Saya belum pernah nonton sinetron "Preman Pensiun" sebelumnya. Kata para penggemarnya waktu sinetron ini booming di televisi, ceritanya bagus dan dekat dengan keseharian biasanya. Tapi lagi-lagi saya gak sempat nonton karena jarang sekali nonton televisi.
Pas ada undangan screening Film Preman Pensiun, saya tanpa pikir panjang langsung menyanggupi untuk ikut. Ternyata memang ini film yang high entertainment menyuguhkan karya yang tak setengah-setengah. Menceritakan kondisi lingkungan yang selalu didominasi preman di Kota Bandung. Sangat unik dan menghibur.
Mengapa unik? Melihat kondisi para preman di Bandung yang kelihatan garang namun sikap tetap lembut dan santun. Menceritakan lokasi-lokasi yang memang saya ketahui. Mengingat saya lahir dan besar di Kota Bandung.
Saya merasa adegan-adegan yang saya saksikan adalah dejavu. Sebab sama persis seperti yang dulu saya saksikan waktu kecil. Saya tinggal di daerah Kiaracondong saat kecil lalu saat remaja pindah ke daerah Cimuncang dekat Cicaheum. Kondisi premannya memang seperti itu.
Film Preman Pensiun yang dibintangi Epy Kusnandar sebagai Kang Muslihat, tokoh sentral yang membawahi anak buah mantan premannya yang sudah insyaf dan melakukan usaha pembuatan kicimpring (sejenis krupuk yang terbuat dari singkong) dan usaha-usaha lainnya.
Para preman ini pensiun karena sesuai amanat Kang Bahar (Didi Petet) yang ceritanya telah meninggal. Kang Bahar walau telah meninggal masih dihormati oleh semua orang bahkan anaknya Kang Bahar, Kinanti (Tya Arifin) pun, masih dijaga dan dihargai oleh seluruh mantan preman.
Jalan cerita yang dimulai dari kedatangan Gobang (Dedi Moch Jamasari) ke Bandung untuk menyelidiki pembantai yang menghabisi adik iparnya hingga meninggal. Dilakukanlah reuni kecil bersama para mantan preman tersebut dengan tujuan untuk bersama-sama menyelidiki kasus ini.
Di sisi lain, cerita diwarnai kisah keluarga Kang Muslihat yang harmonis dan punya komunikasi bagus dalam keluarganya. Bersama istri, Esih (Vina Ferina), anaknya, Eneng, dan ibunya yang satu rumah selalu ada kisah menarik yang menjadi inspirasi. Dapat dihubungkan juga dengan parenting saat Kang Muslihat dan istrinya duduk bareng berdiskusi untuk menerapkan didikan yang cocok untuk anak gadisnya.
Menarik lagi, kelucuan Murad (Deni Firdaus) dan Pipit, duo mantan preman yang sudah berhasil kerja menjadi security di supermarket. Mereka ke mana pun selalu satu paket dan kelakuannya benar-benar gak biasa. Di balik kegarangan Murad dan Pipit, ada sikap care dan kelembutan. Kekompakannya dalam bertugas selalu penuh tanggung jawab.
Deni Firdaus pemeran Murad ini adalah mantan preman sungguhan yang berkesempatan menjadi aktor. Deni sangat bersyukur atas berkahnya tersebut. Menurutnya, era digital ini sangat memberikan banyak kesempatan pada siapapun.
"Tak ada alasan buat bilang susah cari kerja," Ujar Deni dalam acara press screening di Epicentrum Jakarta.
Bagaimana aksi Gobang menyelidiki kasus yang menimpa adik iparnya? Siapa pembantainya? Dan bagaimana Kang Muslihat bersikap terhadap persoalan ini? Jangan lupa nonton film ini segera di bioskop terdekat.
Film Preman Pensiun penuh inspirasi dan ada beberapa quote yang menyentuh dan memaksa kita untuk menyelesaikan setiap permasalahan secara mandiri. Yaitu quote dari Kang Bahar yang berbunyi, "Setiap pertanyaan harus terjawab di kamu dan setiap permasalahan harus selesai di kamu".
Tak heran jika film ini merupakan dedikasi untuk Almarhum Didi Petet karena isinya banyak pesan moral yang disampaikan Kang Bahar untuk para mantan preman agar bisa bertanggung jawab kepada keluarga juga semua teman-teman yang sudah dianggap keluarga sendiri.
Film Preman Pensiun diproduksi oleh MNC Pictures tayang mulai 17 Januari 2019 di seluruh bioskop Indonesia. Yuk jangan sampai ketinggalan untuk nontonnya! Jangan lewatkan nuansa Kota Bandung dengan musik angklung yang khas di film ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H