Mohon tunggu...
Brian Nurramadhani
Brian Nurramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Jember

Seorang mahasiswa semester 4 yang berusaha belajar untuk menulis artikel online

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persaingan dan Sengketa Dagang Dua Raksasa Ekonomi dari Asia Timur: Jepang vs Korea Selatan

22 Maret 2023   04:15 Diperbarui: 22 Maret 2023   04:23 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Korea Selatan mengalami kerugian dalam sektor elektronik akibat penurunan produksi dikarenakan kurangnya bahan baku. Sedangkan Jepang mengalami penurunan pendapatan, akibat dari aksi boikot produk Jepang yang dilakukan oleh masyarakat Korea Selatan. 

Bagi dunia internasional, adanya persaingan antara dua negara ini kemudian juga menimbulkan dampak, terutama dalam sektor produksi chip serta produk semikonduktor. Sebagaimana diketahui Korea Selatan menjadi penyumbang terbesar pada kebutuhan semikonduktor bagi industri elektronik dunia. 

Adanya persaingan ini, kemudian menimbulkan penurunan dalam ketersediaan produk semikonduktor di pasar internasional. Negara yang paling terkena dampak dalam hal tersebut ialah Vietnam, serta Tiongkok. Dimana kedua negara ini, sangat bergantung dari Negara Korea Selatan dalam ketersediaan produk chip, serta semikonduktor bagi industri di negaranya.     

Selain akibat dari sejarah kelam masa lalu. Persaingan ekonomi kedua raksasa ini juga terjadi akibat persaingan merek dagang. Dimana persaingan dua raksasa ekonomi ini, yaitu Jepang dan Korea Selatan sangat terlihat dari pada beberapa sektor industri, utamanya dalam industri otomotif dan juga elektronik. 

Pada industri otomotif misalnya, nyatanya banyak merek kendaraan yang berasal dari kedua negara tersebut, sebut saja merk Toyota, Honda, Mitsubishi, serta Daihatsu yang berasal dari Jepang. 

Sedangkan dari sisi Korea Selatan terdapat merek kendaraan, seperti KIA dan Hyundai. Dua merk kendaraan tersebutlah yang kemudian mendominasi pasar otomotif di kawasan Benua Asia. Dimana dominasi tersebut kemudian menimbulkan persaingan antara kedua negara. 

Persaingan merek dagang tersebut, kemudian berujung pada munculnya sentimen terhadap produk masing-masing. Dimana masyarakat di masing-masing negara, baik itu Jepang maupun Korea Selatan meyakini bahwa produk dari negara merekalah yang lebih unggul. 

Akibatnya, jarang ditemukan masyarakat di kedua negara yang memakai merek mobil dari negara saingan. Adanya sentimen masyarakat baik dari Jepang maupun Korea Selatan, kemudian semakin meningkatkan kondisi persaingan antar kedua negara.

Di sisi lain, walaupun terjadi persaingan ekonomi antara kedua negara baik itu Jepang maupun Korea Selatan. Akan tetapi, pada dasarnya kedua negara tersebut terlibat hubungan saling membutuhkan dalam sektor ekonomi. Dimana seperti dijelaskan sebelumnya, Korea Selatan sangat membutuhkan bahan kimia impor yang berasal dari Jepang dalam menjalankan industri di negaranya, terutama pada industri semikonduktor di negara tersebut.

Sedangkan, bagi Negara Jepang melihat Korea Selatan sebagai salah satu pasar menguntungkan dalam kegiatan ekspornya, terutama pada ekspor bahan kimia. Hal tersebut dikarenakan, Negara Korea Selatan menjadi salah satu produsen terbesar industri elektronik, terutama produksi chip pada berbagai barang elektronik. Dimana produksi tersebut sangat bergantung pada produk impor yang berasal dari Negara Jepang. 

Berdasarkan penjelasan di atas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwasanya persaingan ekonomi antar Korea Selatan dengan Jepang disebabkan oleh berbagai faktor. Berbagai faktor tersebut seperti misalnya persaingan merek dagang antar kedua negara di beberapa sektor, sejarah kelam yang terjadi antara kedua negara, dan juga sentimen yang muncul di masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun