Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Lukisan Pelangi Oki Setiana Dewi

10 April 2012   05:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:48 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13340355431519157005

[caption id="attachment_181068" align="aligncenter" width="576" caption="Buku karya Oki Setiana Dewi, Pemeran Ana Althafunnisa dalam Film Ketika Cinta Bertasbih"][/caption] Ketika saya mendapatkan buku ini tiga hari yang lalu dari sebuah event workshop Blogger yang diadakan oleh salahsatu penerbit buku ternama di Kota Bandung, saya terkesan biasa saja, dalam benak saya berbisik "Paling juga ini cuma mengulas kisah seseorang yang lulus casting film Ketika Cinta Bertasbih lalu namanya kini meroket dan bercokol di zona nyaman sebagai artis pada umumnya. Pandangan saya berubah 360 derajat, saat membaca pengantar dari orang-orang yang kompeten dalam edukasi komunikasi, menulis dan pendidik seperti Neno Warisman, Gumilar Rusliwa Somantri (Rektor UI), Reza M Syarief dan Pak Tifatul Sembiring di halaman depan sungguh memberi gambaran tentang seorang Oki Setiana Dewi yang bukan cuma perempuan biasa. Perempuan pejuang dengan sejuta ide dan pemikiran untuk menjadikan makna hidup lebih berarti. Lebih menghentak hati saya, saat membaca prolog di halaman 41, yang mengungkapkan bahwa tulisan pada bukunya diselesaikan selama waktu break shooting selama 4 bulan, sebuah perjuangan yang tak sia-sia. Bab pertama Oki menceritakan kisah masa kecilnya di Batam yang tinggal di mess bersama beberapa keluarga teman ayahnya, yang didalamnya hanya dipisahkan oleh kamar-kamar, Oki dan ketiga adiknya tinggal disana merasa bahagia walau keadaan ekonomi sangat terbatas namun cinta dan kasih sayang kedua orangtua dan adik-adiknya sangat berlimpah sehingga kehidupan dapat dijalani dengan baik dan semangat. Bab kedua sangat menarik lagi, membuat saya hanyut dalam perjalanan Oki remaja, tak hanya mengalami perjalanan seorang remaja masa kini yang pada umumnya masih gelendotan sama orangtua, konsumtif dan selalu ingin disuapi dalam melakukan usaha apapun demi kemajuannya. Oki remaja sangat mandiri, kreatif dan penuh perjuangan, didikan kedisiplinan dari sang Ayah membuat pribadi Oki tangguh dan berani berjuang. Dari Sekedar menuliskan mimpinya di buku diary, Oki selalu mengejar apa yang jadi keinginannya melalui usaha keras dan upaya maksimal, tak heran sedari kecil Oki sudah bekerja menjadi MC dalam setiap perayaan atau acara launching, ikut perlombaan walau belum menang terus diikuti tanpa menyerah sampai akhirnya memenangkan terus berbagai lomba fashion show dengan hadiah yang bisa ditabung dan untuk membeli hadiah bagi adik-adiknya, Oki remaja tak mementingkan kesenangannya sendiri, keluarganya adalah segalanya. Saat SMA Oki sudah menjalani hidup di Ibukota, bergelut dengan segala warna perjuangan keras untuk bertahan hidup di Ibukota seorang diri, masa sekolah yang penuh adaptasi tak menjadi halangan baginya untuk mengejar impiannya agar bisa kuliah di Universitas Indonesia, dengan segala upaya untuk mengelola uang kiriman orangtua untuk biaya hidupnya di Jakarta, walau sempat down dan ingin pulang karena ada saat ia merasa tak sanggup menghadapi ujian yang berat sendirian, namun pendekatannya kepada Allah SWT mampu memantapkan lagi hatinya untuk terus maju. Oki yang terbiasa berprestasi gemilang sempat menurun prestasinya hanya mendapatkan peringkat 12, ibunya sempat kecewa, Oki langsung melakukan evaluasi diri, bahwa dia harus mengurangi kegiatan casting yang bayarannya tak seberapa, di televisi pun hanya nampak kaki atau punggung saja dan Oki kembali menata hidupnya lagi sampai berhasil menembus Universitas Indonesia dengan nilai gemilang dan menjadi siswa terbaik. Berbagai kegiatan dalam organisasi kemahasiswaan diikuti Oki, karena Oki memang gemar menuntut ilmu dan segala hal baru, semuanya itu diyakininya akan berbuah manfaat, kuliah tak hanya mengharap lulus pelajaran dan kegiatan akademik saja, namun kegiatan lain yang punya nilai plus seperti teater, lembaga dakwah kampus dan lain-lain perlu diikuti untuk menambah kualifikasi diri dan memberi manfaat untuk orang lain. Oki bercita-cita menjadi pengajar bukan menjadi artis lagi seperti dulu. Namun dalam masa istiqomah Oki, dihadapkan dalam perang batin saat ditawari temannya casting untuk pemeran Ana Althafunnisa, Semenjak berjilbab sebagai nazar untuk kesembuhan ibunya yang sakit, Oki sudah memantapkan hati untuk menjadi pengajar dan tak tertarik lagi menjadi artis. Setelah teman-temannya meyakinkan bahwa film ini adalah film religius dan pasti akan menebar kebaikan bagi manusia, dengan pikir-pikir dan memantapkan hati akhirnya Oki mengikuti audisi tersebut, audisi yang ketat dan saingan yang sangat luar biasa, dengan Juri orang yang kompeten seperti Habiburrahman El-Shirazy, Neno Warisman, Dedi Mizwar dan Didi Petet. Rangkaian penjurian yang panjang dan menjalani masa karantina dijalaninya dengan tekun dan doa sampai akhirnya memenangkan peran Ana Althafunnisa. Film Ketika Cinta Bertasbih yang didalamnya ada peran Oki sebagai Ana Althafunnisa sukses dipasaran dan menghebohkan perfilman tanah air, sampai mengantarkan Oki sebagai pendatang baru wanita terfavorit dan terbaik pada penghargaan  Indonesia Movie Award (IMA). Segala mimpi pada buku diary Oki sejak kecil sudah terkabul dan semua itu berkat usaha, perjuangan, doa dan memohon ridho Allah swt serta kedua orangtuanya. Pelangi itu telah dilukisnya dengan sempurna. Kesan saya terhadap buku ini : Penulisan memoar yang runut dan apa adanya namun berisikan makna yang sebenarnya dan sangat manusiawi, sehingga siapapun yang membaca buku ini, akan ada perubahan cara pandang, melihat dari cara bijak Oki sebagai penulis dari pengalaman nyata nya menghadapi kehidupan yang tak mudah di ibu kota sendirian sebagai wanita remaja sampai beranjak menuju dewasa, dilakoni dengan semangat dan upaya yang keras, perjuangan tiada henti, segala hal yang menjadi keinginannya terus dikejar tanpa lelah walau sering mengalami kegagalan dan cibiran. Dengan piawainya Oki mengelola ketidakberuntungan situasi yang sangat jatuh menjadi sebuah hikmah dan solusi, disaat mengalami masa sulit Oki justru lebih melecut dirinya untuk melakukan sesuatu, berusaha, evaluasi diri dan lebih mendekatkan diri pada Nya. Pandai memanfaatkan momen berharga dalam hidupnya dan pandai memanfaatkan kesemnpatan yang tak datang dua kali membuat Oki dengan mudahnya mencapai keberhasilan, Oki sangat menjunjung tinggi prinsip Man Jadda Wa Jada. Pergolakan jiwa muda nya tak bermuara pada kebiasaan remaja pada umumnya, perang batin, labil dan segala kemuraman yang ia alami pun mampu ia kuasai untuk tidak sampai terbawa arus, untuk  tujuan meraih cinta Nya dan tidak mengecewakan kedua orangtuanya. Buku ini selain sangat layak baca bagi semua generasi, pesan moral dan sikap perjuangan anak muda yang diwakili Oki adalah patut menjadi inspirasi kawula muda dimanapun. Judul Buku : Melukis Pelangi Penerbit : Mizan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun