Memang tidak salah membuat poling karena memberikan informasi begitu cepat kepada masyarakat karena masing-masing media tentunya menggunakan standar tinggi dalam mengitung data-data tersebut, termasuk menggandeng lembaga riset terpercaya. Namun, ditelisik lebih dalam dan bila dikiritisi, apa yang dilakukan media-media tersebut dikhawatirkan adanya tunggangan dari kepentingan politik.
Namun, dewan pers, praktisi, dan ahli dibidang jurnalistik tidak mengkiritisi secara signifikan lahirnya jurnalismre presisi ini, utamanya ketika poling itu terjadi dan terus dipergunakan sampai saat ini. Padahal, poling tersebut hanya contoh kecil dari adaya kegiatan jurnalistik yang menggunakan konsep tersebut. Ada beberapa media, yang konsep kegiatan jurnalistiknya menggunakan konsep jurnalisme presisi. Mereka membuat fakta berdasarkan data yang ditemukan, bahkan tidak jarang data tersebut digunakan untuk mendukung biro riset masing-masing untuk membuat fakta tersendiri.
Terlepas dari itu semua, masih belum diketahui apakah praktek jurnalisme presisi telah gagal diterapkan dari konsep sebenarnya ataukah memang adanya kesalahan dalam metode yang dilakukan di masing-masing perusahaan media massa. Tentu apapun konsep yang digunakan oleh pewarta diharapkan memang ditujukan kepada bagaimana mendukung kesejahteraan masyarakat, menjadi pengawas di pemerintahan, ikut serta membangun derajat dan martabat masyarakat itu sendiri. Wallahualam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI