Mohon tunggu...
Bryan Pasek Mahararta
Bryan Pasek Mahararta Mohon Tunggu... Freelancer - Youth Society

Youth Empowerment | Diversity Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kejernihan Bernegara Melalui Kontemplasi SBY

10 September 2019   12:59 Diperbarui: 10 September 2019   17:31 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demokrasi Generasi Berikutnya

Pandangan politiknya mengenai demokratisasi saat ini, SBY mengingatkan kembali sistem demokrasi multipartai yang digunakan oleh Indonesia. Maka, kemajemukan bangsa bisa terwakilkan melalui partai politik tersebut namun sebaiknya untuk bisa menjaga tensi politik agar tetap guyub, inklusif dan semakin teduh demi demokrasi yang sehat untuk bangsa dan negara.

Ia mengingatkan juga mengenai prinsip "One Person One Vote" dalam iklim demokrasi bukan satu-satunya keputusan yang harus diambil, namun juga ada semangat lain yang bisa digunakan untuk kebaikan bersama. Menurutnya, pengambilan keputusan juga dapat dicapai sebaik-baiknya berdasarkan azas permufakatan sesuai dengan visi dan misi bersama.

Bagaimanapun juga, watak masyarakat Pancasila yang menjunjung tinggi kedaulatan ditangan rakyat melalui mekanisme bermusyawarah sampai tercapainya permufakatan bersama. Memprioritaskan rasa perasaudaraan lebih tinggi dari permusuhan. Itu semua yang perlu direnungi oleh setiap generasi kita.

Dibalik kedukaan dalam sudut pandangan dan perasaan SBY, ada sebuah pesan lain yang lebih bijak dan optimistis untuk pemerintahan kedua Jokowi. SBY mennginginkan agar pemerintahan ke depan tidak sampai melakukan prinsip politik "Winner Take All", pemenang berhak seluruhnya. Hal ini bukanlah etika politik kultur bangsa kita, masyarakat Pancasilais.

Maka, perlunya semangat persaudaraan didasari kebijaksnaan seorang negarawan dalam merumuskan dan mengeluarkan kebijakan politik dan ekonomi yang mengedepankan kemajemukan bangsa. Sehingga, pemerintahan kedua Jokowi bisa bekerja untuk masa depan Indonesia yang berpihak keseluruhan masyarakat bukan demi kepentingan golongan, terutam elit partai politik.

Poin yang dapat diambil dari kontemplasi SBY ini kurang lebih perlunya kesadaran masyarakat kita untuk duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dalam menentukan nasib bangsa ke depan. Semua itu dapat terwujud dengan kejernihan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun