Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menanamkan Kejujuran dan Memutus Rantai Budaya Suap pada Anak Saat Memasukkan Mereka ke Sekolah

22 Juli 2018   09:09 Diperbarui: 22 Juli 2018   09:57 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah, anak saya sejak dulu ketika mau masuk SMP pun sudah paham, bahwa menyogok itu tidak baik dan berdosa. Jadi, anak saya tidak ada ambisi atau berharap orangtuanya untuk menyogok agar bisa masuk SMP atau SMA negeri favorit.

Seandainya diperbolehkan agama, mengeluarkan puluhan juta untuk menyogok itu saya mampu. Tapi saya tidak ingin melanggar ajaran agama yang saya yakini. Sia-sia lah sholat, ngaji dan semua amal kebaikan jika digugurkan hanya karena sogok menyogok. Saya tidak mau hal itu terjadi.

Masuk SMP atau SMA Negeri, haruskah?

Sebenarnya, jika mendapatkan SMP atau SMA Negeri secara murni karena nilai dan kemampuan, atau lulus karena jalur prestasi, itu adalah sangat bagus, baik dan layak. Karena anak masuk negeri berdasarkan kemampuan. Maka berhak masuk di negeri dengan biaya yang lebih rendah, fasilitas terjamin oleh pemerintah dan mendapat keistimewaan.

Tetapi, jika anak masuk negeri karena "maksa" apalagi disertai nyogok dan manipulasi SKTM padahal masih mampu. Ini  sama saja dengan mengajarkan secara langsung pada anak untuk berbohong. Padahal tujuan anak dimasukkan sekolah agar dapat berbudi pekerti luhur, berlandaskan agama dan punya sikap yang baik. Tapi, belum apa-apa, anak sudah dicekoki, diberi contoh yang tak semestinya oleh orangtuanya langsung. Bagaimana?

Bukan hal mustahil jika ke depannya anak akan meniru sikap orangtuanya tersebut. Jadi, rantai sikap dan kebiasaan menyuap ini tidak akan terputus. Akan terus diturunkan ke generasi berikutnya. "Yang penting anak masuk SMP atau SMA Favorit"

Padahal, rezeki dan ketentuan takdir sudah diatur oleh Allah SWT. Kita hanya berusaha. Ya! Berusaha dan ikhtiar adalah penting. Jika sudah melakukan dua hal tersebut belum memenuhi harapan yang diinginkan, sebaiknya berlapang dada dan mencari alternatif lain yang lebih baik tentunya.

Masuk SMP atau SMA Swasta, bagaimana?

Jika rezekinya masuk SMA swasta, di manapun ya jalani sepenuh hati. Yang penting anak belajar dengan baik dan tekun, mempunyai goal setelah lulus mau ke mana? Toh kurikulum negeri dan swasta pun sama. Masuk swasta pun dapat menjadi lulusan unggulan dan bisa menjadi suatu yang dicita-citakan.

Kesempatan di masa depan tak akan berpihak hanya pada yang sekolah atau kuliah di negeri saja. Tetapi masa depan cerah akan berpihak pada anak yang sungguh-sungguh belajar mendalami minatnya semaksimal mungkin dan mempunyai karya.

Mencapai Masa Depan Cerah Harus Bagaimana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun