Membicarakan ibu tak akan pernah ada habisnya. Ibu makhluk kuat dan multitasking yang tak ada bandingannya. Seorang ibu akan rela berbohong supaya anaknya lebih dulu makan kenyang dan rela hak nya dikesampingkan asal kebutuhan keluarganya terpenuhi dengan baik. Bagi ibu, keluarga adalah yang utama dan taka da kebahagiaan yang dirasakan selain melihat keluarganya bahagia dan tersenyum.
Pada 22 Desember 2019 lalu, saya merasakan  privilege dapat diundang ke acara peringatan Hari Ibu 2019 bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Kompas TV di Ritz Carlton Jakarta. Terima kasih saya haturkan kepada Kompasiana yang telah mengundang ke acara luar biasa ini. Tak lupa juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Mba Yayat yang sudah mengajak saya langsung via WA.
Hadir di acara Hari Ibu ini, membuat saya semangat dan hati senang. Karena begitu banyak perempuan hebat yang menjadi peserta acara ini dan datang dari banyak tempat dengan latar belakang yang beragam.
Para peserta mengenakan baju adat setiap daerah sambil menikmati makan siang sebelum acara dimulai. Kesempatan ini saya gunakan untuk berfoto bareng dengan sesame perempuan yang mengenakan pakaian-pakaian adat indah dari berbagai daerah. Mulai dari Dayak, Sunda, NTT, Batak, Padang, Palembang , Aceh, Nias dan masih banyak lagi.
Memasuki acara, kami larut dalam lantunan Lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan bersama dengan kompaknya. Moment seperti ini yang sangat saya sukai. Jarang soalnya menyanyikan lagu kebangsaan dalam keseharian. Kalau gak di acara seperti ini.
"Tak ada salahnya perempuan menjadi pemimpin, perempuan sering punya ide brilian yang dapat menjadi partner pemimpin laki-laki untuk menjalankan roda pemerintahan atau ogranisasi. Kapolri, Panglima ABRI atau apapun why not perempuan? Presiden saja bisa perempuan apa lagi yang lainnya." Ucapan Bu Mega yang berapi-api ini disambut riuh tepuk tangan hadirin.
"Contoh nyata, perempuan Indonesia yang telah berjuang sejak dulu langsung di medan pertempuran, patut diteladani keberanian seorang laksamana laut perempuan pertama di dunia, yaitu Laksamana Malahayati dari Aceh. Yang berani satu lawan satu dengan penjelajah dari Belanda Cornelis de Houtman yang akan mencuri rempah-rempah." Ini luar biasa dan bisa menjadi cermin perempuan Indonesia. Tambah Ibu Mega.
Ibu Mega juga menekankan bahwa keterwakilan perempuan dalam segala aspek sangat diperlukan untuk memengaruhi kebijakan dan solusi yang akan dicapai. Misalnya, kasus kekerasan pada rumah tangga, pelecehan seksual dan perdagangan perempuan. Jika ada wakil perempuan di dalamnya, kebijakan-kebijakan terkait masalah ini bisa dibuat berdasarkan sudut pandang perempuan itu sendiri.
Ibu Sri Mulyani membahas tentang kiprah perempuan yang dipercaya memegang jabatan atau kepemimpinan tertentu, ada baiknya diberikan apresiasi dua kali lipat dari seperti biasanya. Karena perempuan melakukan suatu jasa dalam kepemimpinannya, sudah pasti memakai effort yang maksimal.
Dalam pekerjaannya, perempuan banyak yang dikorbankan. Mulai dari waktu untuk me time, meninggalkan keluarga, kelelahan lahir dan batin dan banyak lagi. Makanya itu, patut diapresiasi dengan memberikan reward yang lebih dari yang diterima laki-laki.
Ibu Sri Mulyani berpesan, bahwa seorang ibu harus mampu menjadi manajer rumah tangga yang baik namun jangan lupa untuk berkarya dan beraktualisasi dalam waktu-waktu yang fleksibel. Yang tak mengganggu pekerjaan rumah tangga dan tidak lupa bercengkrama dengan keluarga.
Angkie mendirikan Thisable sebagai bentuk kepedulian atas sesamanya yang difabel. Memberikan kesempatan untuk berkembang dan empowerment dalam satu wadah. Kesulitan-kesulitan dan diskriminasi terhadap kaum difabel kini menemukan solusi untuk berkarya dengan fasilitas yang memudahkan juga menemukan peluang kerja yang sama dengan orang normal.
Angkie mengatakan bahwa dirinya tak pantang menyerah saat banyak tantangan dan hambatan yang menyertainya ketika memperjuangkan hak-hak kaum difabel.
"Alhamdulillah sampai saat ini, lebih banyak dukungan dari berbagai pihak untuk meneruskan langkah membesarkan Thisable agar teman-teman kaum difabel memperoleh hakl yang sama dalam memperoleh kesempatan di segala bidang." Ungkap Angkie.
Baby Siti Salamah, selaku Deputi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila pun memberikan semangat kepada para para ibu dan calon ibu yang hadir. Menurutnya, menjadi ibu di era kini sangat berat tantangannya. Sehingga diperlukan multitasking dalam memberikan didikan pada anak-anaknya agar mau memahami keberagman di negeri ini. Demi menciptakan keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
Acara yang mengesankan ini diakhiri dengan ramah tamah dan foto bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H