Mohon tunggu...
Muhamad Bramtalaras
Muhamad Bramtalaras Mohon Tunggu... lainnya -

pemimpi kelas akut.\r\n| @bramt_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Sang Sahabat Malam

4 Maret 2013   06:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:21 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Iik..

Namamu kok aneh?

Kok aneh…

I, itu artinya ilang

Iiiilaang…

Ik, artinya culik…

Ilang di culik….

……

Sekejap menghela nafas:

Di nadi mengayun, beralun dan bergema sebuah simfoni yang semenjak di atas roda baja itu terus-menerus berderit, berdecit, tak henti-hentinya kau mencicit!

Malam serasa jadi lapang:

Kala terhempit ditengah-tengah kursi keropos, berjejer-jejer.

Dan yang pastinya kuyakikini:

Tanganmu itu tak berhenti menabuh jimbe meski nafas tak lagi tersekat.

Untuk sang sahabat malam yang telah hilang dan kukenal dari alunan lagunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun