Mohon tunggu...
Brando Lubis
Brando Lubis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

A mistake is just a mistake. It's not final. It's not fatal. It's how we learn. Successful people fail FAST then move on.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Moral dan Spiritual: Sebuah Kebenaran yang Hakiki?

14 Juli 2010   04:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:52 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa banyak orang menganggap pengetahuan seperti ilmu eksakta (fisika, kimia, biologi dan matematika) sebagai realitas hidup yang sebenarnya, dimana hal tersebut tidak bisa di sangkal lagi/digugat karena nyata dan pasti, dibandingkan dengan sebuah pengetahuan moral dan realitas yang sering di anggap sebagai opini di dalam masyarakat tergantung dari kepercayaan yang di anut masing masing individu. Contohnya : freesex, ada yang menilai hal tersebut biasa biasa saja, tidak masalah dilakukan dan adapula yang menilai itu sebagai dosa!. Hal simple lainnya : merokok. Ada juga yang menganggap hal tersebut hal yang wajar, sedangkan pandangan yang lain berpendapat sebaliknya. Benar bukan ?

Siapapun! Sadar atau tidak sadar, pengetahuan moral dan spiritual memiliki kebenaran yang hakiki, tidak bisa di ganggu gugat dan tidak ada kompromitas layaknya pengetahuan eksakta karena hal itu berbicara tentang tujuan akhir dari hidup, tentang sebuah kekekalan. Alasan adanya pengetahuan tersebut, karena pengetahuan moral dan spiritual memiliki kapasitas yang sama dan bahkan level yang lebih tinggi dari pengetahuan eksakta serta yang lainnya di muka bumi ini, sehingga orang menjadi kesulitan untuk menemukan jawaban yang valid dari pengetahuan itu.

Penyebab utamanya karena seringkali individu melihat sebuah realitas hanya melalui lingkungan eksternal dari dalam hidupnya dan sangat jarang sekali bahkan tidak mau untuk melihat serta mempelajari sebuah realitas melalui lingkungan internal dari hidupnya. Tidak pernah memikirkan apa tujuan hidup kita ini sebenarnya? Mengapa kita terlahir di dunia ini? Apa yang menjadi alasan kita untuk hidup? Sehingga pengetahuan akan moral dan spiritual masing-masing orang menjadi sangat dangkal. Pengetahuan yang dangkal inilah yang menjadikan pengetahuan moral dan spiritual menjadi sebuah opini di dalam masyarakat.***(brandolubis)

Apa Pendapat Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun