Mohon tunggu...
bravita putri
bravita putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

saya merupakan calon mahasiswa baru dan seorang pemula dalam menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Miliki 5 Skill Dasar Ini untuk Menjadi Pendengar yang Baik

3 Agustus 2024   23:00 Diperbarui: 3 Agustus 2024   23:02 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Istilah curhat tak lagi asing didengar, pasalnya setiap individu pasti memiliki masalah atau hambatan tersendiri dalam menjalani hidup. Di era generasi z yang kini menginjak usia muda menuju produktif, tentunya banyak sekali yang menjadi pertimbangan dan beban dalam pikiran mulai dari: "Besok jadi apa?'' ; ''Selanjutnya gimana?'' ; perihal problematika keluarga ; hingga masalah asmara. 

Saling bertukar cerita dengan sahabat maupun orang terdekat menjadi solusi yang dapat meringankan beban hati atau beban pikiran, memang terkadang pihak yang bercerita hanya ingin dibagikan keluh kesah atau sekedar didengarkan kisahnya. Namun tentunya sebagai teman yang baik anda ingin menjadi tempat sandaran yang nyaman dan dapat melegakan orang-orang terdekat anda yang sedang tertimpa masalah. Oleh karena itu berikut beberapa tips menjadi support system yang baik dalam merespon curhatan orang terdekat anda.

1. FOKUS 

Hal dasar yang tentunya harus dilakukan adalah menghargai dan memberikan waktu kepada sahabat anda untuk menyampaikan apa yang ingin disampaikan. Menyiapkan diri dengan tulus sebagai bentuk cinta dan kepedulian terhadap sahabat anda yang telah mempercayai anda sebagai teman berbagi rasa

2. FEEDBACK KECIL

Pada saat orang terdekat kita sedang menyampaikan keluh kesah masalahnya,  kita perlu melakukan feedback kecil sebagai tanda bahwa kita menyimak apa yang disampaikan oleh lawan bicara kita, seperti memposisikan pandangan ke arah lawan bicara, mengangguk-angguk, atau menepuk bahu lawan bicara Anda saat sedang menangis. Hindari kegiatan yang terkesan mengabaikan lawan bicara seperti menyimak sembari bermain gadget atau memotong dan mengalihkan topik pembicaraan saat lawan bicara kalian belum menyampaikan seluruh keluh kesahnya. 

3. MENGOREKSI KEMBALI 

Jika lawan bicara kita telah menyampaikan seluruh hal yang ingin disampaikan, Anda dapat membuka respon Dengan mengatakan ulang pernyataan lawan bicara sebelumnya. Hindari pernyataan yang secara gamblang atau terang-terangan berbalik dengan apa yang dirasakan oleh lawan bicara Anda. 

4. POV ( Point of View)

Posisikan diri Anda pada sebagai sahabat anda, dapat dilakukan dengan membuka respon seperti: 

• "kalau aku jadi kamu juga aku sama merasa x''

• " aku merasa kamu udah hebat masih bisa ngejalanin ini"

• " ingat ada aku kan jalani terus ya nanti pasti ada ujungnya''

Hal ini akan membuat sahabat anda merasa tidak sendirian dan memiliki sandaran sejenak untuk melegakan rasa kalutnya.

5. KEJUJURAN 

Yang terakhir adalah kejujuran, sahabat anda tentunya telah merasa nyaman dan percaya dengan diri anda sebagai pendengar. Oleh karena itu Anda merespon curhatan sahabat anda dengan apa yang benar-benar Anda rasakan atau apa yang ada dalam benak anda. Jikalau pun anda tidak tahu anda harus berbuat apa maka sampaikan bahwa anda tidak tahu jalan keluar dan hanya dapat mendengarkan keluh kesah lawan bicara Anda, hal itu lebih baik daripada karangan solusi yang tidak jelas arahnya sehingga malah terkesan berbelit. 

Itulah beberapa tips yang dapat saya paparkan perlu diingat kita harus selektif dalam memilih teman curhat, Karena tidak semua orang dapat menerima dan mau menjadi pendengar tentang apa yang kita rasakan. Usahakan Anda dapat menjadi petunjuk arah bukannya penentu arah dalam urusan orang lain, agar jika di kemudian hari seseorang tersebut salah memilih jalan maka anda tidak akan dapat disangkut pautkan atas pilihannya sebelumnya. Berbagilah cerita dengan individu yang anda percaya dan dapat menjaga privasi Anda sehingga tidak ada pihak yang merasa atau akan dirugikan di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun