Mohon tunggu...
Brian Johanes Reynaldi
Brian Johanes Reynaldi Mohon Tunggu... Human Resources - Technician

Biomedical Engineering Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

27 Mei 2019   10:17 Diperbarui: 30 Juni 2021   13:09 96765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila sebagai sistem filsafat (unsplash/nick-agus-arya)

Pancasila sebagai Sistem Filsafat adalah kesatuan dari berbagai unsur yang memiliki fungsi tersendiri, tujuan yang sama, saling keterikatan dan ketergantungan. 

Filsafat adalah upaya manusia mencari kebijaksanaan hidup dalam membangun peradaban manusia. Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bernegara Indonesia.

Pancasila dalam filsafat digunakan sebagai objek dan subjek. Objek untuk dicari landasan filosofi nya dan subjek untuk mengkritisi aliran filsafat yang berkembang. Maka dari itu Pancasila harus menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik dan pembangunan nasional. 

Kita sebagai warga negara Indonesia seharusnya mempelajari betul apa makna landasan filosofi Pancasila dan juga mengkritisi prinsip-prinsip kehidupan kita dengan melihat Pancasila, bukan ketika ada prinsip hidup kita yang berlawanan dengan Pancasila kita malah ingin mengganti ideologi Pancasila tersebut.

Pancasila memiliki 3 landasan pijak filosofis yaitu Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ontologis dalam filsafat adalah tentang hakikat yang paling mendalam dan paling umum(mendasar). Epistemologis adalah tentang sifat dasar pengetahuan. Aksiologis adalah tentang penelitian tentang nilai-nilai.

Landasan Ontologis Pancasila adalah pemikiran filosofis atas sila-sila Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Menurut Sephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, ontology bergadapan dengan sifat makhluk hidup, dimana ada 3 mainstream utama yaitu determinisme, pragmatism, dan kompromisme. Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia sebagai Ontologis, pada sila ke:

  1. Hal kebebasan beragama dan menghormati satu sama lain.
  2. Setiap orang memiliki martabat, HAM, keadilan yang sama.
  3. Ada perbedaan tapi tetap satu (rasa kebangsaan Indonesia)
  4. Sistem demokrasi melalui musyawarah demi tercapainya mufakat untuk menghindari dikotomi mayoritas dan minoritas.
  5. Seharusnya, tidak ada kemiskinan dalam negara merdeka (adil secara social)

Landasan Epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman bangsa Indonesia yang kemudian disintesiskan melalui pandangan komprehensif kegidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

Menurut Littlejohn dan Foss, pengetahuan muncul melalui rasionalisme dan atau empirisme, yang memiliki 2 tingkatan yaitu pengetahuan mutlak dan pengetahuan relative.

Berdasarkan Epistemologi (pengetahuan), Filosofi Pancasila pada sila ke:

      1.Pengalaman kehidupan beragama bangsa Indonesia.

      2.Pengalaman ditindas penjajah selama berabad-abad.

      3.Pengalaman terpecahbelah nya bangsa atas adu domba Belanda melaluit politik Devide et Impera.

      4.Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam bermusyawarah mufakat.

      5.Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam bergotong royong.

Landasan Aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Pancasila mengandung spiritualitas, kemanusiaan, solidaritas, musyawarah, dan keadilan. 

Pancasila merupakan sumber nilai untuk memahami hidup berbangsa dan bernegara secara utuh. Nilai-nilai dari Pancasila berdasarkan filosofinya yaitu sila ke:

  1. Kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral.
  2. Martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab.
  3. Solidaritas dan kesetiakawanan.
  4. Demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar.
  5. Kepedulian dan gotong royong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun