Mohon tunggu...
Rasha Langit Senja
Rasha Langit Senja Mohon Tunggu... Wiraswasta - Netizen Journalist

Share about everything!

Selanjutnya

Tutup

Money

Industri Walldecor Jogja Semakin Menggeliat

23 Agustus 2019   12:14 Diperbarui: 23 Agustus 2019   12:16 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SLEMAN - Jogja memang memiliki reputasi sebagai penghasil produk kreatif. Salah satunya adalah walldecor atau hiasan dinding, yang kini semakin tumbuh berkembang di tengah masyarakat.

Saat ini telah ada beberapa pengrajin di wilayah Yogyakarta. Salah satunya Nimmo Canvas, rumah produksi walldecor yang mampu menghasilkan hingga ratusan hiasan dinding dalam proses produksinya per hari.

"Kami memulainya sejak 3 tahun lalu. Awalnya hanya produksi 1-2 sehari dan saat itu hanya membuat walldecor dari bahan kanvas saja", ungkap Aditya, co-founder Nimmo, di rumah produksinya di Seturan, Sleman.

Seiring perkembangan tren di bidang home decor dan respon masyarakat yang positif, kini tersedia variasi hiasan dinding yang bisa dibuat dengan pilihan jenis dan bahan yang semakin beragam.

"Walldecor tidak lagi menjadi kebutuhan kelas atas berumah mewah saja. Bahkan mahasiswa di Jogja juga ingin menghias kamar kosnya. Itu yang memacu kita untuk berinovasi membuat variasi produk yang bisa terjangkau semua kalangan", jelasnya.

Berbagai macam hiasan dinding pun dapat diaplikasikan sesuai dengan selera, ide, dan kebutuhan.

Sekarang masyarakat bisa menemukan aneka hiasan kreatif mulai dari bahan kayu lapis, telenan, hingga kayu jati belanda.

Mayoritas semuanya dibuat secara manual. Jadi bisnis ini juga punya potensi besar untuk berkembang menjadi industri padat karya.

"Di Nimmo, kita mengerjakannya masih 11 orang, sebagian diantaranya adalah freelance pelajar dan mahasiswa dengan jadwal bergantian. Dan kapasitas produksinya sanggup menghasilkan hingga 200an item seharinya," Aditya menambahkan.

Mengenai pemasaran, produk walldecor Jogja juga telah dijual di beberapa wilayah di Indonesia.

Sebagai contoh, Nimmo saat ini menjadi supplier untuk reseller area Kalimantan dan Sumatra.

Selain itu, mereka juga menjual sendiri produknya secara online dan offline di wilayah Yogyakarta.

"Karena kita olah sendiri semua bahan baku, biaya produksi bisa ditekan. Harga produk akhir pun jadinya sangat bisa bersaing dengan produsen lain di Indonesia", kata Aditya saat menjelaskan alasan kenapa produknya dapat dipasarkan di daerah lain.

"Selain dari segi bahan baku, kita juga berinovasi dengan teknik dan metode produksi. Ini yang ingin kita jadikan keunggulan, karena belum ada tempat lain yang punya teknik pembuatan walldecor seperti yang kita pakai".

Saat ini di Nimmo sendiri telah memiliki banyak variasi produk walldecor. Mulai dari yang premium sampai yang harganya terjangkau.

Pertumbuhan minat masyarakat terhadap walldecor juga turut mengembangkan industri ini. Apalagi kini juga sudah muncul berbagai komunitas hobi di bidang dekorasi rumah, yang cukup menjamur di media sosial.

Dengan potensi tersebut, sektor usaha kerajinan hiasan dinding bisa menjadi pemain serius dalam industri kreatif di Indonesia. Dan Yogyakarta, dengan keunggulan yang dimilikinya, dapat turut berperan aktif sebagai barometer utama di Indonesia. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun