Kedua, melakukan konsultasi atau meminta nasihat kepada orang yang sudah memahami asuransi. Misalkan saja kepada agen asuransi, penasihat keuangan, seseorang yang sudah memahami secara mendalam tentang asuransi, dan semacamnya. Hal ini akan membantu Anda mendapatkan produk asuransi yang sesuai dengan kantong dan memebuhi kebutuhan sesuai yang diinginkan.
Ketiga, carilah jenis polis yang tepat. Setelah mengetahui berapa banyak cakupan yang Anda butuhkan, Anda dapat menentukan jenis polis terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Keempat, lihatlah kualitas perusahaan asuransi yang akan Anda pilih. Anda dapat mencari tahu tentang hal itu melalui media, laporan keuangan, atau website perusahaan asuransi.
Sebagai tambahan, manfaat produk asuransi bsa dirasakan signiifikan ketika risiko itu telah datang. Manfaat asuransi tidak bisa dirasakan dengan cepat, ibarat memakan cabai lalu pedas di mulut langsung terasa. Asuransi adalah penyebar risiko sehingga risiko yang datang tidak secara penuh 'menghajar' seseorang itu. Tentu sudah banyak pengalaman dari kita semua bahwa mereka yang tiba-tiba jatuh sakit harus merasakan sakit yang berlipat ganda ketika biaya rumah sakit melonjak begitu tajam.
Namun, perusahaan asuransi siap melindungi nasabah tersebut meski biaya rumah sakit terus mengalami kenaikan, termasuk melindungi harta benda yang dimiliki sejalan dengan meningkatnya risiko akan harta benda di jaman yang telah berkembang saat ini. Hal ini bisa dilakukan karena perusahaan asuransi memiliki komitmen. Bahkan, masyarakat tidak perlu khawatir tertipu oleh perusahaan asuransi. Kini, telah hadir lembaga superbody bernama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang melakukan pengawasan dan pengaturan terhadap lembaga jasa keuangan, termasuk industri asuransi secara ketat.
OJK telah membuka diri dan memberikan layanan call center bagi masyarakat yang merasa tertipu oleh suatu lembaga jasa keuangan. OJK siap menindak tegas lembaga jasa keuangan yang secara nyata dan terbukti melakukan pelanggaran. Bahkan, OJK tidak segan-segan mencabut ijin usaha dan meminta secara keras untuk lembaga jasa keuangan melakukan ganti rugi atas pelanggaran yang dilakukan. Pada sisi lain, OJK terus menyuarakan betapa pentingnya masyarakat memiliki asuransi.
Dalam suatu kesempatan, penulis pernah bertemu dengan salah satu petinggi perusahaan asuransi. Dirinya menyampaikan bahwa membeli produk asuransi tidak seperti membeli kendaraan atau properti. Manfaat yang diberikan berbeda. Produk asuransi akan bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu bila risiko datang secara tiba-tiba. Petinggi yang menjabat sebagai Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia ini menghimbau agar masyarakat tidak membeli produk asuransi ketika risiko tengah terjadi atau telah terjadi.
Direktur Utama Allianz Life yang bernama Joachim Wessling ini mengatakan bahwa perlindungan yang dibeli seseorang melalui perusahaan asuransi harus dilakukan sebelum risiko itu datang. Perusahaan asuransi tidak akan mau memberikan perlindungan ketika risiko itu telah terjadi atau tengah terjadi. "Jangan ketika sakit baru bilang mau membeli produk asuransi. Mana mau perusahaan asuransi bila seperti itu. Manfaat asuransi itu bisa didapatkan pada waktu risiko itu datang", ujar Joachim.
Dan, manfaat asuransi telah penulis rasakan. Ketika awal pernikahan, istri terserang penyakit DBD. Trombosit istri saat itu mengalami penurunan. Singkat kata, rawat secara mendalam harus dilakukan. Saat itu, penulis memilih jalur swasta dan tidak memilih jalur BPJS Kesehatan dengan alasan Kartu BPJS Kesehatan masih dalam proses pembuatan. Meski kondisi kesehatan istri terus membaik, namun penulis cukup was-was dengan biaya rumah sakit, mengingat penulis mengambil kelas II di salah satu rumah sakit yang cukup mewah di Jakarta Timur.
Setelah 3 hari berlalu, dokter menyatakan bahwa istri diperbolehkan pulang dan penulis diminta menyelesaikan proses administrasi. Entah dengan alasan apa, bagian keuangan tampak memperlambat proses pembayaran. Padahal, dokter yang membolehkan pulang sudah mengatakan dari pagi hari, namun sampai dengan sore hari menjelang adzan maghrib, bagian keuangan tidak menunjukkan batang hidung untuk memberikan berapa yang harus penulis bayar.
Tiap satu jam, penulis selalu mendatangi petugas untuk meminta progres, tapi jawabanya tetap sama yakni sedang diproses. Ibu mertua sempat mengatakan "Mungkin diperlambat agar tidak pulang hari ini sehingga biayanya lebih tinggi". Terlepas dari itu semua, tanpa pikir panjang, dan penulis tidak ingin melakukannya, akhirnya penulis mendatangi ruang administrasi dengan mengalungi Kartu Pers, yang selama ini disimpan di dalam tas. Setelah itu, pembayaran pun selesai begitu cepat tanpa ada hambatan yang berarti.
Entah harus merasa senang, lega, atau justru sedih. Namun, dari situ penulis belajar sesuatu hal bahwa keberadaan asuransi menjadi penting karena pada posisi tersebut perusahaan asuransi akan langsung turun tangan membantu nasabah, dan nasabah hanya fokus untuk kembali sehat dan kembali beraktifitas seperti sehari-hari.