Mohon tunggu...
Alexander Timbul Sibarani
Alexander Timbul Sibarani Mohon Tunggu... Guru - Guru Pengabdi

Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian berkembangnya teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalimantan Selatan, Pengabdianku sebagai seorang Guru

3 Februari 2021   22:37 Diperbarui: 3 Februari 2021   23:05 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tidak pernah termimpikan oleh saya untuk merantau maupun menetap di Kalimantan Selatan sebelumnya. Tapi ini lah perjalanan hidup seseorang yang berasal dari Sumatera Utara.

Di tahun 2007 sekitar bulan Mei, awal mula perjalanan kehidupan saya sampai di Kalimantan Selatan tepat nya di Banjarmasin sebagai ibukota Provinsi. Dijemput di Bandara Syamsudinor Banjar Baru, oleh sahabat ketika masih kuliah di Medan sekitar jam 8 malam.

Berbekal Ijazah, selembar surat pengalaman kerja ketika di Medan dan sedikit uang di tabungan itulah yang menjadi bekal saya merantau ke Kalimantan Selatan ini. 

Setelah sebelumnya bertukar pikiran dengan teman semasa kuliah, saya dan teman tersebut ingin membuka usaha yang berhubungan dengan komputer, tapi apa daya usaha yang dibuka oleh teman saya tersebut bukanlah usaha komputer tetapi usaha yang bisa dikatakan ilegal menurut saya.

Di dalam perjalanan saya merantau di Kalimantan Selatan yang ber Ibukota Banjarmasin dan berjulukan kota Seribu Sungai tersebut, dibenak saya sewaktu dari Medan adalah kota yang bisa dikatakan masih banyak sungai, sehingga untuk  mendapatkan kebutuhan pokok harus melakukan perjalanan dari sungai ke sungai.

Tetapi ketika sampai di Banjarmasin bayangan saya tersebut tidak sedemikian rupa.  Ternyata perkembangan kota Banjarmasin bisa dikatan maju. Bahkan untuk mendapatkan kebutuhan pokok secara lengkap juga mudah ditemukan pasar.

Pengalaman pertama sekali ketika berbelanja ke pasar adalah bahwa pasar tempat berjual beli. Kalau di Sumatera Utara tempat saya dulu istilah pasar adalah jalan raya dan istilah pasar adalah pajak. Mungkin kedengaran lucu bagi sebagian orang yang belum pernah ke Sumatera Utara.

Istilah orang menawarkan makan juga agak sedikit membuat saya terkejut karena seakan-akan mengertak saya. Si penjual bertanya atau betakun"Makankah pean?". Mendengar kalimat itu membuat nyali saya ciut seketika. Bahkan si penjual sampai 2 kali mengatakan demikian. Karena agak kebingungan orang disamping saya mengatakan bapak mau makan? Akhirnya saya mengerti bahwa sipenjual bertanya mau makan kepada saya.

Dan yang paling lucu ketika menawarkan lauk yang tersedia dengan istilah Iwak. Karena belum pernah juga mendengar istilah Iwak tadi saya sempat bingung juga. Akhirnya saya mengatakan pakai telur. Dan di tanya lagi sama penjual pakai intalo kah? Antara kebingungan saya mengatakan iya...iya...

Inilah Kalimantan Selatan, yang mengharuskan saya mau tidak mau harus belajar bahasa Banjar dan Budayanya. 

Perjalanan selanjutnya adalah ketika mencoba untuk melamar pekerjaan, saya harus bepergian dengan angkutan kota atau istilah di Medan Angkot. Di Kalimantan Selatan istilah tersebut adalah taksi. Mendengar kata Taksi di tempat saya terdahulu adalah angkutan dengan pakai argo harga yang sudah pasti mahal harganya. Tetapi oleh teman saya di jelaskan bahwa taksi disini sama dengan di kota Medan Angkot. 

Saya memulai melamar pekerjaan dengan transportasi taksi tersebut. Dan ketika mau sampai ke tempat saya melamar kerja, saya menyuruh taksi berhenti dengan istilah pinggir.. Si Supir bingung dengan istilah pinggir. Dan karena saya mengatakan beberapa kali akhirnya di supir memberhentikan taksi tersebut setelah penumpang di samping saya mengatakan kiri. Akhirnya saya mengerti bahwa untuk menyuruh taksi berhenti adalah kiri.  Dan masih banyak lagi istilah baru yang saya dengar.

Keistimewaan dari Kalimantan Selatan banyak saya temukan seiring dengan berjalannya waktu. Setelah beberapa kali melamar pekerjaan di swasta akhirnya saya diterima di 2 tempat pekerjaan sekaligus. Yang pertama sebagai operator komputer di bidang Saham yang terletak di Jl. A. Yani Km 3,5 tepatnya di samping Duta Mall, dan juga di terima sebagai tenaga pengajar atau Dosen di STMIK Indonesia Banjarmasin yang berlokasi di daerah Kayu Tangi.

Untuk pekerjaan yang pertama hanya saya lakoni sekitar 2 hari saja dengan waktu kerja dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore dengan gaji yang saya anggap tidak memadai. Akhirnya saya mengundurkan diri dan melakoni pekerjaan sebagai dosen. 

Selama bekerja sebagai Dosen terbang, saya tetap berusaha melamar sebagai CPNS di beberapa instansi yang waktu pelamaran nya ketika itu belum serentak diadakan. Ada beberapa instansi yang saya lamar antar lain, Operator Komputer di Universitas Lambung Mangkurat, Sistem Informasi di BPOM(Badan Pengawas Obat dan Makanan), Pengolah Data dan Informasi di BPN(Badan Pertanahan Nasional) dan terakhir sebagai Guru Komputer SMA di PemKab Hulu Sungai Tengah.

Ketika Pengumuman, akhirnya saya lulus sebagai Guru SMA di Kab. Hulu Sungai Tengah. Dan saya juga diterima sebagai Dosen tetap di STMIK Indonesia Banjarmasin. Saya diharuskan memilih kembali tetap bekerja sebagai Dosen tetap di STMIK tersebut atau sebagai guru SMA. Direktur menawarkan bahwa tahun depan bisa mengikuti test CPNS kembali di Kopertis. Karena yang sudah nyata adalah Guru SMA akhirnya saya resign sebagai Dosen.

Banjarmasin ku tinggalkan untuk menuju tempat baru. Dengan segala keunikan dan keistimewaan Banjarmasin, baik itu budaya dan adat istiadatnya, tempat wisata dan wisata kuliner nya. Di Banjarmasin sendiri untuk objek wisatanya bisa dikatakan masih sedikit sekitar tahun 2008. Kita hanya bisa ke objek wisata Pulau Kembang, yang terkenal dengan monyet berkeliaran bebas atau bahkan jika beruntung kita bisa melihat monyet khas Kalimantan yakni Bekantan. Untuk objek wisata yang lain adalah Pasar Terapung yang berada di daerah Kuin Banjarmasin. Kita bisa melihat pasar tradisional di sungai dimana antara penjual dan pembeli melakukan transaksi di atas jukung atau sampan atau bahkan kelotok istilah sampan pakai mesin.

Setelah pindah dan bermukim di tempat baru di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan Ibukota Barabai, saya tetap menemukan keunikan dari Kalimantan Selatan ini. Baik istilah bahasa maupun adat istiadat. Hal yang paling lucu dan unik bahkan sempat membuat sewot adalah istilah batak ka pinggir. Saya yang bersuku batak merasa jengkel dalam hati kok mereka tahu saya suku batak dan menyuruh ke pinggir? Dengan kebingungan saya tersebut, saya bertanya pada teman dengan istilah tersebut. Dengan penjelasan istilah tersebut akhirnya saya tahu istilah itu adalah Tarik kepinggir. Dengan senyum simpul akhirnya saya dapat mengerti.

Di Barabai sendiri untuk objek wisatanya bisa dikatakan objek wisata alam dengan dialiri sungai. Adalah Manggasang, Baruh Bunga, Pulau Mas, Rian Bajandik, Bendungan Batu Tangga, dan ada beberapa yang lain. 

Sebagai tempat wisata andalan, wisatawan yang berkunjung bukan hanya dari Barabai sendiri, tapi dari 11 Kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Selatan. Walaupun masih di kelola oleh masyarakat setempat, dan sedikit pengelolaan pemerintah tempat wisata ini ramai dikunjungi ketika hari libur. Dan untuk makanan khasnya secara umum sendiri banyak. Ada Pak Asam yakni ikan yang dibumbui dengan beras, Mandai yakni sejenis kulit cempedak atau nangka yang dipermentasi, tempuyak yakni durian yang dipermentasi, apam Barabai, kue lam dan sebagainya.

Keunikan lainya banyak juga saya temukan ketika mengabdi sebagai guru di SMA Negeri 1 Barabai, baik dari siswa, guru dan lingkungan sekitar.

Keistimewaan Provinsi kami saya rasakan sebagai motivasi saya sebagai guru yang menetap dan mengabdi untuk Kalimantan Selatan.

Tiap provinsi pasti memilik keunikan dan keistimewaan masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun