Menurutnya, dengan sumber daya alam yang kaya namun kesejahteraan masyarakatnya masih jauh tertinggal, membuat harus meningkatkan kapasitas diri setiap individu melalui pendidikan berkualitas.
Ronald sendiri menjadi Arsitek dan merupakan peranakan Sentani dan besar di Wamena jadi tahu berbagai hal tentang kondisi sosial di pesisir, gunung dan daratan Papua. Ia dapat dapat melihat berbagai sudut pandang dan budaya masyarakat yang berbeda karakter.
Ronald berkomitmen atas dorongan pribadinya untuk kontribusi terhadap Papua dengan klinik bersalin di Sentani Jayapura, dibuat seperti rumahan dengan uang pribadinya. Menurutnya, partisipasi dala pembangunan harus diawali dengan peduli terhadap banyak hal.
Ronald juga menyoroti soal kesejahteraan yang berawal dari kualitas demokrasi sebab pemimpin yang sudah selesai dengan dirinya sendiri akan berdampak langsung terhadap kebijakan yang diambil atas kepentingan masyarakat.Â
Proses demokrasi berkualitas selalu memberikan kesempatan pada orang baik dalam menjalankan tugas penting.
"Modal politik dan balas budi politik yang membuat kondisi tidak netral dan tidak mempertimbangkan the right man on the right place Papua punya kualitas udara air dan tumbuhan tanpa pupuk namun subur makmur. Ini yang harus diluruskan dan diberikan kapasitas agar sumber daya alam dan sumber daya manusianya berimbang." Tabah Ronald.
Pemegang kepentingan belum berusaha memajukan petani Papua dengan memberikan infrastruktur pertanian, sampai hari ini masih banyak yang menggunakan sistem tradisional sehingga menghambat produktivitas juga pemasarannya.
Di samping itu, masih ada suku terasing di Papua di tengah modern nya zaman ini. Oleh karena itu penting untuk membangun mental serta infrastruktur yang dapat mendorong perubahannya.
Pendidikan sangat perlu dimajukan kualitasnya agar lebih merata, keadlian pemerintah di tingkat bawah sampai atas serius membangun pendidikan yang berkualitas dari mulai kurikulum guru dan lain-lainnya harus dilakukan secara kontekstual begitu pula untuk fasilitas kesehatan dan kegiatan perekonomian harus dikerjakan secara tuntas tidak setengah-setengah.
Membangun Papua tidaklah mudah, banyak tantangan geografis dan masing - masing penanganan berbeda. Pihak mana pun wajib melihat Papua secara utuh untuk serius memajukannya.
Pengawasan terhadap pemerintahan juga harus selalu diawasi dan dievaluasi, misalnya jika ada penyimpangan anggaran negara, harus segera ditindak. Jadi pembangunan tidak tersendat.
Dalam penutup diskusi, Nanny Uswanas berpesan "Pandangilah kami seperti manusia pada umumnya mohon tidak memandang kami adalah sekadar objek lucu yang tempat dan kekayaan alamnya dimanfaatkan namun tuan rumahnya diabaikan dan hanya dipandang sebelah mata."