Mohon tunggu...
Brian Prasetyawan
Brian Prasetyawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Blogger

Generasi '90an, Pengurus Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI, Ketua Komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional, Menulis 3 buku solo & 14 buku antologi, Pernah menulis puluhan artikel di Media Cetak Ngeblog juga di www.praszetyawan.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Awalnya Hanya Ikut-ikutan Gupres, Ternyata Begini Hasilnya....

3 September 2022   11:09 Diperbarui: 3 September 2022   20:12 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gupres merupakan singkatan dari Guru Berprestasi. Lomba Gupres rutin dilakukan oleh setiap daerah di seluruh Indonesia. Tak terkecuali di Jakarta. Puji Tuhan pada 2022 ini  saya mendapat kesempatan ikut Lomba Gupres tingkat Suku Dinas Kota Jakarta Pusat Wilayah 2. Mungkin banyak guru yang sudah ikut gupres atau bahkan sudah biasa berulang kali ikut gupres. Namun bagi saya ini merupakan kali perdana ikut gupres, jadi saya ingin sekali bercerita.

Semuanya berawal dari dipanggilnya saya oleh kepala sekolah. Saya diminta ke ruangannya karena ada hal yang ingin disampaikan. Saya kira akan membahas tentang aset barang sekolah karena saya sebagai pengurus barang. Ketika saya sudah duduk berhadapan dengan kepala sekolah, beliau mengatakan saya ditunjuk untuk ikut lomba gupres tingkat kota mewakili Kecamatan Kemayoran. Kepala sekolah hanya meneruskan pesan dari satlak kecamatan.

Mengetahui itu saya deg-degan luar biasa. Kok bisa saya yang ditunjuk ? Kalau nggak salah kepala sekolah menjelaskan bahwa ibu pengawas yang merekomendasikan dan disetujui Ibu Kasatlak. Tidak kalah mengagetkan yaitu tesnya tiga hari lagi. Ketika itu hari Jumat dan langsung tes pertama hari Senin. 

Pada percakapan selanjutnya saya iya-iya saja menanggapi perkataan dari Kepala Sekolah. Padahal pikiran saya udah mulai overthinking kesana-kemari. Apakah hari Senin itu sudah langsung tes best practice ? Udah mulai kebayang tuh kalau harus bikin best practice, bikin presentasinya, dan wawancara di depan juri. 

Kepala sekolah memberi semangat agar saya berjuang semaksimal mungkin. Padahal dalam hati saya, ikut gupres ini setidaknya untuk sekadar ikut berpartisipasi saja. Menang ya syukur, nggak menang yaudah nggak papa hehe. Tapi jangan salah lho, itu mantra ajaib. Nothing to lose will become something.

Untungnya saya kemudian dapat info bahwa tes pertama di hari Senin bukan best practice, tapi mengerjakan soal google form saja. Nah kalau ini sih masih mendingan. Saya coba searching soal-soal gupres di Internet Lumayan Sabtu-Minggu bisa buat sedikit-sedikit belajar. 

Saya mendapat share PDF tentang penetapan peserta lomba gupres. Saya lihat peserta kategori guru SD yang jumlahnya paling banyak. Ada 21 guru. 

Hari Senin tiba. Tes mengerjakan soal google form dengan diawasi lewat zoom Pukul 14.00. Sebelum dimulai terdapat pengarahan dari Kasie PTK. Lomba ini terdiri dari guru berprestasi dan kepala sekolah berprestasi. Ada kategori TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Pada tes pertama ini akan disaring menjadi 5 besar untuk setiap kategori. Guru yang masuk 5 besar akan diminta membuat best practice dan melakukan tes wawancara. Dari situ akan ditentukan juara 1-3 untuk setiap kategori.

Diberi waktu 2 jam untuk mengerjakan, tapi saya selesai  sebelum pukul 15.00. Tergolong cepat, tapi bukan karena saya merasa bisa mengerjakan soal.   Hanya sebagian kecil saja soal yang saya yakin jawabannya betul. Sisanya mengandalkan insting dan nalar aja hihi. Saya sih ya pasrah saja. Balik lagi ke prinsip nothing to lose.

Beberapa lama kemudian saya mendapat pdf yang dibagikan lewat Whatsapp. Nama file pdf tersebut adalah Rekap Nilai Guru Berprestasi Tingkat Kota Tahun 2022. Saya langsung membuka file tersebut. Nggak disangka, nama saya ada diurutan ke 3 diantara 21 peserta guru SD.

5-besar-gupres-63134d6508a8b57c96716e24.png
5-besar-gupres-63134d6508a8b57c96716e24.png
Maka Puji Tuhan saya lolos ke babak selanjutnya yaitu membuat best practice dan wawancara. Batas waktu pembuatan best practice sangat singkat yaitu 3 hari. Tidak mungkin kalau saya membuat dari awal. Maka saya memakai best practice yang pernah saya buat dengan beberapa revisi.

Peserta yang masuk babak selanjutnya, dimasukkan ke dalam grup WA "Gupres Kapres 2022". Disitu akan dishare info-info selanjutnya, termasuk jadwal wawancara. Ketika wawancara, saya kira yang akan ditanya adalah seputar best practice yang dibuat. Ternyata pertanyaannya seputar wawasan sistem pendidikan di Indonesia, dan studi kasus terkait pedagogik dan profesionalitas guru. Dhuarrrr!!!!  kaget sekaget-kagetnya saya. Seperti mau meledak kepala saya. Saya sangat tidak menyiapkan diri untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jadi pertanyaannya lebih kepada apa pendapat saya tentang ini-itu atau apa yang saya ketahui tentang ini-itu. Apalagi muncul pertanyaan tentang pasal-pasal. Sama sekali tidak ada pertanyaan tentang best practice! 

Saya benar-benar mengandalkan pengetahuan seadanya saja yang ada di kepala saya. Ada yang bisa dijawab, ada yang lupa banget, ada yang saya mesti pintar-pintar ngomongnya hehe.  Saya merasa sebagian pertanyaan tidak terlalu tuntas terjawab. Ada yang kurang lengkap jawabannya. Ada yang sepertinya kurang memenuhi kriteria jawaban menurut juri. Saya berusaha saja menjawab sebisa mungkin sampai sesi wawancara selesai. Apapun hasilnya, nothing to lose. Dari 5 peserta tiap kategori, akan ditentukan juara 1, 2, 3.

Pada 14 Juli 2022 muncul PDF yang dibagikan di grup WA dengan nama file "SK Pemenang Guru dan Kepala Sekolah". Wah... saya langsung segera membuka file tersebut. Mata saya tertuju pada halaman yang berjudul Daftar Pemenang 3 Besar Pemilihan Guru Berprestasi". Sejenak saya menyiapkan diri untuk tidak apa-apa jika tidak ada nama saya di halaman tersebut. TERNYATA NAMA SAYA ADA dengan keterangan peringkat II.

(Dokpri)
(Dokpri)

Saya bersyukur untuk hasil ini. Sungguh tidak menyangka karena memang dari saya tidak menargetkan harus dapat juara. Jadi ya awalnya ikut-ikutan saja, ternyata hasilnya diluar dugaan. Saya berterima kasih kepada Ibu satlak kecamatan kemayoran, Ibu pengawas, Ibu kepala sekolah, Rekan-rekan SDN Sumur Batu 01 Pagi, serta istri yang telah mendukung dan mendoakan saya dalam ajang ini. Semoga ini menjadi pelecut untuk semakin berkembang lagi di masa yang akan datang.

(Dokpri)
(Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun