Mohon tunggu...
Angra Bramagara
Angra Bramagara Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Orang biasa yang sedang belajar menulis, dan belajar menggali ide, ungkapkan pemikiran dalam tulisan | twitter: @angrab

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pemberantasan Begal Bermotif Bisnis atau Pribadi, Mampukah Pemerintah?

28 Februari 2015   20:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:21 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus pembegalan lagi marak diberitakan di media masa saat ini. Aksi kriminal jalanan seperti ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama di Indonesia. Mengenai aksi kriminal jalanan, sebenarnya banyak bentuk tindakannya seperti mencopet, memalak di jalanan,  serta merebut motor orang lain secara paksa yang sedang melintas di jalanan yang saat ini sering disebut dengan istilah pembegalan.

Segerombolan pemotor sedang melakukan aksinya (sumber gambar: osolihin.wordpress.com)

Masing-masing aksi kriminal itu mempunyai banyak motivasi seperti melakukan aksi tersebut demi mendapatkan uang untuk membeli minuman keras, membeli narkoba, membeli rokok, membeli kebutuhan sehari-hari, bahkan ada dari aksi tersebut yang kabarnya dijadikan lahan bisnis. Walaupun memiliki motivasi yang berbeda namun  hampir semuanya memiliki motif utama yang sama yaitu ekonomi.

Jika ingin memberantas aksi-aksi tersebut tentu tidak mudah dilakukan karena hal ini merupakan dampak dari permasalahan ekonomi di negara kita yang melibatkan banyak pihak. Namun kita tidak boleh pesimis, sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk memberantas atau mencegah aksi mereka walaupun mungkin belum bisa dikatakan mampu menjangkau secara keseluruhan.

Pelarangan menjual minuman keras di mini market yang saat ini digalakkan pemerintah merupakan salah satu solusi untuk memberantas aksi kriminal jalanan ini. Jika kita saksikan di mini market-mini market yang berada di kota-kota besar, ketika sudah malam maka di sana banyak dijumpai  anak-anak muda berkumpul dengan botol minuman keras disekitar mereka, dan perlu digaris bawahi adalah mereka masih berusia muda atau berusia sekolah dan belum berpenghasilan. Mungkin ini dampak dari lifestyle modern saat ini?  Ketika mereka sudah kencanduan dengan minuman keras itu serta supply nya pun tersedia, namun daya beli mereka belum menjangkau maka biasanya mereka akan mencari sumber pendapatan tambahan (selain uang jajan dari orang tua).  Sumber itu mereka dapat salah satunya melalui aksi kriminal jalanan.

Begitupun dengan narkoba, efek kecanduan yang bersifat negatif sering memancing orang untuk berbuat kriminal  apakah itu dalam bentuk melakukan tindak kekerasan dalam berprilaku sehari-hari karena efek narkoba itu atau melakukan tindakan kriminal lainnya untuk mendapatkan duit supaya dapat membeli narkoba. Kebijakan yang dilakukan pemerintah saat ini dengan mengeksekusi mati bandar narkoba setidaknya juga bisa memberikan kontribusi mengurangi aksi kriminal jalanan.

Namun tampaknya efek dari pelarangan penjualan minuman keras maupun mengeksekusi mati bandar narkoba tersebut belum menimbulkan efek dalam waktu singkat, mungkin efeknya kita rasakan beberapa tahun mendatang, asal pemerintah konsisten. Seperti yang kita lihat dimana akhir-akhir ini salah satu aksi kriminal jalanan yaitu aksi pembegalan masih saja terjadi. Aksi yang sebenarnya sudah ada sejak lama, namun kenapa masih saja terjadi?

Apa mungkin motif mereka kali ini bukan untuk membeli minuman keras atau membeli narkoba? apa mungkin ini merupakan motif bisnis?

Jika pembegalan saat ini merupakan motif bisnis, maka biasanya mereka membentuk komunitas atau kelompok dan melakukan aksi secara terstruktur, terpola, dan terorganisasi. Jika sudah demikian maka kemungkinan untuk memberantas nya akan lebih mudah dilakukan oleh polisi daripada memberantas aksi yang hanya dilakukan sendiri-sendiri demi mendapat duit utk membeli minuman keras atau narkoba.  Karena kejahatan yang terorganisasi, terstruktur, dan terpola biasanya jika dapat satu atau polanya sudah diketahui maka akan mudah untuk mengetahui yang lain serta menangkap yang lain sehingga kejahatan aksi berikutnya dapat dicegah. Bandingkan dengan motif mencari duit hanya untuk membeli minuman keras atau narkoba, yang biasanya aksi tersebut dilakukan secara acak dan sulit dibaca karena memang mereka melakukan ketika butuh saja. Tetapi kenapa polisi seakan-akan tidak mampu? apa polisi kita kurang cerdas dan pintar? apa polisi kita memang tidak niat? atau jangan-jangan ada oknum polisi yang merupakan bagian dari bisnis itu? atau apa?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun