Mohon tunggu...
Angga Bratadharma
Angga Bratadharma Mohon Tunggu... lainnya -

Pembaca dan Penulis More Info visit my blog : Bratadharma.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

KompasianaModis Penuh "Sampah"

4 Agustus 2012   10:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:15 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1344076656123083226

Jakarta, AnggaBratadharma - Masalah sampah semakin hari semakin terbiasa pada paradigma masyarakat. Hal ini lumrah mengingat volume sampah seakan stagnan di kota Jakarta, bahkan bisa dikatakan meningkat. Sampah seyogyanya adalah hasil konsumsi suatu individu atau lembaga akan suatu produk. Hasil konsumsi itu biasanya sampah yang dibuang oleh seseorang atau suatu lembaga. Hal ini wajar, karena kegunaanya yang telah hilang. Kesadaran dan kepedulian masyarakat akan sampah dewasa kini seakan hilang, bahkan tipis, di era globalisasi. Ini dibuktikan banyaknya sampah yang menggunung dan menumpuk disudut-sudut Jakarta, ataupun di daerah aliran sungai Secara umum pola penanganan sampah di Indonesia hanya melalui tahapan paling sederhana, yakni kumpul, angkut, dan buang. Pola pengelolaan sampah tersebut berjalan karena dilandasi oleh mindset bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna, sehingga harus dibuang. Padahal, kebersihan akan sampah merupakan investasi yang menjadi modal awal untuk Indonesia menciptakan suatu destinasi dalam membuat wisata mancanegara masuk ke Indonesia. Ini perlu karena kebersihan adalah investasi dalam berbisnis untuk bisnis pariwisata. Persoalaan sampah menjadi masalah klasik yang tersimpan dalam mindset masyarakat. Sampah paling banyak berasal dari manusia. Bahkan, sampah yang dibuang oleh manusia dibuang ke area darat maupun area laut. Menarik adalah tempat seperti hotel berbintang, restaurant mahal, mall-mall mewah juga tidak memiliki standar pengolahan sampah yang baik. Sampah yang berasal terkadang terbuang didaerah aliran sungai, yang akhirnya berkumpul di lautan. Ketua Umum InSWa Sri Bebassari, dalam acara Kompasiana Modis (monthly discussio)n, di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Sabtu 4 Agustus 2012, mengatakan, permasalahan sampah di masyarakat menjadi hal utama yang perlu diselesaikan dengan baik "100% sampah ada karena manusia, tidak ada yang mau di kotori oleh sampah walaupun sampah sendiri, dan kurang dari 1% penduduk duunia yang mempelajari tentang sampah dan peduli", ujarnya Manusia merupakan penyumbang utama akan sampah yang ada di dunia ini. Bahkan, pihak asing juga menyoroti masalah sampah di Indonesia. Soalnya, daerah aliran sungai di Indonesia, terutama di sungai Citarum penuh dan kotor oleh sampah-sampah yang dihasilkan oleh manusia. Tentu ini menjadi persoalan bersama dan perlu kerjasama bersama dalam menyelesaikan masalah sampah. Penyelesaian ini baik oleh pemerintah, industri, maupun masyarakat. Bila perlu, nilai-nilai seperti gotong royong di masyarakat kembali digalakan, terutama dicondongkan kepada kebersihan lingkungan sekitar. Sebenarnya hal utama dalam penyelesaian masalah sampah adalah bagaimana menciptakan paradigma dan mindset masyarakat secara keseluruhan akan pentingnya menjaga kebersihan. Tentu, pemerintah didesak untuk membuat UU atau mensosialisasikan UU tersebut kepada masyarakat mengenai sampah, sehingga memang sampah bisa diselesaikan dengan baik. UU No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah sebenarnya sudah berdiri dan ditetapkan oleh pemerintah sejak lama. Pun demikian sosialisasi UU itu dirasa kurang. Bahkan, banyak masyarakat belum ketahui adanya UU tersebut Amanat utama pengelolaan sampah dalam UU No18 tahun 2008 adalah mengubah paradigma pengelolaan sampah dari kumpul, angkut, buang menjadi pengurangan di sumber dan daur ulang sumber daya. UU ini menjadi penting seiring dengan perkembangan jaman yang semakin signifikan, sehingga paradigma masyarakat juga perlu mengikuti kepeduliaan akan dunia yang makin rusak oleh tangan manusia. Jadi, masalah sampah ini bukanlah masalah pemerintah ataupun industri serta si pembuang sampah itu. Tapi, menjadi masalah utama yang perlu bergandengan tangan antara pemerintah, industri dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah sampah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun