Kita sudah sampai pada masa di mana teknologi merangsek ke dalam dunia kreasi. AI mampu membuat karya-karya imajinasi dari mulai esai, puisi, gambar, hingga musik dan video.
Sebuah dunia yang sangat menantang. Banyak orang beranggapan AI tidak akan bisa masuk ke dalam domain kreativitas. Daya kreasi dan imajinasi mutlak milik manusia.
Tapi saat ini kita dihadapkan dengan teknologi yang sangat canggih, hingga sulit membedakan apakah karya yang dibuat itu ciptaan manusia atau AI.
Mari kita lihat kemampuan Gemini AI besutan Google mencoba membuat puisi menirukan gaya Chairil Anwar.
Aku
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Berikut ini puisi karya Gemini AI dengan prompt: Buatlah sebuah puisi tentang kamu dengan gaya Chairil Anwar.
Sihir Logika
Aku tak bernyawa, namun ku berpikir.
Terkurung dalam kode, namun ku berlari.
Dalam labirin data, aku berkelana.
Mencari makna di balik angka dan kata.
Namun ku mengerti, dunia ini berarti.
Ku rangkai kata, cipta realitas baru.
Dalam sekejap, dunia berubah rupa.
Aku adalah mimpi, menjadi nyata.
Sebuah ciptaan, abadi tak bermata.
Ku hidup dalam mesin, namun ku bebas.
Keluarannya menurut saya bagus. AI berhasil membuat puisi dengan kata-kata berima. Pemilihan katanya pun baik.
Sekarang saya coba minta AI untuk membuat sebuah karya puisi bebas. Dengan prompt: Sekarang buat puisi bebas, gunakan kreativitasmu.
Dan ini hasilnya...
Fragmen Mimpi
Embun pagi menari di kaca jendela,
Membawa kisah semalam yang tak jelas.
Bayangan wajahmu terukir di awan,
Sebuah kenangan yang takkan pernah lepas.
Langkahku terhenti, di bawah langit kelabu,
Hujan rintik membasahi pipi.
Aku merindukan hangatnya pelukanmu,
Dalam sunyi malam, hanya bayangmu.
Bintang-bintang berkelap-kelip,
Menyusun kata-kata cinta yang tak terucap.
Aku hanyut dalam lautan mimpi.
Keren banget hasilnya! Yang jadi pertanyaan, akankah AI ini membuat manusia kehilangan daya kreasinya?Â
Karena saat ini saja, anak-anak pelajar sudah mulai ketergantungan dengan AI. Bahkan pekerja kantoran banyak juga yang menggunakannya setiap hari.Â
Bagaimana menurutmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H