Akhir Januari kemarin, Mahfud MD resmi mengundurkan diri sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).
Adapun alasan mundurnya menteri asal Madura ini sebenarnya sudah lama terpikirkan sejak ia didapuk menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024 hanya saja masih menunggu momen yang tepat.
Menjelang 2 pekan pencoblosan, akhirnya Mahfud MD memantapkan diri untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju dan memilih untuk fokus berkampanye visi-misi pencalonan presiden-wakil presiden.
Kabinet Indonesia Maju merupakan komposisi kabinet yg dibentuk oleh Presiden Joko Widodo periode keduanya.
Pengunduran diri menteri
Pengaruh menteri mengundurkan diri ada yg sifatnya positif ada juga yg negatif. Tergantung dari sudut pandang yg mana nih, seperti alasan menteri mengundurkan diri, posisi menteri, dan dampak dari pengunduran diri tersebut.
Pada beberapa kasus, pengunduran diri menteri dapat berdampak positif bagi pemerintahan. Misalnya, jika menteri mengundurkan diri karena alasan moral atau karena tidak lagi sejalan dengan kebijakan pemerintah, hal ini dapat menunjukkan bahwa pemerintahan memiliki komitmen untuk menjaga integritas dan transparansi. Pengunduran diri menteri juga dapat menjadi sarana untuk melakukan penyegaran dalam pemerintahan.
Di sisi yg lain, pengunduran diri menteri juga dapat berdampak negatif bagi pemerintahan. Misalnya, jika menteri mengundurkan diri karena alasan politik atau karena tidak puas dengan kinerja pemerintahan, hal ini dapat menimbulkan ketidakstabilan politik.
Selain itu, pengunduran diri menteri juga dapat mengganggu kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, terutama jika menteri yang mengundurkan diri memegang posisi penting.
Dalam konteks pasar keuangan, pengunduran diri menteri dapat berdampak negatif, terutama jika menteri yang mengundurkan diri memegang posisi penting, seperti Menteri Keuangan atau Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Hal ini disebabkan karena menteri-menteri tersebut memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Pada kasus pengunduran diri menteri di Indonesia pada awal tahun 2024, pasar keuangan sempat mengalami gejolak. Hal ini disebabkan karena salah satu menteri yang dikabarkan akan mengundurkan diri adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sri Mulyani merupakan salah satu menteri yang paling dihormati di Indonesia dan bahkan dunia atas prestasi dan reputasi yang baik dalam mengelola keuangan negara. Apakah langkah Pak Mahfud MD akan diikuti juga dengan menteri-menteri yg lain? Yang benar aja, rugi dong...
Lengsernya Soeharto
Mundurnya jajaran menteri ini juga bisa berdampak pada stabilitas politik nasional. Jadi, bukan semata heboh pada tahun politik 2024 ini. Tepatnya di era orde baru, selama masa pemerintahan Soeharto tercatat ada beberapa kali peristiwa menteri yg mengundurkan diri.
Pada tahun 1978, Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja mengundurkan diri karena menganggap dirinya sudah tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam kasus Timor Timur.
Selanjutnya menjelang reformasi 1998. Hal paling mengejutkan adalah mundurnya 14 menteri dari Kabinet Pembangunan VII. Tepatnya, pada 20 Mei 1998. Kala itu, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) Ginandjar Kartasasmita memimpin pertemuan menteri-menteri urusan ekonomi di gedung Bappenas, Jakarta.
Oleh karena berbagai faktor, seperti krisis ekonomi, demonstrasi mahasiswa, dan tekanan dari masyarakat. Selepas pertemuan itu, akhirnya disepakati sebanyak 14 menteri memilih untuk mundur dari bagian Soeharto. Meskipun Pak Habibie yg waktu itu posisinya sebagai Wakil Presiden sempat meminta agar tidak terjadi pengunduran diri.
Adapun jajaran menteri yg mengambil sikap mengundurkan diri pada saat itu, antara lain:
- Ginandjar Kartasasmita (Menko Ekuin)
- Akbar Tandjung (Menteri Negara Perumahan Rakyat)
- A.M Hendropriyono (Menteri Transmigrasi & Permukiman Perambah Hutan)
- Giri Suseno Hadihardjono (Menteri Perhubungan)
- Haryanto Dhanutirto (Menteri Negara Pangan & Holtikultura)
- Kuntoro Mangkusubroto (Menteri Pertambangan & Energi)
- Justika Baharsjah (Menteri Pertanian)
- Rachmadil Bambang Sumadhijo (Menteri Pekerjaan Umum)
- Rahardi Ramelan (Menteri Penyelidikan & Teknologi)
- Subiakto Tjarawerdaya (Menteri Koperasi & Pengusaha Kecil)
- Sanyoto Sastrowardoyo (Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM)
- Sumahadi (Menteri Kehutanan & Perkebunan)
- Theo L. Sambuaga (Menteri Tenaga Kerja)
- Tanri Abeng (Menteri Negara Pendayagunaan BUMN)
Nah, peristiwa pengunduran diri 14 menteri ekonomi ini merupakan titik balik yang penting dalam proses jatuhnya Soeharto. Pengunduran diri tersebut menunjukkan bahwa pemerintahan Soeharto sudah tidak memiliki kepercayaan dari masyarakat.Â
Penulis biografi Soeharto, Robert Edward Elson dalam Soeharto: A Political Biography (2017) menyebut, Soeharto sangat kaget dan terpukul atas perisitiwa tersebut. Kejadian ini sungguh di luar dari skenario yang dia rancang. Sebelumnya, Soeharto punya inisiatif untuk membentuk Kabinet Reformasi.Â
Soeharto berada di posisi terkunci. Dia tidak bisa melangkah maju karena tidak lagi dipercaya para menteri dan juga pimpinan MPR. Alhasil, Soeharto pun memutuskan untuk mengundurkan diri keesokan harinya.
21 Mei 1998, menjadi peristiwa bersejarah lengsernya Soeharto. Pemerintahan orde baru tutup buku, beralih ke masa reformasi. Itu tadi sejarah mundurnya menteri yg memberi dampak pada stabilitas politik nasional.
Kira-kira jejak pak Mahfud MD ini akan diikuti para menteri lainnya gak ya? Atau tetap tegak lurus bersama Jokowi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H