Mohon tunggu...
Bramantyo Dwi Hardianto
Bramantyo Dwi Hardianto Mohon Tunggu... Lainnya - S1 Ilmu Komunikasi

Saya senang menonton film/series dan pergi ke tempat tertentu

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Menikmati "Sampul Manusia" dan Film Pendek Indonesia di Bentara Budaya Jakarta

3 April 2024   19:01 Diperbarui: 5 April 2024   00:36 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peran Lela dibawakan oleh aktris senior Amanda Gondowijoyo, sementara itu aktor dan aktris pendukung lain seperti suami Lela diperankan oleh Jaka Perdana, aktor yang lolos audisi pemilihan peran (5/8/2023) dan tetangganya diperankan anggota Komunitas Komik Kompasiana.

Film "Ngidam" bergenre komedi. Obrolan karakternya dibawakan dengan dialek Betawi, dan makanan yang dikenalkan juga makanan ikonis Betawi yang masih mudah dijumpai ataupun yang sudah langka di ibu kota Jakarta, seperti Kue Selendang Mayang, Kue Ape atau Serabi Jakarta, Nasi Uduk, Nasi Ulam, Gabus Pucung. dan Sayur atau Ketupat Babanci.

Di akhir cerita, film "Ngidam" ditutup adegan dengan dialog out of the box yang mengundang tawa.

Setelah film "Ngidam" lalu film "Alif Pengen Punya Pacar, Yuli Pengen Dibonceng Ngabers". Film ini dibintangi Tissa Biani dan Kafin Sulthan yang merupakan jebolan penyanyi anggota Di Atas Rata-Rata Generasi Pertama dan sebelumnya pernah bermain di film Visinema Pictures "Keluarga Cemara" sebagai Deni, teman sekolah Euis.

Sumber: Instagram Kafin Sulthan
Sumber: Instagram Kafin Sulthan
Outfit dan pembawaan karakter di film ini dibuat mirip anak-anak Citayam Fashion Week yang viral tahun 2022. Makanan yang disisipkan di sini bukan makanan asal Jakarta, melainkan asal Tatar Sunda (Cilok).

Budaya lain yang terdapat dalam film "Alif Pengen Punya Pacar, Yuli Pengen Dibonceng Ngabers" yaitu bahasa gaul Ngabers; Anak Skena; dan Wota.

Terakhir, film pendek yang saya saksikan adalah film "Rabu yang Bahagia".

Sumber: Jakarta Film Week 2023
Sumber: Jakarta Film Week 2023
Berbeda dengan dua film sebelumnya yang bernuansa komedi, "Rabu yang Bahagia" kisahnya lebih serius dan kekeluargaan, mencakup hubungan interpersonal ayah dan anak, yang kondisinya si anak sendiri sudah lama sudah tidak mudik sementara ayahnya seorang warga desa yang kesehariannya bekerja sebagai petani.

Si anak tidak ingin ayahnya tahu apa pekerjaan aslinya karena takut dimarahi ayahnya. Ia takut si ayah menertawakan dirinya apabila ia jujur mengatakan hal tersebut.

Dari latar tempat yang didatangi karakter, yang dikenalkan dalam film ini adalah daerah Glodok. Makanan yang dikenalkan bukan makanan halal, namun minumannya "Sarsapila Badak" yang berasal dari Kota Pematangsiantar dan sudah terkenal di sana (Glodok).

Dari semua buku yang dipamerkan di acara "Sampul Manusia" yang paling menarik bagi penulis adalah "Berpacu dalam Melodi & Komedi Teguh Srimulat" karya Herry Gendut Janarto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun