[caption id="attachment_301468" align="alignleft" width="300" caption="Ini bener-bener om Tukul, bukan yang lain"][/caption]
Setiap manusia yang terlahir kembar, bukan berarti semuanya identik kembar. Meskipun disebut kembar, sebenarnya 99,9% banyak perbedaan daripada persamaannya. Contoh paling sederhana adalah sidik jari. Apa sidik jari anak kembar, itu kembar? Yup. Sidik jari mereka tidak kembar.
Bahkan sidik  jari manusia di seluruh dunia, tak ada yang sama persis. Walaupun itu  dari orang tua yang sama atau lahir di waktu bersamaan. Fakta diatas ini menunjukkan bahwa tak ada manusia yang tercipta sama. Dan semua ilmuwan sepakat bahwa manusia itu sangatlah unik. Artinya satu manusia dengan lainnya memiliki kekhasan sendiri.
Jika manusia di bumi ada 5 milyar lebih, maka sudah pasti tercatat  5 milyar ciri khas yang berbeda. Bahkan  jadi berkali-kali lipat keunikan. Keunikan ini sebenarnya membuka setiap potensi ruang untuk membangun branding dengan ciri khas dan keahliannya masing-masing.
Kenapa kita harus jadi orang lain? Kenapa kita harus resah, dan takut kalah? Lalu membunuh karakter pesaing dengan fitnah.
Padahal Sang Maha Kreatif-Nya  telah menciptakan diri kita dengan segala keunikkannya. Harusnya keunikkan yang ada pada diri kita dipelihara, dilatih. Hingga siapapun akan mengenal kita karena uniknya.
Bahkan seorang pelawak yang pengin namanya terus dikenal, seperti Tukul Arwan. Justru menonjolkan mulutnya sebagai ikon. Atau Jokowi dengan gaya blusukan dan ceplas-ceplos, apa adanya, terlepas sebagian orang menilai sebagai pencitraan, tapi itulah ikon seorang Jokowi. Pejabat blusukan, sudah pasti semua orang menjawab "Jokowi."
Ini menjadi penting dan prioritas, karena hanya ciri khas lah kita bisa dikenal, bahkan juga jadi terkenal. Lalu, apa yang membuat diri Anda dikenal? Maka carilah keunikan dalam diri Anda. Kadang yang sepele, justru menjadi kekuatan Anda. Jadilah keunikan Anda itu kekuatan Anda. Dan keunikan Anda itu positioning Anda. Lalu katakan "itu Gue  Banget."
Tak perlu vote saya di pemilu, cukup follow @BrandingLokal di twitter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H