Mohon tunggu...
Brian Manalu
Brian Manalu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pejuang Pemuda Aekraja

Pemuda Aekraja

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengedepankan Dialog, TPL Rutin Melakukan Sosialisasi

19 Februari 2022   06:48 Diperbarui: 19 Februari 2022   10:02 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Program Kerja PT. TPL di rumah salah seorang warga Desa Aekraja / Dokpri

Perusahaan-perusahaan pengelola hasil hutan sudah seharusnya menempatkan masyarakat sekitar (warga desa) sebagai mitra strategis. Kesadaran itu sepertinya semakin dipegang teguh PT. Toba Pulp Lestari yang rutin melakukan sosialisasi rencana kerja dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam sosialisasi terbaru di Sektor Aekraja yang berlangsung dua hari lalu (17/02/21) warga tidak hanya bertanya tentang masalah-masalah kemitraan atau isu-isu ekonomi, tetapi juga isu lingkungan. Tampak bahwa kesadaran kritis warga akan pentingnya kelestarian lingkungan mulai tumbuh. 

Faisarlin, salah satu pemuda Aekraja, mengajukan pertanyaan seputar program perusahaan untuk memastikan terjaganya kelestarian lingkungan. Faisarlin menyoroti kelestarian sungai dan anak sungai karena menurutnya limbah kulit kayu ekaliptus sering ditemukan di sungai dan menghambat kelancaran arus air. 

Warga lain, Horas, mengingatkan perusahaan bahwa jarak ideal antara tanaman perusahaan dengan sumber air seperti sungai minimal 50 meter sebagaimana pernah disosialisasikan perusahaan sebelumnya.

Bukan hanya kelestarian sungai, warga juga bertanya tentang kelestarian flora hutan. Murdani menyoroti kelestarian flora seperti Kantong Semar. Sekedar informasi, Kantong Semar merupakan tumbuhan endemik daerah tropis. Tumbuhan ini tegolong khas dan eksotik karena memiliki kantong-kantong di ujung sulurnya.

Menaggapi pertanyaan warga, jajaran staf humas TPL yang dipimpin Sibuea memaparkan rencana kerja perusahaan dan langkah-langkah yang telah diambil sekaitan dengan kelestarian lingkungan. Perusahaan tetap mengakui masih perlu berbenah dan pertanyaan-pertanyaan warga akan menjadi masukan penting untuk rencana kerja ke depan.

Rehulina, staf bagian environment, memberi wawasan kepada warga tentang kategori sumber air di hutan sesuai dengan aturan pemerintah yakni alur, anak sungai dan sungai. 

Menurut Rehulina perusahaan membuat jarak tanam dari sumber air tersebut dua kali lebar alur sungai dan sungai. Tentang kelestarian flora, Rehulina menjelaskan bahwa perusahaan telah mengidentifikasi titik-titik koordinat tumbuhan endemik hutan untuk dilakukan perawatan.

Warga tampak antusias mengikuti sosialisasi tersebut dan semakin kritis terhadap kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Dialog seperti itu terus dilanjutkan untuk menumbuhkan sikap saling percaya antara perusahaan dan warga. 

Perusahaan akan terus didorong transparan oleh warga-warga yang kritis sehingga tidak ada lagi kecurigaan sebagaimana sering terjadi di desa. Kecurgiaan akan membuat warga terbelah dan pengawasan terhadap kinerja perusahaan menjadi tidak maksimal.

Sibuea Mengatakan sosialisasi yang telah terpogram tiap tahun merupakan bentuk transparansi perusahaan termasuk dalam isu lingkungan. "Perusahaan tidak pernah bermain kucing-kucingan. Semua transparan. Warga bisa melihat langsung kinerja perusahaan di lapangan dan tiap tahun kami pertanggungjawabakan apa yang kami kerjakan" kata Sibuea.

Dengan mengedepankan dialog dan prinsip transparansi, kita berharap warga tidak mudah diprovokasi oleh media dan oleh simpang siur informasi yang belum terbukti kebenarannnya. 

Sekarang ini adalah era di mana data dan fakta semakin transparan. Data dan fakta itu sekarang ini sangat mudah didapatkan berkat bantuan teknologi. Warga bisa dengan mudah mendokumentasikan kesalahan sekecil apapun yang dilakukan perusahaan.

Demi kemajuan bersama, kemitraan antara perusahaan dan warga mesti dibangun di atas sikap saling percaya tanpa mengabaikan perlunya saling mengawasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun