Mohon tunggu...
Brama Dipo
Brama Dipo Mohon Tunggu... -

Penyuka kata: membaca, menulis dan membuat lirik lagu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wahai Putri, Kapan Kamu Mati

19 November 2013   13:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:57 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

28 Agustus 2010 pukul 8:31

Wahai putri, Bibirmu membiru.

Apakah kau telah mati?

Sepertinya nafasmu sedang tercekat,

Apakah kau tengah sekarat?

Apa yang perlu aku bantu?

Membunuhmu secara cepat,

Atau memandangmu yang akan mati secara perlahan lalu mendokumentasikannya kedalam sebuah bingkai untuk ku pamerkan pada kerabat dan kawan yang akan segera datang untuk melayat-mu wahai putri?

Putri,

Kenapa kamu masih juga belum mati?

Atau jika kau tak ingin segera mati,

Aku yang akan membunuh diriku sendiri?

Wahai Putri,

Matilah dengan segera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun