Assalamualaikun,
Pada Debat Kandidat Capres putaran pertama kemaren kita cukup tercengang dengan Kepiawaian Jokowi. Hal yang diluar dugaan banyak orang, ternyata Jokowi cukup Cerdas. Kenapa bisa dikatakan begitu,,? Mari sedikit kita Ulas Fakta Kecerdasan Jokowi ini.
Setelah sebelumnya Jkw menggampangkan dan hanya butuh waktu 2 minggu untuk menyelesaikan Sengkarut masalah Jakarta, mari kita simak Pernyataan selanjunya, seperti berikut.
- Sistem yang baik dan program yang baik tidak akan berhasil jika tidak dilakukan Pengawasan. Inilah yang menurut Jokowi Paling Penting.
- Menurut Jokowi, yang paling penting dari semua itu adalah Pengawasan..!
- Menurut Jokowi, dirinya sudah mempraktekkan itu saat menjadi Walikota Solo dan Gubernur Jakarta.
Lalau dimana Masalahnya,,,? Masalahnya adalah ini merupakan BLUNDER ke dua Jokowi dalam mengaluarkan Pernyataan, dalam istilah gaulnya Ngasal Bacot aje loe...!
Kalu memang Jokowi melakukan pengawasan secara Maksimal, kenapa terjadi di Era Jokowi PENGADAAN BUS TRANSJAKARTA nyang BERKARAT,,?
Udar Prastono sang Kadishub DKI jelas adalah bawahan langsung Gubernur. Dan tersangka Korupsi Bus berkarat ini adalah pejabat Eselon I tersebut.
Kalau yang jadi tersangka adaldh PNS Eselon 3 dan 4 di DKI, kita masih bisa terima kalo itu bukan lagi wewenang JKW yang mengawasi. Itu selevel Kepala Dinas.
Lalu pengawasan Jokowi dimana,,,?
Bagaimana Jokowi bicara yang terpenting Pengawasan, jika anak buahnya langsung saja tidak bisa diawasi. Itu bukti bahwa JKW tidak mampu melakukan pengawasan dan hanya OMDO..!
Apa pengawasan versi Jokowi itu hanya blusukan kesana-kemari, datangi kantor lurah dan camat sambil bawa Segerobak wartawan ? Rasanya itu bukan pengawasan...! Itulah yang Pencitraan namanya...!
Tidak usahlah bicara Jokowi datangi kantor lurah dan camat untuk laksanakan Pengwasan. Jika manajemen organisasi berjalan baik, harusny itu tgs Walikota, bukan Gubernur..!
Tapi karena manajemen pemerintahan Jakarta dibawah Jokowi tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka Jokowi mencari sekaligus punya ruang untuk Pamer dan Pencitraan.
Atau boleh jadi Jokowi memang sengaja tidak memperbaiki sistem organisasi pemerintahan, sehingga selalu punya alasan untuk melakukan pencitraan berdalih pengawasan. Kenapa kita Berhak Berprasangka demikian,,,,?
Fakta kursi Sekda DKI Jakarta yang sudah kosong sejak lama, hingga kini belum terisi, mungkin jadi adalah sebuah KESENGAJAAN. Begitu susahkah mencari Sosok yang pantas menjadi Sekda di DKI yang terkenal mempunyai SDM no satu di Republik ini.
Entahlah, sepertinya yang sangat Janggal adalah Betapa Rendahnya Kwalitas Kepemimpinan di Jakarta dalam kurun 2 tahun belakangan. Gubernurnya lebih menunjukkan Dirinya adalah Manager Operasional ketimbang seorang Pemimpin tertinggi di Jakarta.
Mungkin inikah yang disebut Fenomena Kejokowian itu,,??
Wallahuallam,,,,,
Sebelum terlanjur, fikirkanlah fenomena yang disebut Kejokowian ini..! Retorika dan Janji yang Katanya terbukti, walaupun Faktanya sangat bertolak belakang.
Pantaskah Negara Besar ini dipimpin dengan medel ala Kejokowian ini, rasanya itu adalah kepeminpinan KW(aspal) dan cukuplah warga Jakarta yang merasa TerKibuli...!
Wassalam
BA
nb; kesimpulan Kejokowian bukanlah sebuah Kepemimpinan yg Cerdas tapi Cendrung Kemaruk...!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H