Pendahuluan
Sekilas membaca judul di atas, pasti anda akan bertanya-tanya "maksudnya apa sih?" dan tidak menutup kemungkinan pasti akan terjadi multi tafsir terhadap judul tersebut, sebab konotasi dari cinta segitiga bermakna negatif.
Untuk memahami maksud dari judul di atas, ada baiknya anda membaca paper ini sampai selesai, yang pada giliriannya anda akan dimampukan oleh Tuhan untuk memahami maksud dari judul ini secara komprehensif, dengan demikian anda pun dapat menerapkan kemanfaatan dari tulisan ini dalam kehidupanmu sehari-hari serta berelasi dengan lawan jenis, secara khusus dalam hal memilih teman hidup.
Definisi kata Cinta
Siapa sih yang tidak pernah mengalami cinta, tentunya setiap manusia pernah mengalami serta merasakan cinta baik secara general maupun dalam lingkup yang lebih pribadi. Penggunaan kata cinta telah ada sejak lama, dan sampai saat ini kata cinta masih relevan digunakan untuk mewakili hati seseorang dalam menggungkapkan rasa yang terpendam bahkan rasa yang telah terbangun antara dua insan yang saling jatuh cinta. Namun apa sebenarnya cinta itu?
Secara etimologi, cinta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bermakna sebuah perasaan "suka sekali, sayang benar, kasih sekali, terpikat (antara laki-laki dan perempuan), ingin sekali, berharap sekali, rindu, susah hati (khawatir), dan risau.
Sedangkan menurut Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Word, cinta menggunakan kata - אָהַב - ahab (dalam bahasa Ibrani) - basically this verb is equivalent to the English "to love" in the sense of having a strong emotional attachment to and desire either to possess or to be in the presence of the object (pada dasarnya kata kerja ini setara dengan bahasa Inggris "to love" dalam arti memiliki ikatan emosional yang kuat dan keinginan untuk memiliki atau berada di hadapan objek).
Dengan demikian jika disimpulkan, cinta ialah sebuah perasaan suka/ sayang dan rindu sekali terhadap lawan jenis yang dalam hal ini, terjalinnya ikatan emosional yang kuat terhadap lawan jenis yang disukainya dengan sebuah harapan ingin memiliki objek tersebut sebagai sasaran dari perasaan cintanya.
Hubungan baik dengan "si doi" (Pasal 2:11)
- Cinta itu TIDAK BUTA...!!!
Ada istilah klasik yang sudah lama kita dengar, "cinta itu buta" apakah benar demikian? Realitanya cinta itu buta saat seseorang telah mabuk asmara atau dengan kata lain ia sedang jatuh hati terhadap seseorang yang ia kagumi dan sayangi. Tapi bagaimana jika cinta itu tidak buta? Tentunya akan kontras dengan konsep sebelumnya. Perbedaan dan penekanan kata ini, sebenarnya terdapat pada kesadaran seseorang saat sedang dilanda cinta, hanya saja orang tersebut tidak sampai melakukan hal-hal yang ekstream dan lebih bersikap tenang serta memilih untuk menggunakan akal sehat. Pada gilirannya, jika dikorelasikan dengan konteks bacaan Alkitab (Rut 1-4), kita akan menemukan bahwa Boas tidak sedang diliputi atau diselimuti "cinta buta", sebaliknya ia jatuh cinta namun tidak membuatnya buta terhadap situasi disekitarnya.
- Boas memahami dengan jelas serta utuh informasi tentang Rut (ayat 11) – bandingkan dengan (Rut 1:16-17).
Untuk memilih teman hidup atau pasangan hidup yang akan menemani kita nantinya, tentunya kita akan lebih selektif untuk memilih dan menetapkan siapa yang akan menjadi pasangan kita dan pastinya jauh dari pemahaman "beli kucing dalam karung", tentunya anda sudah memahami maksud penulis bukan.