Mohon tunggu...
Angra Bramagara
Angra Bramagara Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Orang biasa yang sedang belajar menulis, dan belajar menggali ide, ungkapkan pemikiran dalam tulisan | twitter: @angrab

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tulisan Pak Adhie Juga Menyindir Pak Rizal Ramli?

19 Agustus 2015   16:25 Diperbarui: 19 Agustus 2015   16:25 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pak Rizal Ramli, Menteri Koordinator Kemaritiman, berkomentar terkait proyek kelistrikan 35.000 MW pemerintah. Komentarnya seakan-akan memperlihatkan kepesimisannya dalam menyelesaikan proyek yang dinilai oleh sebagian orang sebagai proyek yang ambisius. Komentar Pak Rizal itu mendatangkan kagaduhan di kalangan publik bahkan di internal pemerintahan pemerintah sendiri. Seorang sahabat pun sampai-sampai membuat sebuah paper untuk membela sahabatnya, Pak Rizal.

Pak Rizal Ramli menyarankan membaca "paper" dari sahabatnya Pak Adhie Masardi. Paper tersebut memperlihatkan Pak Adhie menyinggung Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait pada kritik yang disampaikan oleh Pak Rizal tentang proyek listrik 35.000 MW. Inti yang ditangkap dari tulisan Pak Adhie itu adalah mengenai sikap yang disarankan kepada Pak JK agar menjadi seorang negarawan, lepas dari konfik kepentingan, serta mau mendengar bahkan melaksanakan "gagasan yang benar" dari seseorang, bukan malah dipersoalkan.

 

Kalau saja Pak JK (Jusuf Kalla) hadir sbg negarawan, yg tindak-tanduknya hanya demi kemaslahatan rakyat, negara & bangsa, & tdk memiliki konflik kepentingan, tak akan muncul kegaduhan politik di level kabinet spt sekarang.

Pak JK seharusnya memelopori perubahan mental masyarakat yg apabila mendengar "gagasan yg benar", bukannya segera dilaksanakan, tapi mempersoalkan "siapa & bagaimana cara menyampaikannya". Padahal gagasan kebenaran tetaplah gagasan kebenaran, meskipun disampaikan Menko Kemaritiman dgn cara yg dianggap tdk lazim. -dikutip dari detik.com-

 

Pak Adhie bahkan mencontohkan beberapa peristiwa sejarah yang menggambarkan bagaimana seorang pemimpin mau mendengarkan gagasan bawahannya yang mungkin jika dilihat secara tampilan orang yang memberi gagasan tersebut "tidak mentereng", namun gagasan yang diusulkan itu dapat menyelamatkan kondisi negaranya kala itu. Pak Adhie mencontohkan gagasan seorang Albert Einstein yang ubanan berambut awut-awutan untuk membuat bom atom dimana kemudian diterima dan dilaksanakan oleh Presiden Rosevelt untuk mengakhiri PD II. Pak Adhie juga mencontohkan bagaimana Pemerintah Jepang yang feodal kala itu mau mendengarkan dan melaksanakan gagasan yang disampaikan oleh seorang pengrajin kayu nan miskin untuk mengembangkan industri otomotif agar negara tersebut menjadi negara maju. Selain itu, Pak Adhie juga mencontohkan bagaimana Thomas Alfa Edison yang kabarnya tuli itu mampu menciptakan lampu pijar. Kabarnya untuk menciptakan satu lampu pijak, Thomas Alfa Edison beegitu optimis, dimana mau melakukan percobaan hingga 1000 kali. 

 

Presiden AS Franklin D Roosevelt tdk akan bisa mengakhiri PD II kalau tdk merespon gagasan Albert Einstein, ilmuwan urakan rambut awut-2an, yg disampaikan hanya lewat surat. Tp sejarah mencatat, surat itu gagasan bikin bom atom yg kemudian dijatuhkan di Hiroshima & Nagasaki, sbg penutup PD II.
 
Bangsa Jepang yg feodalistik tdk akan semaju skr kalau tdk merespon gagasan Sakichi Toyoda, anak tukang kayu miskin, pendiri industri otomotif merk Toyota, pendorong Negeri Matahari Terbit menuju negara industri terkemuka di muka bumi. -Dikutip dari detik.com-

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun