Semarang -- Perguruan Tinggi Negeri Universitas Diponegoro (Undip) mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk melaksanakan program kuliah kerja nyata (KKN) sebagai salah satu syarat kelulusan.
Namun terdapat perbedaan dalam besar dalam pelaksanaannya, banyak orang mengetahui bahwa ketika mendengar kata KKN berarti akan ada mahasiswa yang akan terjun ke desa-desa secara berkolompok untuk mengimplementasikan nilai-nilai dari Tri Darma Perguruan Tinggi, namun karena adanya pandemi COVID-19 ini Undip merubah sistem pelaksanaannya dengan memberi tema KKN Pulang Kampung.
Dengan mengusung tema ini mahasiswa Undip diterjunkan untuk melaksanakan KKN di wilayah tempat tinggal mereka saat ini secara individu demi membantu memutus mata rantai penyebaran virus ini.
Kegiatan KKN ini dilaksanakan selama 45 hari terhitung dari tanggal 5 Juli 2020 mahasiswa memulai program kerja yang telah mereka rencanakan untuk membangun daerah/kampung masing-masing tempat tinggal mereka dan diakhiri pada tanggal 15 Agustus 2020.
Meski dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19 ini rektor Undip, bapak Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., berpesan agar setiap mahasiswa dapat melaksanakan KKN secara individu ini dengan baik sehingga dapat membantu membangun daerah tempat tinggal mereka seperti yang dijelaskan ketika upacara pelepasan KKN periode ini.
Saya, Reimigius Baskatara Bungkang merupakan salah satu mahasiswa yang mengikuti KKN pada peridoe kali ini. Pada KKN kali ini saya melaksanakannya di wilayah sekitar kos saya yaitu di Kelurahan Bulusan, Kota Semarang.
Terdapat dua program kerja yang ingin saya laksanakan yaitu edukasi tentang penggunaan E-money/E-wallet untuk mengurangi transaksi secara fisik di warung makan RT 07/ RW 03 dan Edukasi mengenai K3 kepada anak MTs Darut Taqwa.
Edukasi mengenai penggunaan E-money/E-wallet ini saya pilih karena dengan melihat kondisi saat ini dimana penyebaran virus corona dapat terjadi melalui kontak dengan perantara benda khususnya uang kertas maka dari itu saya berharap proker saya ini dapat membantu untuk memutus mata raintai penyebaran virus ini.
Selain itu penggunaan E-money/E-wallet ini dapat meningkatkan pendapatan dari pemilik warung makan. Disini saya menjadikan Warung Makan Solo sebagai target dari proker ini.
Ibu Sri Haryati sebagai pemilik warung makan saya beri penjelasan terlebih dahulu mengenai proker saya pada minggu pertama, kemudian setelah memahaminya saya laksanakan tujuan dari proker ini yaitu mengadakan fasilitas pembayaran melalui Gopay bagi para pembeli.
Setelah menunggu sekitar satu minggu verifikasi dari perusahaan penyedia fasilitas pembayaran elektronik barulah diterbitkan QR Code untuk menunjang penggunaan uang elektronik. Setelah terpasangnya QR Code barulah saya melakukan pengamatan keberlangsungannya.