JEMBER - Sebagai negara yang memiliki banyak kepulauan, Pulau pulau yang terdapat  di wilayah Negara Indonesia sangat diuntungkan karena setiap pulau memiliki kekayaan alam dan budayanya yang lalu dapat dikelola oleh setiap pelaku ekonomi di pulau tersebut. Dengan kekayaan tersebut banyak pulau pulau di Indonesia yang menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber penghasilan terbesarnya. Pemerintah sendiri membantu mengembangkan sektor pariwisata ditiap kotanya sesuai dengan kekayaan budaya maupun kekayaan alam yang dimilikinya yang pastinya bertujuan untuk membantu meningkatkan perekonomian masing masing daerah maupun secara Nasional.
Salah satu daerah di Indonesia yang sedang berkembang dalam sektor pariwisatanya di Provinsi Jawa Timur adalah Kota Jember. Identitas Kota Jember awalnya adalah Kota Tembakau karena Kota Jember berkembang disektor perkebunan. Namun pada saat kepemimpinan di pegang oleh Bupati baru yang bernama Hendy Siswanto, Kota Jember lebih gencar mengembangkan sektor pariwisatanya. Sehingga identitas sektor perkebunan Kota Jember mulai tergeser oleh sektor Pariwisata. Kota Jember memiliki luas sebesar 3 Ribu Kilometer, maka dari itu banyak sekali kekayaan budaya dan alam didalamnya.
Kota Jember sendiri mengembangkan sektor pariwisatanya melalui sebuah event karnaval yang disebut dengan Jember Fashion Carnaval dan oleh masyarakat Kota Jember sendiri sering disebut sebagai JFC yang merupakan singkatan dari nama karnaval itu. Sebutan kota karnaval untuk Kota Jember merupakan sebuah gagasan seorang pemuda Kota Jember yang ingin mengembangkan potensi kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Gagasannya ialah ingin memberi sebuah wadah kepada anak muda yang berada di Kota Jember berupa kegiatan sosial berbentuk karnaval yaitu Jember Fashion Carnaval (JFC). Pemuda penggagas ide ini bernama Dynand Fariz.
Karnaval berasal dari bahasa Latin yaitu Carrus Navalis yang berarti gerobak kapal. Hal itu mengacu pada sebuah gerobak dalam suatu pawai keagamaan, seperti gerobak yang digunakan dalam arak-arakan keagamaan pada perayaan tahunan untuk menghormati dewa. Jadi kesimpulannya, Karnaval adalah suatu pesta besar ataupun sebuah pameran.
Jember Fashion Carnaval yang disingkat menjadi JFC merupakan sebuah kegiatan sosial berupa karnaval fashion yang didalamnya menampilkan rancangan baju hasil kreasi sendiri oleh peserta sebagai bentuk ajang bakat para peserta JFC. Setelahnya pakaian hasil rancangan para peserta itu akan dipakai selama kegiatan karnaval berlangsung yang biasanya selama 4 hari berturut turut. Para peserta pastinya mendapatkan edukasi tentang bagaimana cara merancang kostum atau pakaian yang nantinya akan ia pakai saat karnaval berlangsung. Sebanyak ribuan peserta berkarnaval dalam event yang terbagi menjadi Kids Carnaval, Artwear Carnaval, Pet Carnaval dan yang utama ialah Grand Carnaval.
Jember Fashion Carnaval (JFC) sudah berjalan selama 19 Tahun sejak Tahun awal terlaksananya pagelaran ini yakni pada tahun 2003. Lokasi dilakukannya Jember Fashion Carnaval ialah di pusat kota Jember yaitu Alun Alun Kota. Karnaval ini juga tidak hanya berada di satu titik tersebut, melainkan para peserta melakukan pawai dari Pusat Kota hingga Gedung Olaharaga atau GOR PKPSO Jember yang terletak dijalan Gajah Mada.Â
Jika diperhitungkan, kira kira peserta Jember Fashion Carnaval menempuh jarak berjalan sejauh 3,6 KM. Sepanjang jalan tersebut sudah dipenuhi oleh antusias masyarakat yang ingin menyaksikan secara langsung Jember Fashion Carnaval dijalanan. Tidak hanya itu, jalanan juga dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang memanfaatkan keramaian disepanjang jalan diselenggarakannya Jember Fashion Carnaval.
Dampak yang dirasakan bagi para pejuang rupiah pastilah sangat besar akibat terlaksananya Jember Fashion Carnaval ini. Contoh pedagang yang mendapatkan dampak positif dari adanya pagelaran ini ialah hampir pada semua kategori yaitu dunia fashion seperti penjual kerajinan, penjual kain, toko aksesoris dan masih banyak lainnya. Lalu pedagang yang terdampak saat berlangsungnya acara dijalanan ialah pedagang kaki lima yang menjual barang konsumsi seperti menjual makanan dan menjual minuman kepada para penonton yang datang menyaksikan secara langsung berjalannya JFC ini.
Jember Fashion Carnaval terselenggara setiap tahunnya secara rutin di Kota Jember kecuali saat kemarin terjadinya pandemi selama dua tahun diseluruh wilayah di Indonesia. Dalam terlaksananya kegiatan sosial ini, Jember Fashion Carnaval mendatangkan banyak sekali tamu yang berdatangan tidak hanya dari Kota Jember melainkan juga dari berbagai daerah termasuk dari luar negeri.Â
Maka bisa dibilang pagelaran ini sudah memasuki kategori Internasional. Banyaknya pengunjung juga berasal dari banyak pelaku sosial seperti pejabat daerah, seniman. Bahkan Jember Fashion Carnaval sudah pernah dihadiri oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Sedangkan pada tahun 2022 ini, JFC didatangi oleh menteri pariwisata dan ekonomi yaitu Bapak Sandiaga Uno.
Dengan banyaknya wisatawan yang berdatangan ke Kota Jember membuat perekonomian di Kota Jember juga terbantu. Sebagai contohnya adalah dibidang penginapan, karena pastinya para wisatawan pendatang membutuhkan tempat untuk berinap hingga tiba saatnya pagelaran Jember Fashion Carnaval dimulai.Â
Maka dari itu, sektor perhotelan di kota Jember ini mengalami peningkatan pesat. Hingga muncul hotel berbintang 4 di Kota Jember serta banyak homestay lainnya yang dimana hal tersebut pastinya membuka lowongan kerja baru untuk masyarakat di Kota Jember. Secara tidak langsung Jember Fashion Carnaval berpengaruh untuk meningkatkan perekonomian di Kota Jember.
Jember Fashion Carnaval membutuhkan waktu persiapan yang lama sehingga sehingga para pelaku UMKM mendapatkan kesempatan untuk menyediakan dagangan dagangannya di bazaar yang telah disediakan oleh panitia. Begitu juga dengan tempat pariwisata lainnya di Kota Jember yang secara tidak langsung dikenal oleh para pengunjung dari luar kota maupun mancanegara.Â
Contoh tempat pariwisatanya ialah Pantai Teluk Love, Pantai Papuma juga Pantai Watu Ulo. Ditempat tempat yang terdampak positif tersebut  pastinya membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk mengelola tempat pariwisata tersebut yang lalu hasil pendapatannya dibagi sebagai upah kerja setiap pegawainya.
Setelah begitu banyaknya dampak positif yang tampak saat pagelaran Jember Fashion Carnaval. Ada juga dampak negatif dari terjalannya pagelaran ini yaitu terjadinya kemacetan dimana mana terutama daerah pusat kota Jember. Hal ini terjadi karena jalan jalan menuju pusat kota digunakan sebagai lajur peserta Jember Fashion Carnaval sehingga jalanan ditutup. Sedangkan pemerintah sendiri tidak menyediakan jalan alternatif sebagai pengganti dari ditutupnya jalan utama.
Dampak negatif lainnya dari terselenggaranya Jember Fashion Carnaval ialah banyaknya sampah dari para penonton kegiatan sosial ini. Kurangnya kesadaran itu sendiri yang menjadi sebab utama banyaknya sampah yang dibuang secara sembarangan meski telah disediakan oleh petugas petugas kebersihan. Adapula tanaman tanaman kota yang rusak akibat di injak injak oleh para pengunjung akibat tidak memperhatikan garis batas.
Solusi terbaik untuk penyelenggaraan pagelaran ini ialah dengan memindahkan Jember Fashion Carnaval di tempat selain pusat kota karena wilayah yang kurang luas dan memadai sehingga menyebabkan kemacetan kota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H