Jogja merupakan salah satu kota tujuan pemudik. Banyak destinasi yang terdapat disana. Beberapa diantaranya tergolong anti mainstream. Bagi yang hobi baca, destinasi ini mungkin bisa jadi pilihan. Â
Jadi saat hari terakhir di Jogja, Desember 2016, Â saya masih punya satu agenda lagi yaitu wisata pustaka. Pertama saya ke Grhatama Pustaka. Tahu kan tempat apa itu ? Yup... itu salah satu perpustakaan terbesar di Indonesia. Katanya sih terbesar se-Asia Tenggara tapi saya agak kurang setuju dengan pendapat itu. Walau begitu, Grhatama tetap perpustakaan yang luar biasa. Salah satu yang terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Perpustakaan Terbesar di Indonesia: UI atau Grhatama ?
Saya belum pernah ke Grhatama, jadi tentu saja saya mengandalkan google maps untuk sampai ke sana. Nggak susah kok menemukan Grhatama. Lokasinya persis di pinggir Jalan Janti, jadi pasti langsung ketemu.
Pertama kali melihat Grhatama dari depan jalan, saya merasa kok sepi ya. Mungkin karena gedungnya menempati area lahan yang begitu luas. Jadi keramaiannya belum terasa di luar perpus. Saya kemudian masuk dan mencari tempat parkir motor. Papan petunjuk menuju area parkir cukup jelas sehingga saya tidak kebingungan.
Setelah itu saya masuk ke gedungnya. Keramaian mulai tampak disitu. Sebelum masuk lebih jauh, pertama-tama kita mengisi daftar pengunjung dulu pakai PC yang sudah tersedia. Lalu kita diberi kunci loker. Setelah menaruh tas di loker, saya jalan-jalan dulu mengelilingi gedung yang terdiri dari 3 lantai ini.
Lobi Grhatama
Saya penasaran isinya apa aja sih. Ukuran gedungnya yang besar memang berbanding lurus dengan lengkapnya fasilitas yang ada. Pertama saya kelilingi lantai 2. Di lantai ini ruang koleksi buku umum berada (saya menyebutnya ruang koleksi utama). Selain itu ada ruang koleksi braile. Selanjutnya di lantai 3. Saya menyimpulkan bahwa lantai ini berisi ruangan-ruangan koleksi khusus/terbatas seperti skripsi, peraturan perundangan, buku langka, koleksi digital, tandon, dll. Selain itu ada juga ruang audio visual. Kemudian saya turun ke lantai 1. Saya menyimpulkan kalau lantai ini untuk area anak-anak.
Suasana di dalam gedung
Landmarknya Grhatama
Saya kembali ke lantai 2 dan menuju ruang koleksi utama. Sebelum masuk, pengunjung harus melepas alas kaki dan memasukkannya ke dalam tas khusus alas kaki. Tidak ada penitipan. Jadi kita harus membawa-bawanya selama di dalam ruangan. Sebenarnya saya ke Grhatama bukan buat nyari dan baca buku sih hehehe. Saya memang mau melepaskan rasa penasaran terhadap perpus ini. Maka saya keliling-keliling saja ruangan itu dan lihat-lihat buku.Â