Pada awalnya, ASEAN yang didirikan pada 6 Agustus 1967 bertujuan untuk menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara oleh lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Dalam perkembangnya lebih lanjut kerja sama ASEAN juga bertujuan memajukan perekonomian negara-negara dalam kawasan ini.Â
Saat ini keanggotaan ASEAN terdiri atas 11 negara yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam dan Timor Leste, yang merupakan anggota termuda. Berbagai bentuk kerja sama dalam kerangka ASEAN dilaksanakan sebagai bentuk strategi memajukan masyarakat negara-negara anggota ASEAN, termasuk industri pariwisata.
Dalam bidang pariwisata, terdapat berbagai kerja sama yang dilakukan, yang salah satu berupa ASEAN Tourism Forum (ATF). Ini merupakan bursa kerja sama dan promosi pariwisata antar negara ASEAN beserta negara-negara mitra ASEAN termasuk kalangan industri.Â
Tujuannya adalah memajukan pariwisata di kawasan ASEAN, menjadikan kawasan ASEAN sebagai salah satu destinasi unggulan karena di kawasan inilah terdapat keragaman budaya Asia. Para kepala negara ASEAN nampaknya juga menyadari bahwa ASEAN memiliki kekhasan budaya yang khas, unik hanya dapat ditemukan di kawasan ini.Â
Oleh sebab itu pariwisata budaya pula yang dipandang menjadi keunggulan pariwisata ASEAN. Melalui kemajuan pariwisata di kawasan ASEAN, maka kawasan ini diharapkan dapat menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi dunia.
Cita-cita ini tidaklah mengada-ngada, mengingat kawasan ini memiliki potensi ekonomi yang besar, misalnya bila dilihat populasinya yang mencapai sekitar 662 juta jiwa, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) negara-negara anggotanya yang bila digabungkan mencapai sekitar 3,2 triliun dolar AS.
Di sinilah terdapat benang merah antara pariwisata budaya yang menjadi kewenangan pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Badung dengan pengembangan masyarakat ASEAN.
Pariwisata Badung yang berbasis pada pariwisata budaya tersebut telah amat selaras dengan konsep kepariwisataan yang dikembangkan di ASEAN, yaitu pariwisata yang berbasis multikulturalisme budaya bangsa Asia.
Kebijakan yang ditempuh Pemerintah Kabupaten Badung ini selaras dengan visi ASEAN Tourism Strategic Plan 2016-2025 yaitu: "By 2025, ASEAN will be a quality tourism destination offering a unique, diverse ASEAN experience, and will be committed to responsible, sustainable, inclusive and balanced tourism development, so as to contribute significantly to the socioeconomic well-being of ASEAN people".Â
Kebijakan yang ditempuh Pemerintah Kabupaten Badung dalam mengembangkan pariwisata yang berbasis budaya dengan demikian berkontribusi terhadap pengembangan pariwisata ASEAN.
Ketika setiap daerah di negara-negara ASEAN mengembangkan konsep pariwisata budaya sesuai dengan kekhasan budaya masing-masing, tidak sekadar menjiplak, maka niscaya ASEAN akan maju. Negara-negara ASEAN akan menjadi satu kesatuan destinasi pariwisata unggul dan khas, yang tidak dapat ditemukan di belahan dunia lainnya. Bila hal tersebut dapat diwujudkan, maka melalui pariwisata, ASEAN akan menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi dunia.