Akhirnya Indonesia punya MRT! Mass Rapid Transit ini adalah Moda transportasi yang banyak diimpikan dan dinanti. Sejak ada rencana pembangunan pembangunan Fase 1 MRT Jakarta dengan rute Bundaran HI -- Lebak Bulus di Tahun 2012, saya sudah mengikuti perkembangannya, baik melaui website maupun surat kabar. Dan selalu mampir ke booth MRT di Jakarta Fair setiap tahunnya.
Malah pernah menang lomba membuat cerpen tentang MRT Jakarta yang diadakan booth MRT di Jakarta Fair dan alhamdulillah senangnya karena saya dapat juara ke-dua.Â
Setelah itu, saya semakin dekat dengan MRT. Bahkan ketika ada kontra saat progres pembangunan di sepanjang Jalan Fatmawati, saya suka gemas ingin memberi tahu masyarakat, bahwa keribetan yang bikin macet dan berantakan itu cuma sementara, setelah selesai kan dapat kenyamanan jangka panjang.
Untunglah saya selalu dekat dengan orang-orang baik, saat progres pertama pembangunan MRT Jakarta ini pun ada Mba Dewi yang mengajak saya untuk melihat tunnel atau terowongan MRT sebelum jadi.
Oh ya, menurut update per 25 Januari 2019, untuk progress pembangunan Depo & Stasiun Layang serta bawah tanah sudah rampung 98,59% dan perkiraan akhir Maret ini mulai dikomersialkan, jika tak ada hambatan.Â
Menurut Silvia Halim, Direktur MRT Jakarta, pembangunan akan diupayakan ngebut agar Maret bisa beroperasi sesuai dengan target.
Oh ya, bagaimana rasanya ketika saya mencoba MRT Jakarta kemarin? Masih belum move on takjubnya. Mulai dari menuju stasiun bawah tanah di Bundaran HI, menunggu kereta jalan, saya sudah merasa nyaman. Kereta MRT nya bersih, warna bangku biru muda dengan AC yang suhunya stabil.
Ikut uji coba MRT fase 1 ini, kami diharuskan memakai APD (Alat Pelindung Diri) mulai dari rompi, helm dan sepatu boot. Karena saat itu proyek di dalamnya masih jalan jadi kami diharuskan memakai APD semata untuk menjaga kenyamanan.
Kereta MRT yang saya coba namanya Ratangga, jadi, nantinya setiap rangkaian kereta akan punya nama masing-masing.
Jadwal keberangkatan sepuluh menit sekali dan dipastikan tepat waktu. Jadi, nantijika teman-teman mau naik MRT, harus benar-benar standby sesuai jadwal kalau gak mau ketinggalan.
Kereta yang beroperasi nantinya ada 16 rangkaian. Setiap satu rangkaian, akan ada 6 kereta. MRT masinisnya tak menjalankan kereta secara langsung. Jadi, kereta akan jalan sendiri sesuai perintah yang dioperasikan masinis dari stasiun. Keren ya?
MRT Jakarta fase 1 ini melewati 13 Stasiun dengan jarak tempuh 30 menit dari Lebak Bulus ke Bundaran HI juga sebaliknya. Stasiun terbesar dari 13 yang ada, adalah Stasiun Dukuh Atas, tempat integrasinya MRT ke Trans Jakarta dan moda transportasi lainnya.
Sangat takjub dengan fasilitas baru yang diidamkan ini. Apalagi nanti, di setiap stasiun ada lapak UMKM dengan produk Kriya, Fashion, Food dan lain sebagainya. Gak akan bikin bosan tentunya saat di stasiun, bisa shopping dulu atau sekadar melihat-lihat suasana modern dan nyaman di dalam stasiun.
Untuk pembayaran, selain pakai kartu dari MRT sendiri, nanti juga bisa pakai kartu-kartu prepaid dari bank-bank yang bekerjasama dengan MRT Jakarta. Tarif MRT jika disetujui oleh pemprov adalah Rp.8.500 per 10 Km perjalanan.
Bagi perusahaan yang ingin bermitra dengan MRT, ada beberapa stasiun yang membuka kerjasama untuk menamai stasiun dengan nama brand perusahaan dengan kontrak eksklusif selama lima tahun.
Semoga infrastruktur transportasi Indonesia semakin maju dan berkualitas serta masyarakatnya punya kesadaran untuk menjaga fasilitas publik dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H