Mohon tunggu...
Bresman G
Bresman G Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan swasta

Seorang karyawan swasta yang hoby menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kecanduan Pornografi, Menciptakan Manusia Lebih Sadis dari Binatang

4 Agustus 2017   14:02 Diperbarui: 4 Agustus 2017   22:55 4410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (binanalar.com)

Yang kedua adalah efek sadis dari kecaduan pornografi. Sebut saja pembunuhan atau penyiksaan. Termasuk pembunuhan berantai banyak berasal dari faktor kecanduan pornografi dan penyimpangan seks. Di negara kita dulu ada kasus pembunuhan berantai karena hubungan seks sejenis. Saya tidak mau sebutkan nama disini tetapi kita sudah pasti tahu pembunuhan berantai dan beberapa mayatnya dikubur di belakang rumahnya. 

Dan ada lagi kasus anak SD yang menjadi korban pembunuhan oleh anak-anak remaja disebuah daerah. Gadis malang ini dibunuh setelah selesai diperkosa oleh 11 orang anak remaja. Sangat sadis efek dari pornografi yang sangat tidak wajar saat ini.

Seperti kecanduan narkotika, kebutuhan akan pornografi juga terus meningkat kualitasnya. Sebagian orang yang terlibat dalam pornografi akan melampaui batas dan tertarik kepada perilaku yang menjijikkan. Pada akhirnya mereka akan tertarik untuk melihat penganiayaan anak, simulasi pembunuhan, kekerasan hommseksual, seks antara manusia dan binatang, seks dengan orang mati dan seks sadis yang berujung pada pembunuhan.

Bagaimana orang bisa menyukai hal tersebut karena kecanduan yang terus meningkat. Saya ingin menceritakan kisah dari seorang terpidana mati dari Amerika Serikat yang bernama Ted Bundy. Ketika dia berumur 13 tahun dia menemukan sebuah majalah porno di tempat sampah dekat rumahnya. Dimulai dari sana dia semakin tergila gila dengan foto-foto porno dan video porno baik juga yang berhubungan dengan kekerasan. Dia sering berfantasi melakukan hal-hal tersebut. Setalah bosan dengan fantasi, cara memuaskan kecanduannya adalah dengan realita.

Ted Bundy adalah seorang pemuda yang tampan dan mahasiswa hukum yang pintar. Mulai memuaskan hasrat seksnya dengan menipu banyak wanita muda. Hal yang dia lakukan adalah memakai perban d itangan atau kakinya lalu berjalan melewati kampus membawa beberapa buku ditangannya. 

Bila ia melihat wanita berjalan seorang diri, dia dengan sengaja menjatuhkan bukunya. Wanita itu akan membantu memberesi bukunya dan membawanya kemobil. Lalu Ted akan mendorong wanita itu dan menyanderanya di dalam mobil. Setelah itu dia akan memperkosa waita tersebut, menganiaya dan membunuhnya. Membuang mayatnya ditempat yang jauh dan sulit ditemuan. Hal ini berlangsung selama 4 tahun.

Ketika ditahan Ted Bundy sudah membunuh 28 wanita muda dengan cara yang mengerikan. Dia dikecam seluruh dunia karena membunuh seorang gadis kecil dengan sadis. Di dalam tahanan dia menyampaikan sesuatu kepada orang-orang yang membencinya bahwa dia sangat menyesali perbuatannya dan memperingatkan bahaya pornogafi. Dia juga menjelaskan bagaimana pornografi membuatnya menjadi pembunuh berdarah dingin. Kegilaannya untuk membunuh selalu disulut oleh pornografi kekerasan.

Itu adalah pesan yang sangat bagus kepada kita di akhir hidupnya tantang bahaya kecanduan pronografi. Apabila diikuti akan semakin meningkat dan pada akhirnya akan berujung kepada kekerasan dan pembunuhan. Jadi mari kita berusaha untuk menjauhkan diri kita atau anak-anak kita dari kecanduan pornografi dan mulai menularkan pendidikan seks yang baik.

Seks adalah anugrah terindah dan sesuatu yang suci yang diberikan oleh Tuhan dan melakukannya dengan batas-batas yang wajar. Menikmati itu sebagai pemberian untuk berketurunan, sebagai yang suci yang menyenangkan kedua belah pihak.

Semoga bermanfaat,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun