Mohon tunggu...
Angga Bratadharma
Angga Bratadharma Mohon Tunggu... lainnya -

Pembaca dan Penulis More Info visit my blog : Bratadharma.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jangan Biarkan Jumbo Sale Kalahkan Masyarakat!

4 Juni 2012   03:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:25 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1338785928955596760

Depok - Menjelang pertengahan tahun, masyarakat kembali disuguhkan kemasan menarik hati oleh pusat-pusat perbelanjaan, yakni sale besar-besaran hingga mencapai 70%. Tentu siapa yang tidak tergoda, baik perempuan maupun laki-laki terpancing umpan sale besar-besaran tersebut.

Mengaggumkan bukan. Harga suatu barang yang tadinya mencapai jutaan, kini dengan momentum sale besar-besaran, harga barang tersebut menjadi setengah harga, bahkan melebihi setengah harga.

Iklan yang memukau, baik dipajang di media cetak maupun media elektronik, pada akhirnya mampu membuat masyarakat tersihir dengan pesona sale besar-besaran yang ditayangkan oleh pusat-pusat perbelanjaan.

Sebut saja salah satu pusat perbelanjaan atau biasa disebut mall, yang berada di daerah Depok. Pada awal bulan dipertengahan tahun, biasanya mall tersebut sudah mulai melancarkan strategi penjualan dengan memasang iklan berisiikan sale besar-besaran.

[caption id="attachment_192596" align="aligncenter" width="403" caption="Seorang pengunjung tengah memilih barang berdiskon. Dok.pribadi"][/caption] Sontak masyarakat berkerumunan dan berbondong-bondong datang ke mall tersebut untuk menyambut sale besar-besaran yang dipentaskan oleh mall tersebut.

Mulai dari tas, pakaian, sepatu, aksesoris, peralatan rumah tangga hingga kebutuhan segala macam bayi dibanting harga mencapai setengah harga atau bahkan melebihinya.

Tentu bagi masyarakat, momentum itu menjadi kesempatan untuk berbelanja barang-barang setengah harga. Yang mungkin saja saat sebelumnya belum bisa membeli dikarenakan tingginya harga tersebut.

Bagi sebagian orang, kesempatan tersebut juga digunakan untuk melepas kepenatan dari aktivitas sehari-hari di Kota Jakarta, yaitu berbelanja.

Dari segi psikologis, memang manusia membutuhkan semacam hiburan guna mengimbangi bathin yang sering tertekan dengan segala permasalahan yang ada. Sehingga berbelanja menjadi salah satu sarana untuk melampiaskanya.

Namun, berbicara masalah berbelanja, banyak dari masyarakat kita justru menjadikan berbelanja sebagai pelampiasan emosi dari permasalahan yang ada. Ini bukan berarti benar sepenuhnya dan salah sepenuhnya. Pasalnya, tidak ada salahnya masyarakat menyeleraskan antara logika dan emosi dirinya dalam berbelanja.

Bilamana masyarakat hanya menjadikan berbelanja sebagai sarana pelampiasan, maka disayangkan. Soalnya, berbelanja hanya sebagai penebus hawa nafsu tanpa melihat sisi kebutuhanya.

Kalau masyarakat membeli barang yang sesuai dengan kebutuhan, maka secara tidak langsung memangkas paradigma mengenai barang yang bersifat ganda, yakni barang yang dibeli tidak berdasarkan butuh, tapi berdasarkan nafsu semata.

Memang tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi ini memiliki efek positif. Karena, tingkat konsumsi yang tinggi masyarakat kita telah menjadi pilar utama fundamental ekonomi, yang menyumbang kepada perekonomian nasional. Hebat bukan.

Namun, ditakutkan bila masyarakat kita yang memiliki tingkat konsumsi yang tinggi kebablasan dengan paradigma konsumtivisme. Ini sangat berbahaya karena berdampak kepada psikologis masyarakat yang terjajah dengan barang-barang tidak memiliki fungsi, tapi dengan nilai prestise berlebih yang melekat, masyarakat kita akhirnya membeli.

Salah satu masyarakat, yang penulis wawancara ketika sedang berbelanja di Centro, Depok, mengatakan, bahwa berbelanja kala sale besar-besaran tiba merupakan keuntungan tersendiri, karena harga barang lebih murah bila dibandingkan dengan harga sebelum didiskon.

"Ya kalau itu lebih hemat karena sale besar-besaran. Tapi harus hati-hati juga agar tidak kebablasan. Kan harus dipikirkan juga kedepan kehidupan harus dilewati seperti apa. Jadi mungkin harus bisa berpikir baik buruknya", ujar Dhini, saat dirinya sedang memilih baju, di Centro, Depok, Sabtu 2 Juni 2012.

Kendati demikian, bukan berarti masyarakat kita salah memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Tapi, bagaimana bisa memiliki tingkat konsumsi yang terjaga dan terkendali. Dengan demikian, maka masyarakat kita menjadi masyarakat yang kritis dengan barang-barang yang dibelinya.

Berikut adalah beberapa tips yang mungkin bisa dishare untuk menghadapi sale besar-besaran, sehingga terhindar dari kekalapan diri dalam berbelanja barang berdiskon jumbo dan bisa memanfaatkan sale besar-besaran sebagai sarana berbelanja secara efektif, tips-tips :

1. Belanja di awal atau tunggu hingga hari terakhir sale?
Untuk menarik pembeli di awal masa diskon akhir tahun, biasanya pusat perbelanjaan memberikan potongan harga 20% hingga 30%. Tapi, Anda akan mendapatkan penawaran yang lebih baik menjelang akhir masa diskon. Karena pusat perbelanjaan ingin menghabiskan stok lama mereka untuk menyambut stok baru di tahun depan. Konsekuensinya jika menunggu penghabisan masa* sale*, Anda mungkin akan kehabisan barang-barang yang sudah Anda incar sebelumnya.

2. Pilih barang yang dibutuhkan dan cocok.
Jangan pernah membeli barang hanya karena barang-barang tersebut mendapatkan potongan harga yang besar. Hati-hati rasa menyesal akibat penawaran barang murah. Tanya diri Anda, apakah Anda memerlukan barang tersebut atau tidak? Jangan paksa diri Anda membeli *skinny jeans* yang tidak muat dengan benar hanya karena diskon besar-besaran yang ditawarkan.

3. Teliti sebelum membeli.
Setiap kali dorongan berbelanja datang, ingatkan diri Anda bahwa ada alasan kuat kenapa barang-barang tersebut mendapatkan diskon besar. Seperti, karena tidak ada orang yang ingin membelinya dengan harga normal. Atau, barang tersebut adalah stok lama atau memiliki cacat di bagian tertentu.

4. Barang diskon = out of date items.
Fashion item yang biasanya mendapatkan diskon besar tidak akan menjadi tren lagi di musim mendatang. Jadi, selalu pertimbangkan berapa lama Anda akan memakainya mengingat tren *fashion* berjalan dengan sangat cepat.

5. Buat daftar barang yang akan dibeli.
Memiliki hubungan yang baik dengan pengelola toko akan membawa keuntungan untuk Anda. Anda bisa menanyakan kapan toko tersebut mengadakan *sale*sehingga Anda bisa merencanakan barang-barang apa saja yang akan Anda beli saat *sale* berlangsung.

6. Pilih barang yang tidak pernah ketinggalan zaman
Diskon akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk membeli barang-barang yang tidak akan ketinggalan zaman seperti celana *jeans*, *T-shirt*, atau  cardigan*. Tapi ingat, jangan pernah kalap mata saat berbelanja. (Dikutip dari beberapa sari)
Demikian tips-tips yang bisa dishare. Tentu ini belumlah lengkap. Namun, setidaknya bisa jadi referensi kala diserang sale berjumbo.

Kini, pertengahan tahun telah datang, maka hampir beberapa mall yang ada di Kota Jakarta, mencantumkan sale besar-besaran secara terbuka dan dipentaskan dengan memukau. So, selamat berburu barang-barang kebutuhan para kompasianer. Jadilah konsumen yang berprasangka membeli barang dengan kebutuhan, bukan karena prestise tanpa ada kebutuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun