Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Buzzer Politik Sebaiknya Bersikap Elegan!

5 Februari 2019   13:55 Diperbarui: 7 Februari 2019   13:52 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hal ini, semestinya buzzer politik berfungsi sebagai pelurus dari keriuhan yang disebabkan pemberian informasi yang salah. Buzzer bisa membantu tim sukses untuk memberikan klarifikasi berdasarkan data yang valid. Bukan ikut merusuh dengan menjadi kompor.

Saya yakin, pihak pemberi job dan koordinator masing-masing kubu tak ada yang memberikan brief "harus menjelekkan lawan". Kemungkinan jika ada yang menjelekkan lawan, itu biasanya di luar pengawasan koordinator.

Saya pernah menjadi buzzer politik sejak 2012 saat pilgub DKI dan 2014 saat Pilpres. Namun untuk tahun ini, saya tidak mengambil pekerjaan menjadi buzzer politik. Alasannya banyak pertimbangan yang tak bisa saya ceritakan.

Namun saya ingin berbagi tips menjadi buzzer politik yang elegan dari pengalaman saya, sebagai berikut:

Taat pada Brief
Saya yakin, setiap pemberi job tak akan ada yang memberikan briefing bahwa di buzzer harus kasar dan memojokkan lawan. Kecuali utuk adu program dan mengungkap fakta lawan sesuai data yang kuat dan valid, masih oke. Sekali lagi, harus sesuai data yang kuat.

Fokus pada Program dan Kegiatan Paslon
Menebarkan hal-hal positif yang dipunyai masing-masing paslon, seperti kegiatan, program, visi misi dan sikap kolaboratif paslon dengan semua pihak yang kita sampaikan di sosmed akan lebih ngefek mendulang simpati masyarakat dibanding dengan menyuarakan keburukan lawan.  

Tahu, Paham, Menguasai Materi yang Dibicarakan
Banyak buzzer yang banyak-banyakan nge-tweet atau berbicara di semua lini akun sosial media, tapi hanya menuliskan sesuai informasi dari "katanya-katanya" yang digoreng sendiri tanpa konfirmasi data atau fakta. Bahkan ada yang tak memahami apa yang dia bicarakan.

Jadi, menjadi buzzer politik juga musti banyak baca, ngobrol dengan narasumber kompeten, terjun ke lapangan untuk mengais informasi aktual dan belajar politik walau cuma dasarnya. Jadi, tidak asbun.

Mau Memberi Masukan pada Koordinator
Jika materi yang menjadi bahan ada keganjilan atau sesuatu yang tak sesuai dengan norma, jangan takut untuk memberi masukan membangun pada koordinator. Koordinator malah akan senang jika masukan tersebut disertai alasan kuat. Jangan lupa, untuk saling mengingatkan juga ke sesama buzzer.

Meluruskan, Bukan Memutarbalikan Fakta
Jika ada kesalahan di pihak paslon yang kita dukung, sebaiknya diluruskan dengan menginformasikan langkah perbaikan yang sudah dilakukan, jangan sesekali memutarbalikkan fakta yang tidak rasional dengan maksud ingin membela.

Sebaiknya bela dengan bantu meluruskan sesuai data juga. Jika tak mendapat informasi terkait jawaban yang dibutuhkan, silakan koordinasi dengan PIC atau meminta bahan dan data yang lebih kuat lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun