malam mengarak kenangan di pelataran
bintang-bintang menyuarakan kemerdekaan cinta
desir angin merayu detak jantungÂ
menegaskan bahwa cinta masih terus bercerita
bersama langkah kaki dan restu dewa-dewi
seorang dalang menggelar sejarah peradaban,
sebuah prasasti yang mungkin abadi
meninggalkan naga yang masih pulas
dan sepasang koi yang berpeluk dengan puas
debog meneguhkan sabda-sabda  penuh tuah
dan lakon bercerita bada tubuh petromaks
tentang Shinta yang meninggalkan Rama
sembunyi pada bayang-bayang duka atau cinta
dan sinden melantunkan syair kerinduan Shinta
do'a mereka bersenandung getar di angkasa
namun kau tak akan mengerti betapa lucunya semesta
rahwana menemukan shinta  yang bergaun duka
bercerita bahwa cinta kadang lebih menyiksa dari luka
di jalanan yang benderang itu tak ada lagi bayangan rama
apa sejatinya Sri Rama, wahai cintaku
kulenyapkan desa itu sebagai bentuk perdamaian dendam dan waktu
tapi tidak dengan luka!
agar kau bahagia di antara dewa-dewi
dan atas kematianmu di antara penduduk desa
apa sejatinya Sri Rama, titisan air mata surga milikmu
sakitlah pada yang Maha Damai, Shinta
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI