rinduku datang sebagai anak-anak hujan
ia suka bercanda di depan kekasihku
merayu sepi yang tumpah  antara hidung dan kesedihanya
merengek minta dibelikan mainan waktu
bernyanyi riang di pinggir jalan penantian
dan bermain di kubangan yang hilang
rinduku tersaji pada segelaskopi tanpagula
wangi yang mengingatkanku padamu
hangat disetiap sesapnya melegakan
pahit pada tegukan pertama merapalkan luka
pun ampas yang menyimpan do'a kita
menjadi pintu keluar kegelisahan lama
rindu hadir dalam kacamata malam
bayang pohon meniru solektubuhmu
purnama menyeru janji kita dahulu
gemintang berkelip di sunyi paling haru
desir angin meninabobokan sendu
juga derita kita yang hilang dikegelapan
rinduku menjelma bebunyian animalia
derit serangga melejitkan syair-syair kerinduan
serigala melolongkan namamu pada purnamaÂ
di telaga kodok-kodok mewirid sembari bercerita
perihal kita yang terlanjur luka
rinduku tuliskan pada sebuah puisi
di awal kuhadirkan raut wajahmu
lalu rindu dan sendu menjadi bait
harapan kita menjadi sajak penebus derita
lalu, kubiarkan tanpa ada penutup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H