Dengan hadirnya dan bangkitnya kembali mobil dengan brand Indonesia, apalagi ditunjang dengan kualitas produk yang mumpuni, maka suatu hari nanti ketika kita berada di luar negeri, kita bisa berbangga dan mengakui kepada masyarakat luar negeri dengan kepala tegak bahwa itu adalah mobil Indonesia.
A:Â "hai bro, itu mobil dari Indonesia"
B: "ya ya ya, itu mobil dari Indonesia, karena sudah gak ada logo Toyota nya, namun logo yang dipajang adalah logo milik perusahaan Indonesia yang sering saya lihat di iklan, brosur-brosur penjualan, maupun banyak saya temui di Indonesia"
Banyak kalangan akhir-akhir ini hanya menyorot tentang produknya saja terutama terkait isu kerjasama perusahaan Indonesia dengan Proton Malaysia yang saat ini ramai dibicarakan. Banyak yang bilang kemampuan otomotif bangsa kita di atas Malaysia, kenapa kita kerjasama dengan Proton Malaysia? harusnya kita kerjasama dengan perusahaan otomotif Jepang dong (itu yang mereka katakan), bahkan ada yang bilang kita bisa kerjakan sendiri kok.
Memang patut diakui bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kita dibidang otomotif bisa dikatakan unggul. Anak bangsa kita sudah banyak pengalaman di berbagai industri otomotif baik sebagai tenaga design di pabrik-pabrik brand otomotif jepang, maupun sebagai tenaga engineer di sana, hingga tenaga perakit, bahkan ahli dalam modifikasi kendaraan apakah untuk balapan maupun untuk style.
Mungkin kulitas SDM Indonesia menjadi suatu alasan perusahaan otomotif Jepang mau berinvestasi besar-besaran di Indonesia. Mereka tidak akan rugi berinvestasi di Indonesia, selain SDM untuk menunjang produksi mereka yang unggul, pasarnya pun besar.
Namun Industri otomotif itu tidak hanya produk saja, tapi disitu ada sektor hilir dimana produk-produk itu dijual. Sektor hilir ini adalah sales dan marketing. Apa gunanya produk yang kita buat unggul namun tidak banyak orang yang melirik bahkan tidak laku, syukur-syukur masih bisa eksis dalam jangka waktu panjang.
Saya menilai, Indonesia memang unggul ketika membuat sesuatu produk bahkan banyak anak bangsa yang direkrut perusahaan dunia untuk membantu mereka membuat produk mereka. Namun saya menilai, secara umum Indonesia lemah di sektor hilir (pasca produksi) yaitu sales dan marketing, juga lemah dari segi "perawatan" supaya membuat brand tersebut eksis dalam jangka waktu lama.
Untuk sektor hilir, Indonesia saya kira perlu belajar kepada Malaysia, mungkin juga China dan India. Kenapa? karena saya nilai produk mereka mampu untuk bersaing merebut pasar dunia ditengah produk-produk Jepang, Eropa, Amerika yang membanjiri dunia beberapa tahun lalu. Hampir disegala sektor produk mereka kini menguasai pasar, walaupun mungkin ada beberapa kualitas produk mereka masih di bawah kualitas produk-produk Jepang, Eropa, dan Amerika. Namun tetap saja produk mereka itu laku dan tetap eksis sampai sekarang. Begitu hebat kapasitas marketing mereka.
Jadi, kalaupun ada perusahaan Indonesia yang ingin membuat brand otomotif Indonesia melalui kerjasama dengan Proton Malaysia, maka yang mesti di pelajari dari mereka, proton malaysia, adalah bagaimana supaya produk kita mampu bersaing dengan produk-produk otomotif jepang bahkan eropa dari segi merebut pasar yang dikuasai oleh produk jepang yang sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia bahkan dunia, serta bagaimana produk-produk otomotif dengan brand Indonesia tersebut mampu ber ekspansi hingga ke mancanegara serta eksis dalam jangka waktu sangat lama. Seperti halnya Proton di Malaysia, dan Tata di India.
Jika kualitas produk kita sudah unggul, serta didukung kapasitas sales dan marketing yang unggul, maka mimpi Indonesia untuk memiliki brand otomotif asli Indonesia yang menguasi pasar dalam negeri akan terwujud bahkan mimpi ikut berdiri sejajar dengan brand-brand terkenal dunia pun akan segera terwujud.