Presiden Jokowi telah mengumumkan pemindahan ibukota baru Republik Indonesia. Provinsi Kalimantan Timur dipilih  sebagai lokasi calon ibukota baru, tepatnya berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Rencana pemindahan ibukota baru tentu telah direncanakan dengan matang, termasuk konsep kotanya nanti.
Banyak masyarakat beranggapan bahwa ibukota baru nanti akan seperti kota Jakarta yang banyak gedung bertingkat, banyak mall, dll, yang mana ujung-ujungnya akan macet juga, bahkan dikhawatirkan akan memindahkan kepadatan dan polusi Kota Jakarta ke Kalimantan Timur.Â
Namun jika dilihat dari konsep kota yang direncanakan oleh pemerintah, nanti nya  ibukota baru akan berkonsep green city atau berkonsep forest city, yang intinya adalah kota yang di dalamnya berwawasan lingkungan dimana akan ada banyak taman, ada hutan lindung, serta menerapkan teknologi ramah lingkungan.Â
Â
Dari gambar rancangan awal ibukota baru yang diluncurkan oleh pemerintah, sedikit banyak mirip dengan kawasan sillicon valley di Amerika Serikat. Sillicon valley merupakan suatu wilayah yang berada di San Jose, Amerika Serikat. Suatu kawasan tempat bermarkasnya raksasa-raksasa teknologi dunia seperti Apple, Facebook, Google, Cisco, Yahoo, dll.Â
Â
Ibukota baru nanti direncanakan akan mendukung kenyamanan aktivitas warganya, tentu saja warga ibukota baru nanti adalah pegawai Aparatur Sipil Negara yang bekerja di pemerintahan pusat, dan keluarganya. Direncanakan nantinya jarak perkantoran dan perumahan pegawai akan berdekatan sehingga pegawai ASN bisa ke kantor hanya dengan jalan kaki atau bersepeda. Juga disediakan berbagai sarana prasarana lainnya yang mumpuni.Â
Â
Model dan konsep kota yang digadang-gadangkan pemerintah tersebut mirip dengan beberapa 'kota' yang ada di Indonesia. Emang ada kota yang seperti itu di Indonesia? Ada.Â
Sebenarnya bukan kota juga, tapi fasilitasnya mirip sebuah kota, yaitu komplek perumahan perusahaan asal Amerika yang beroperasi di Indonesia. Di Riau ada yang namanya komplek Chevron, dan di Papua ada yang namanya Kuala Kencana (komplek Freeport). Tak perlu jauh-jauh jika pemerintah ingin studi banding mengenai konsep forest city.
Â
Â
Â
Â
Komplek perumahan perusahaan asing tersebut tidak hanya diisi oleh perumahan pegawai saja, namun perkantoran perusahaan juga berada di dalam komplek tersebut. Pegawai bekerja ke kantor bisa jalan kaki, naik sepeda, atau naik jemputan. Penghuni komplek perumahan tersebut adalah pegawai dan keluarganya, serta mitra kerja perusahaan.Â
Lingkungannya bak hutan di dalam kota, atau kota di tengah hutan. Karena memang komplek perumahan tersebut dirancang berwawasan lingkungan, dimana ada taman dan hutan tetap dijaga (hutan lindung). Tidak heran sering juga monyet, tapir, burung langka  hinggap di halaman rumah, bahkan gajah pun kadang berlalu lalang di dalam komplek tersebut.Â
Â
Di dalam komplek perumahan disediakan sarana prasarana untuk menunjang aktivitas warganya, seperti rumah ibadah, rumah sakit, sarana pendidikan untuk anak pegawai (TK, SD, SMP, SMA), jalan yang mulus, Â transportasi publik berupa bus yang keliling komplek dan perkantoran secara berjadwal, sarana olahraga, pusat perbelanjaan untuk pegawai dan keluarga, pedestrian yang nyaman dan asri, pengelolaan sampah yang baik, Â listrik yang hampir tak pernah padam karena memang pembangkitnya punya perusahaan sendiri ,tidak bergantung listrik PLN.
Â
Dari paparan pemerintah mengenai konsep ibukota baru, sebenarnya tidak jauh beda dengan konsep yang diterapkan pada perumahan perusahaan asing asal Amerika yang beroperasi di Indonesia. Mungkin hanya skala dan fungsinya yang berbeda. Pemerintah barangkali bisa studi banding untuk mengenal konsep forest city yang diterapkan di perumahan tersebut, tak perlu jauh ke negara lain.Â
Nah, model komplek perumahan tersebut barangkali bisa jadi gambaran bagi masyarakat mengenai konsep ibukota baru yang bertema forest city atau green city yang nanti akan dikembangkan oleh pemerintah di Ibukota baru. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H