Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Time Is More Valuable Than Money

6 Januari 2014   09:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_314015" align="aligncenter" width="346" caption="Time Is More Valuable Than Money. Dampak Transportas Pada Hidup Kita"][/caption]

Waktu yang bergulir tak pernah akan kembali dan terganti. Semua akan berlalu begitu saja tanpa kompromi. Waktu yang tak teratur akan habis untuk hal-hal yang seharusnya dimanfaatkan untuk hal yang lebih penting. Misalnya saat menghabiskan waktu berjam-jam di kemacetan dan menunggu antrian taksi. Waktu yang seharusnya digunakan untuk berbagai kegiatan produktif atau hal yang lebih bermanfaat malah terbuang begitu saja. Bicara masalah waktu, sangat erat juga dengan dampak transportasi dalam hidup kita. Yoris Sebastian peraih International Young Creative Entrepreneur of The Year award 2006 ini menuliskan hal ini dalam sebuah buku berjudul Time Is More Valuable Than Money. Review Pada halaman awal Yoris mengungkapkan bahwa misteri waktu tak pernah bisa dipecahkan sekalipun oleh orang genius sekaliber Albert Einstein. Waktu yang berhubungan dengan teknologi pun dibahas dengan seksama, mulai dari efektivitas perangkat komunikasi sampai teknologi yang menunjang sarana transportasi masa kini. Yoris mengungkap data yang dirilis oleh Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) dari 5,4 juta komuter, sebanyak 50% menggunakan bus dan angkutan umum sejenis, 44% menggunakan mobil pribadi dan sepeda motor, serta hanya 3% menggunakan kereta api. Setiap pagi dan sore pemandangan di jalanan akan penuh sesak. Waktu yang dihabiskan di jalanan oleh para komuter biasanya lebih dari 2 jam. Tentu saja sangat menghambat produktivitas. Melihat kenyataan itu, Yoris memberikan ide kreatifnya agar suatu saat dapat terwujud kota-kota satelit yang benar-benar mandiri. Sebuah kota baru yang dirancang dengan melibatkan kantor-kantor besar yang punya banyak karyawan. Maksudnya, agar masyarakat dan pengusaha cerdas dalam menggunakan waktu untuk segala aktivitas. Tinggal di mana pun akan selalu bisa beraktualisasi, tak masalah tak ada di pusat kota, selagi dapat optimalisasikan perangkat teknologi untuk berbagai keperluan. Misalnya bisa melakukan kerja di rumah dengan meeting via skype atau menyampaikan laporan via internet. Dan lain sebagainya. Di Bab berikutnya, Yoris mengenang sarana transportasi zama dahulu, seperti Delman, kereta kuda yang danggap mewah pada zaman kolonialisme ini diciptakan Charles Theodore Deeleman seorang insinyur pada masa Hindia Belanda. Dahulu Delman selain merupakan kendaraan kaum priyayi, juga merupakan sarana kendaraan umum bagi masyarakat pada zaman itu, walau Delman sudah tak layak dijadikan kendaraan umum tetapi masih ada nilai sejarahnya yang patut dikenang. Sepeda, becak, bemo, opelet, bus tingkat, trem, kereta api pun ikut dibahas Yoris mulai dari sejarahnya, tantangan bertahannya kendaraan-kendaraan tersebut terhadap kemajuan peradaban dan nilai fungsionalnya. Sementara di Bab berikutnya, Yoris membahas sarana transportasi masa kini, yang sudah lebih modern dan punya berbagai fasilitas menarik, seperti Bus Transjakarta yang lebih nyaman, Kopaja AC dengan fasilitas Wi-fi, KRL dengan gerbong khusus wanita sampai transportasi umum yang terintegrasi dengan mall-mall di kota besar. Ada juga Transportasi Shuttle dan Lyft Rideshare Service yang merupakan inovasi transportasi yang memudahkan warga dalam memenuhi kebutuhan akan transportasi umum yang aman dan nyaman. Untuk Lyft Rideshare Service baru ada di Amerika dan belum berkembang di Indonesia. Dalam buku ini juga Yoris berbagi informasi tentang Komunitas Nebengers yang digagas oleh Andreas Aditya ditahun 2011 , yakni sebuah komunitas yang memberi dan pengguna tebengan. Dengan maksud mengefisiensikan kendaraan pribadi agar lebih fungsional bagi semua orang yang akan berangkat ke satu tujuan yang satu arah dengan pemberi tebengan. Dan membuktikann untuk lbih peduli sesama dengan berbagi tebengan ini. Cara bergabung sangat mudah, hanya follow Twitter @Nebengers dan posting dengan hashtag #BeriTebengan jika ingin sharing kendaraan kita dan #CariTebengan untuk yang ingin mencari. Untuk melihat berbagai testimoni bisa dilihat di #CeritaNebeng. Tak hanya itu, ada juga Bicycle Sharing System, yakni layanan peminjaman sepeda untuk berbagai keperluan dengan harga terjangkau. Program pertamanya dilaksanakan di Amsterdam pada 28 Juli 1965, kini sudah berkembang di Negara Australia, beberapa Negara Eeropa, Cina, Kanada dan di Indonesia baru dilakukan di Bandung, di kawasan Dago dan Buah Batu yang digagas oleh Bandung Creative City Forum (BCCF). Wawasan tentang Information and Communication Tecnology juga dibahas dalam buku ini, yakni penerapan sistem teknologi pada transportasi dengan mengoptimalkan teknologi yang bisa diaplikasikan dalam perangkat smartphone. Misalnya install GPS, Google Maps atau melihat informasi via web tertentu seperti LewatMana.com dan lain-lain. Jadi ketika akan bepergian akan mudah menemukan rute yang dituju. Selain itu, ada aplikasi untuk pemesanan Taksi Bluebird via mobile, tinggal install bisa langsung pesan taksi tanpa harus mengantri. Dengan demikian waktu akan lebih hemat dan efektif. Di Bab terakhir, ada bahasan inovasi transportasi masa depan yang masih dalam bentuk ide, mudah-mudahan akan cepat terealisasi agar kemacetan di semua tempat dapat teratasi. RESENSI Dalam bahasan Buku Time Is More Valuable Than Money (Dampak Transportasi Pada Hidup Kita) membahas berbagai sistem transportasi yang ada di dunia, mulai dari yang paling konvensional sampai modern. Semua diulas untuk memberikan gambaran bagaimana kebijakan kita dalam memilih moda transportasi yang lebih efektif dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Dengan dukungan perangkat teknologi dan penerapan sistem komunikasi dalam kendaraan, akan memudahkan untuk lebih efisienkan waktu, dengan demikian, waktu akan bisa lebih dimanfaatkan untuk hal-hal produktif dan bermanfaat. Dengan dukungan GPS, Google Maps dan mengambil informasi melalui website khusus petunjuk jalan, ini adalah sebagai dukungan teknologi yang benar-benar harus dimanfaatkan. Taxi Mobil Reservation yang diluncurkan oleh Bluebird memberikan solusi terhadap antrian di mall atau hotel yang memakan waktu. Dari buku ini kita jadi terbuka pikiran bagaimana seharusnya memiilih sistem transportasi yang aman, nyaman, murah dan hemat waktu. Sehingga dampak transportasi dalam kehidupan tak akan mengganggu produktivitas serta tak mencuri waktu kita untuk bersenang-senang. Dengan waktu lebih yang kita punya, kita jadi bisa meluangkan waktu untuk sembahyang, periksa gigi ke dokter atau ksehatan lainnya, olah raga, tidur yang cukup, kebersamaan dengan keluarga, nyalon, tidur berkualitas dan lain sebagainya. Judul Buku : Time Is More Valuable Than Money Penulis : Yoris Sebastian Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Harga Buku : Rp.63.000,-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun