dan tetap menjadi pergumulan bagi banyak orang. Apalagi, mengasihi orang yang telah mengkhianati kita. Jelas tidak mudah.
Namun, pernahkah Anda berpikir bahwa sehubungan dengan Tuhan, justru kita sering kali menjadi pengkhianat kasih-Nya? Kenyataan yang tidak dapat disangkal adalah bahwa sifat "keingintahuan" manusia telah membawa kita kepada ketidaksetiaan dan ketidaktaatan kepada Tuhan. Manusia terkadang begitu mudah terpengaruh tipu daya iblis. Kasih kita kepada Tuhan sering kali begitu mudah beralih kepada hal-hal lain, seperti materi, atau kepada sesuatu yang menawarkan kenikmatan semu.
3:1 Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis." 3:2 Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai. 3:3 Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau." 3:4 Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim. 3:5 Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir. Hosea 3:1-5
Dalam kitab Hosea 3:1-5, masalah paling menonjol yang dibahas adalah "ketidaksetiaan Israel kepada Allah". Sebagai wakil Tuhan, Hosea dipanggil untuk menegur Israel yang telah bobrok. Di satu sisi pernikahannya dengan perempuan sundal merupakan koreksi terhadap Israel yang terus-menerus berbuat dosa. Namun di sisi yang lain sekaligus juga menunjukkan kasih Tuhan yang tidak akan beranjak dari umat-Nya.
Israel pada waktu itu sedang ada pada titik terendah, dimana kerawanan sosial terjadi diseluruh lapisan masyarakat. Jika ditinjau dari sisi kerohanian, mereka menyembah dewa-dewi Kanaan (Baal); ditinjau dari sisi moral, rakyat bersundal hebat di kuil-kuil yang didirikan di Betel dan Gilgal; para imam melayani karena uang, bahkan menjadi kepala organisasi perampok; para raja hidup menjauhkan diri dari Tuhan.
Sesungguhnya, keadaan kita tidak jauh berbeda dengan Israel Utara, dimana kita-pun seringkali melakukan penghianatan kepada Tuhan. Tetapi Ia masih tetap mengasihi kita.