Mohon tunggu...
I Made Bram Sarjana
I Made Bram Sarjana Mohon Tunggu... Administrasi - Analis Kebijakan

Peminat pengetahuan dan berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mempertahankan Momentum Pemulihan Ekonomi Bali di Masa Tahun Politik, Ketegangan Geopolitik, Krisis Energi, dan Perubahan Iklim

2 Desember 2023   05:00 Diperbarui: 3 Desember 2023   18:50 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Foto: KOMPAS/PRIYOMBODO

Pertumbuhan ekonomi Bali yang positif tersebut tentunya terjadi karena ditopang pula oleh pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota se-Bali yang tumbuh positif. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung hingga triwulan II tahun 2023 tentunya juga tumbuh positif. Kondisi ini perlu disyukuri karena menunjukkan perekonomian daerah Kabupaten Badung dan daerah lainnya di Bali pada umumnya tidak mengalami tekanan sebagaimana yang sempat dikhawatirkan sebelumnya.

Perekonomian Bali yang tumbuh positif hingga triwulan II tahun 2023 ini sebagian besar masih ditopang oleh lapangan usaha penyediaan usaha akomodasi dan makan minum. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa struktur perekonomian Provinsi Bali pada umumnya memang masih sangat didominasi oleh industri jasa pariwisata.

Sumber: BPS Provinsi Bali
Sumber: BPS Provinsi Bali

Data di atas menunjukkan bahwa struktur perekonomian Bali masih ditopang oleh sektor-sektor yang telah lama amat mendominasi seperti industri jasa pariwisata dan yang terkait. Struktur perekonomian daerah yang amat bertumpu pada industri jasa pariwisata tersebut tentunya amat rentan terhadap berbagai gejolak, seperti yang telah terjadi selama ini. Terdapat fenomena internasional yang perlu menjadi pertimbangan para pembuat kebijakan karena berpotensi menghambat proses percepatan pemulihan ekonomi Bali. 

Ketegangan geopolitik di Eropa Timur akibat Perang Rusia-Ukraina misalnya. Perang ini mengakibatkan terjadi krisis energi di Eropa hingga terganggunya rantai pasok bahan pangan dunia mengingat Ukraina merupakan salah satu penghasil gandum terbesar di dunia. Belum berakhir ketegangan antara Rusia-Ukraina, selanjutnya terjadi perang pula antara Israel-Palestina yang berpotensi menimbulkan dampak ekonomi di Indonesia. Sentimen anti Israel maupun berbagai produknya menguat akibat perang ini.

Krisis energi juga terjadi di Tiongkok, akibat keterbatasan pasokan batubara yang menjadi sumber utama bahan bakar pada industri manufaktur mereka. Tiongkok dengan kekuatan industrinya menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia yang memasok kebutuhan berbagai produk manufaktur di dunia. 

Ketika Tiongkok sebagai mesin pertumbuhan ekonomi global mengalami tekanan, maka dampaknya akan dirasakan pula pada perekonomian negara-negara lain, terlebih bila memiliki keterkaitan yang amat erat dengan Tiongkok dari sisi impor maupun ekspor.

Hasil kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LPEM FEB) Universitas Indonesia yang tertuang dalam Seri Analisis Makroekonomi Indonesia Economic Outlook 2024 menyebutkan bahwa iklim politik dan kondisi moneter global akan mempengaruhi perekonomian Indonesia pada tahun 2024.[3]

Sebagaimana diketahui bersama bahwa pada tahun 2024 Indonesia akan pertama kalinya melaksanakan pemilihan umum serentak untuk memilih presiden-wakil presiden, anggota legislatif di pusat dan daerah serta kepala daerah. Kajian tersebut menyebutkan bahwa di satu sisi belanja domestik tinggi untuk mendukung aktivitas pemilu dapat memicu konsumsi domestik yang menjadi salah satu faktor mendukung pertumbuhan ekonomi. Walau demikian, panjangnya masa transisi kekuasan dari sejak pemilu hingga menjabat secara definitif akan membuat investor dalam maupun luar negeri kemungkinan menunda investasinya.

Para investor akan mengamati perkembangan terlebih dahulu (wait and see) sebelum benar-benar yakin akan stabilitas politik dan keamanan yang akan mempengaruhi investasinya. Kondisi ini berpotensi menahan laju investasi yang akan berdampak pula pada tertahannya laju pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2024. Kajian LPEM FEB UI memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh antara 5-5,1 persen pada tahun 2024.

Sumber: LPEM FEB UI
Sumber: LPEM FEB UI
Belanja modal berupa pembangunan infrastruktur dari anggaran pemerintah yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan berkurang pada masa tahun politik mengingat dampaknya yang baru dirasakan pada jangka menengah dan panjang. Dalam analisis LPEM FEB UI, belanja modal pemerintah mengalami penurunan pada tahun-tahun pelaksanaan pemilu di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun