Mohon tunggu...
Brando Fitwiter Sinurat
Brando Fitwiter Sinurat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Branch Manager PT WOM Finance , instagram : @sinuratbrando

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Usai Raih Gelar Indonesia Masters 2023, Leo/Daniel Diharapkan Bisa Menjaga Konsistensi

30 Januari 2023   16:15 Diperbarui: 30 Januari 2023   16:18 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto :KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO 

Keberhasilan ganda putra Indonesia Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin merebut gelar juara Indonesia Masters 2023 patut diapresiasi. Pasangan muda ini menjadi penyelamat muka  Indonesia untuk merebut gelar juara ganda putra di kandang sendiri. 

Belum kembalinya penampilan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya plus kekalahan yang dialami ganda putra terbaik Indonesia saat ini sekaligus rangking 1 dunia Fajar Alfian/Rian Ardianto di babak perempatfinal sempat membuat khawatir akan kehilangan gelar juara di sektor ganda putra.

Namun, kekhawatiran itu akhirnya terjawab dengan penampilan gemilang Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang berhasil meraih juara setelah mengalahkan ganda putra Cina di final dengan skor 21-17 dan 21-16. 

Ini merupakan gelar pertama mereka di tahun 2023 sekaligus gelar kedua mereka di ajang BWF World Tour setelah sebelumnya di tahun 2022 berhasil meraih gelar juara Singapura open super 500.

Dominasi Indonesia Di Sektor Ganda Putra

Dari 3 turnamen BWF World Tour yang sudah berlangsung tahun 2023 ini, Ganda putra berhasil merebut 2 gelar juara di Malaysia Open super 1000 melalui Fajar Alfian/Rian Ardianto dan Indonesia masters super 500. 

Keberhasilan ini sekaligus mengukuhkan dominasi Indonesia di sektor ganda putra dunia. Sektor ganda putra merupakan sektor terkuat Indonesia dan selalu menjadi andalan di setiap ajang baik ajang beregu maupun individu. 

Dominasi indonesia di sektor ganda putra dunia sudah berlangsung sejak dulu. Di ajang olimpiade contohnya sejak bulutangkis diikutsertakan di olimpiade tahun 1992,  Indonesia adalah peraih medali emas ganda putra  terbanyak dengan 3 medali emas yang kita raih pada tahun 1996, 2000 dan 2008. 

Korea Selatan dan Cina menjadi negara pesaing dengan 2 medali emas.  Begitu  juga diajang kejuaraan dunia, Indonesia juga peraih gelar juara dunia terbanyak di sektor ganda putra  dengan 10 gelar diikuti oleh Cina 8 gelar dan Korea Selatan 4 gelar. 

Dominasi Indonesia di sektor ini juga masih berlangsung hingga kini. Tercatat ada 6 pasang ganda putra Indonesia berada di rangking 20 besar dunia. 

Regenerasi Indonesia di sektor ini berjalan sangat baik dan harapannya ke 6 ganda kita bisa saling bahu membahu untuk meraih gelar juara disetiap ajang.

Inkonsistensi Ganda Muda Indonesia

Keberhasilan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin menjuarai Indonesia masters 2023 merupakan angin segar untuk sektor ganda putra Indonesia. 

Setidaknya, kita sudah memiliki generasi penerus dimasa depan. Dari 6 pasangan ganda putra di rangking 20 besar dunia, tercatat ada 3 pasangan yang masih sangat muda  yang memiliki prospek sangat cerah kedepannya dan masih berusia dibawah 25 tahun. 

Mereka adalah  Leo Rolly Carnando  (usia 21 tahun)/Daniel Marthin (21), kemudian Bagas Maulana (24)/Muhammad Shohibul Fikri (23), dan ganda putra Pramudya Kusumawardana (22)/Yeremia Rambitan (22). 

Ketiga pasangan ini juga sama-sama sudah pernah merasakan gelar juara di level senior.  Selain Leo rolly Carnando/Daniel Marthin, pasangan ganda putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri sudah merebut gelar juara bergengsi All England Super 1000 dan Hyderabad open super 100. 

Begitu juga dengan ganda putra Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan yang sudah meraih gelar juara di ajang kejuaraan asia di manila tahun 2022, Spain masters super 300 tahun 2021 dan Indonesia masters super 100 tahun 2022. 

Namun, ada satu catatan atau PR yang harus segera dibenahi untuk ketiga pasangan ini yaitu konsistensi. Jika kita berbicara mengenai kemampuan dan teknik ketiganya sudah sangat berkembang dengan baik bahkan sudah pernah mengalahkan ganda putra  terbaik didunia. 

Namun, inkonsistensi mereka disetiap turnamen yang menjadi problem. Sebut saja Bagas/Fikri sejak menjuarai All england super 1000, mereka tidak pernah menjadi juara. Bahkan melangkah ke final saja juga tidak bisa. Mereka lebih sering rontok dibabak-babak awal. 

Begitu juga dengan Pramudya/Yeremia yang sejak meraih gelar juara asia sudah tidak pernah lagi menjadi juara. Cedera yang menimpa Yeremia selama 6 bulan menjadi salah satu penyebab mereka belum berprestasi sampai saat ini. 

Leo/Daniel juga mengalami problem yang sama, semenjak juara Singapura open 2022, prestasi terbaik mereka hanya melangkah sampai perempat final Denmark open super 750. Barulah mereka kembali juara di awal tahun 2023 ini dirumah sendiri. 

Pelatih ganda putra Indonesia dan PBSI tentunya harus segera mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Mereka harus banyak belajar dari pasangan senior seperti Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan , Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Fajar Alfian/Moh. Rian Ardianto yang bisa tampil konsisten dan bersaing di papan atas selama bertahun-tahun. Dan semoga keberhasilan Leo/Daniel ini bisa menular ganda putra lainnya sekaligus pemicu semangat untuk berprestasi di tahun 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun