Sebaliknya dengan Indonesia, masa saturasi Indonesia sudah lebih dulu dan sudah sangat lama terjadi yakni setelah masa emas Taufik Hidayat, Sony Dwikuncoro, Â Chandra Wijaya, Hendrawan, dkk di awal 2000.Â
Dimana mereka berhasil meraih piala Thomas Cup 2002. Â Dan kini tahun 2021 tim putra Indonesia akhirnya merasakan kembali momen meraih piala Thomas Cup, walau harus menunggu 19 tahun lamanya. Bisa dikatakan tim emas bulutangkis putra Indonesia telah kembali.
Harapan untuk Indonesia?
Walaupun masa emas tim Indonesia telah kembali, namun jangan lengah. Karena jika berkaca pada sejarah China, masa saturasi alias masa regenerasi bulutangkisnya sangat cepat.Â
Dimana hanya jeda 2 gelaran saja, China tidak masuk final (2014 dan 2016), setelah secara beruntun 5 kali gelaran berhasil menjaga piala itu bersemayam di negaranya (2004 - 20012).Â
Bisa saja di gelaran Thomas Cup berikutnya, tim China yang seperti anak kemaren sore saat ini, akan menjelma menjadi tim raksasa bulu tangkis dunia kembali. Dan bisa saja bertemu Indonesia kembali di final, dan mengambil lagi piala itu.
Harapan saya sebagai masyarakat indonesia adalah tim putra Indonesia mampu mempertahankan piala Thomas Cup tetap berada di tanah air selama mungkin.Â
Jangan sampai lepas lagi ya. Kalau bisa memecahkan rekor kemenangan beruntun 5 kali yang saat ini dipegang Indonesia dan China. Serta berharap juga buat tim putri untuk membawa kembali piala Uber Cup ke Indonesia.
Sekali lagi, selamat buat Tim Thomas Cup Indonesia 2020, kalian telah membuat kami rakyat Indonesia bangga. Terima Kasih. Yuk pertahankan dan jangan sampai direbut lagi ya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H