Mohon tunggu...
Pejalan Kaki
Pejalan Kaki Mohon Tunggu... Nelayan - Smurf

Jgn Pernah Menyerah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rinduku

1 Desember 2020   01:18 Diperbarui: 1 Desember 2020   01:23 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

rinduku datang sebagai anak-anak hujan

ia suka bercanda di depan kekasihku

merayu sepi yang tumpah  antara hidung dan kesedihanya

merengek minta dibelikan mainan waktu

bernyanyi riang di pinggir jalan penantian

dan bermain di kubangan yang hilang

rinduku tersaji pada segelaskopi tanpagula

wangi yang mengingatkanku padamu

hangat disetiap sesapnya melegakan

pahit pada tegukan pertama merapalkan luka

pun ampas yang menyimpan do'a kita

menjadi pintu keluar kegelisahan lama

rindu hadir dalam kacamata malam

bayang pohon meniru solektubuhmu

purnama menyeru janji kita dahulu

gemintang berkelip di sunyi paling haru

desir angin meninabobokan sendu

juga derita kita yang hilang dikegelapan

rinduku menjelma bebunyian animalia

derit serangga melejitkan syair-syair kerinduan

serigala melolongkan namamu pada purnama 

di telaga kodok-kodok mewirid sembari bercerita

perihal kita yang terlanjur luka

rinduku tuliskan pada sebuah puisi

di awal kuhadirkan raut wajahmu

lalu rindu dan sendu menjadi bait

harapan kita menjadi sajak penebus derita

lalu, kubiarkan tanpa ada penutup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun